Pentingnya Melatih Emosi Positif Anak Sejak Dini

 

Psikolog Klinis Rumah Sakit Jiwa Daerah (RSJD) Atma Husada Mahakam Samarinda, Kalimantan Timur, Elda Trialisa menekankan pentingnya melatih emosi positif pada anak sejak usia dini. "Penting sekali bagi kita untuk mengenali emosi. Namun, sebelum mengenali emosi anak, orang tua memiliki pekerjaan rumah untuk mengenali emosi diri sendiri terlebih dahulu," ujarnya, seperti dikutip Antara, kemarin.

Menurut Elda, manusia memiliki emosi dasar seperti marah, bahagia, jijik, takut, dan sedih. Selain itu, terdapat pula emosi positif yang perlu dikenalkan dan dilatih pada anak, seperti rasa bangga, senang, dan ekspresi kegembiraan melalui tawa.

Elda menjelaskan bahwa proses mengenali emosi diri sendiri menjadi fondasi penting sebelum mengajarkan anak. Orang tua perlu mampu mengidentifikasi emosi yang sedang dirasakan, bukan sekadar menepisnya. Setelah mampu mengenali emosi diri, barulah orang tua dapat mengajarkan anak melalui tiga tahapan. Pertama, mengenali emosi atau mengidentifikasi nama emosi yang dirasakan.

Kedua, memahami alasan munculnya emosi tersebut. Ketiga, belajar cara mengekspresikan emosi dengan cara yang adaptif. "Seringkali orang langsung pada ekspresi emosi tanpa melalui proses mengenali dan identifikasi. Akibatnya, ekspresi emosi menjadi tidak terkontrol, seperti marah yang meledak-ledak atau membanting barang," kata Elda.

Ia menambahkan, pengelolaan emosi yang baik memungkinkan seseorang tetap merasakan marah, namun dengan cara yang lebih terkendali dan tidak merugikan. Elda mengungkapkan, pengenalan emosi pada anak dapat dimulai sejak dini, bahkan sejak usia satu tahun. Pada usia tersebut, anak mulai mengenali emosi dari orang-orang terdekatnya, terutama orang tua atau pengasuh. "Respons anak terhadap berbagai situasi dan perasaan akan sangat mempengaruhi perkembangan pribadinya," ungkapnya.

Anak yang mampu mengenali emosinya lebih mudah mengungkapkan perasaannya, baik positif maupun negatif. Selain itu, pengenalan emosi juga penting untuk menumbuhkan keterampilan mengelola emosi, yang berdampak besar pada kesejahteraan psikologis anak di berbagai situasi, seperti menghadapi kompetisi atau berinteraksi dengan teman sebaya.

Elda mencontohkan pentingnya pengenalan emosi ketika anak terjatuh. Reaksi tertawa saat merasakan sakit bisa menjadi indikasi bahwa anak belum mengenali rasa sakit dengan benar. Dalam situasi seperti ini, orang tua perlu hadir dan menjelaskan emosi yang seharusnya dirasakan.

"Kalau rasa sakit itu tidak apa-apa. Mau sedih, mau nangis boleh. Beri rasa tenang dengan berucap ibu ada di sini, ayah ada di sini, ayo kita obati bersama. Seperti itu melatihnya," katanya menjelaskan.

BERITA TERKAIT

Bahaya, Obesitas Pada Anak Usia 5-19 Tahun Meningkat 10 Kali Lipat

Obesitas anak usia 5-19 tahun meningkat 10 kali lipat dalam 4 dekade di Indonesia yaitu tahun 1975 ke tahun 2017.…

Syarat Anak Diperbolehkan Punya Medsos

  Pemerintah Indonesia telah mengesahkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 17 Tahun 2025 tentang Tata Kelola Penyelenggaraan Sistem Elektronik dalam Perlindungan…

Hari Kebangkitan Nasional, Menuju Generasi Berkualitas 2045

  Oleh : Dr. Taufan Hunneman (Dosen UCIC, Cirebon) Narasi optimistis selalu muncul dalam wacana Indonesia Emas 2045, salah satunya…

BERITA LAINNYA DI

Bahaya, Obesitas Pada Anak Usia 5-19 Tahun Meningkat 10 Kali Lipat

Obesitas anak usia 5-19 tahun meningkat 10 kali lipat dalam 4 dekade di Indonesia yaitu tahun 1975 ke tahun 2017.…

Pentingnya Melatih Emosi Positif Anak Sejak Dini

  Psikolog Klinis Rumah Sakit Jiwa Daerah (RSJD) Atma Husada Mahakam Samarinda, Kalimantan Timur, Elda Trialisa menekankan pentingnya melatih emosi positif…

Syarat Anak Diperbolehkan Punya Medsos

  Pemerintah Indonesia telah mengesahkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 17 Tahun 2025 tentang Tata Kelola Penyelenggaraan Sistem Elektronik dalam Perlindungan…

Berita Terpopuler