BSI Wakili Indonesia di UN ECOSOC Forum, Optimis Keuangan Syariah akan Tumbuh Pesat

 

NERACA

Jakarta-PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) memaparkan konsep keuangan syariah ke dalam kerangka pembiayaan untuk mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs) dalam Joint SDG Fund, dan United Nations Development Programme (UNDP) yang diselenggarakan oleh Pemerintah Indonesia di Markas Besar PBB, New York, Amerika Serikat. BSI menjadi perwakilan Indonesia dalam Side Event of 2025 United Nations Economic and Social Council (ECOSOC) Forum on Financing for Development (FFD) tersebut.

BSI yang diwakili oleh Direktur Keuangan & Strategi Ade Cahyo Nugroho mengatakan, inklusivitas menjadi salah satu nilai unik keuangan syariah yang dilirik oleh masyarakat dunia. Pasalnya, melalui aspek inklusivitas, sektor keuangan syariah menghadirkan layanan yang dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat, terutama dari kalangan yang selama ini underbanked dan unbanked.

BSI menekankan prospek positif perkembangan sektor keuangan syariah global ke depan mengingat karakter keuangan syariah yang berlandaskan prinsip-prinsip keadilan, pemerataan, inklusivitas, dan kesejahteraan masyarakat sejalan dengan SDGs. Oleh karena itu, menurut  Ade Cahyo, keuangan syariah tidak hanya memberdayakan individu tetapi juga memberikan kontribusi yang signifikan bagi dunia yang lebih adil dan berkelanjutan.

“Prinsip-prinsip yang ada di keuangan syariah sangat sesuai dengan cita-cita pembangunan global, yang memperjuangkan manfaat ekonomi riil dan keberlanjutan. Prinsip-prinsip tersebut menumbuhkan semangat untuk saling menguntungkan, yang didukung oleh kerangka etika dan dampak sosial dan lingkungan yang kuat. Selain itu, prinsip-prinsip ini memprioritaskan transparansi, yang menjadikan keuangan syariah bukan sekadar pilihan finansial, melainkan juga komitmen untuk masa depan yang lebih adil dan bertanggung jawab,” kata Cahyo dalam keterangan tertulisnya, Jumat (2/5).

United Nations Economic and Social Council (UN ECOSOC) atau Dewan Ekonomi & Sosial PBB merupakan salah satu dari enam badan utama PBB yang bertanggung jawab dalam mengkoordinasikan kegiatan ekonomi, sosial, budaya, kesehatan serta hak asasi manusia. UN ECOSOC akan mengadakan Konferensi Internasional Keempat tentang Pembiayaan untuk Pembangunan atau Financing for Development (FfD4) di Spanyol pada Juni hingga Juli 2025 mendatang.

Konferensi Internasional Keempat tentang Pembiayaan untuk Pembangunan (FfD4) merupakan pertemuan global tingkat tinggi yang diadakan setiap 10 tahun sekali, dimana para pemimpin negara, bersama dengan organisasi internasional dan regional, lembaga keuangan dan bisnis, masyarakat sipil, dan dan pemangku kepentingan lainnya untuk mendorong kerja sama internasional yang lebih kuat terkait Pembiayaan Pembangunan dan mempercepat pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs). UN ECOSOC Forum on Financing for Development merupakan momentum untuk membahas pandangan strategis dan inovasi tentang isu pendanaan pembangunan menjelang pertemuan puncak Konferensi Internasional Keempat tentang Pembiayaan untuk Pembangunan atau Financing for Development (FfD4).

BSI, menurut Cahyo, memiliki beberapa agenda besar dalam mendukung keuangan syariah yang lebih inklusif dan memiliki kontribusi yang lebih besar terhadap pencapaian SDGs. BSI juga mendukung target pencapaian Net Zero Emission Indonesia pada tahun 2060 dengan berbagai upaya, diantaranya melalui campaign Green Business Culture, menghitung emisi karbon perseroan menggunakan platform Digital Carbon Tracking dan terus berupaya meningkatkan penyaluran pembiayaan berkelanjutan yang fokus pada sektor UMKM, produk ramah lingkungan, dan energi bersih. BSI juga berkolaborasi dengan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), yang berfokus untuk memperluas Islamic Ecosystem dan mempromosikan pembangunan berkelanjutan, lewat kehadiran Green Zakat.

Ada tiga pilar utama yang dipegang BSI dalam mengimplementasikan prinsip-prinsip ESG dalam operasional perusahaan. Pertama, sustainable banking yang terdiri dari inisiatif peningkatkan tata kelola, pengembangan produk keuangan, dan peningkatan penyaluran pembiayaan berkelanjutan. Kedua, sustainable operation yang meliputi inisiatif pencapaian target NZE, transformasi digital, dan perlindungan data pribadi. Ketiga, sustainable beyond banking yang mencakup inisiatif perluasan akses layanan keuangan bagi masyarakat serta optimalisasi distribusi zakat, infaq, sedekah dan wakaf (ZISWAF) untuk memberikan manfaat bagi masyarakat. 

Cahyo menegaskan dalam menjalankan implementasi ESG, BSI memiliki visi untuk menjadi The Best Global Islamic Bank Based on Implementation Sustainable Finance. Dalam mencapai visi tersebut, BSI memiliki sejumlah misi yang terus menjadi komitmen perseroan. Pertama, memberikan akses keuangan berkelanjutan dengan produk dan layanan yang sesuai dengan kebutuhan nasabah. Kedua, menjadi bank yang memberikan kontribusi terbaik kepada ekonomi, lingkungan, dan sosial.

“Selain itu, BSI juga mengumumkan keanggotaan terbaru dalam United Nations Environment Programme Finance Initiative (UNEP FI), yang memperkuat komitmen BSI dengan menandatangani Principles for Responsible Banking. Bersama-sama, kita membayangkan masa depan yang lebih hijau dan bererkelanjutan,” ujarnya. 

Menurut Agustin Arry Yana, Direktur Pendanaan Multilateral Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), pemerintah mengajak serta BSI sebagai perwakilan Indonesia pada UN ECOSOC Forum dengan pertimbangan kuat melihat ekonomi syariah yang memiliki karakter berdaya tahan tinggi (resilience), dengan sifatnya yang adaptif dan fleksibel (agile), serta memiliki sumber daya kuat yang dapat membuatnya tetap berjalan (sustain). BSI juga turut serta dalam memberikan gagasan dan pelaksanaan pembiayaan syariah yang inovatif dan berkelanjutan dalam mendukung pembangunan nasional dan tujuan pembangunan berkelanjutan Indonesia.

Menurut dia, BSI sebagai bank syariah terbesar nasional sekaligus konsisten menjaga perannya sebagai lokomotif sektor keuangan dan ekonomi syariah, merupakan representasi yang tepat bagi Indonesia dalam forum internasional tersebut. bari

 

BERITA TERKAIT

Tari Topeng Mimi Rasinah, Warisan Seni Tari Indramayu

NERACA Indramayu – Tepukan kendang dan ketipung saling bersahutan mengiringi kibasan selendang yang melambai, seperti angin membawa pesan. Sobra, mahkota…

PNM Dorong Pengentasan Kemiskinan Antargenerasi Melalui Beasiswa Pendidikan Bagi Anak Nasabah

NERACA Jakarta – Kemiskinan masih menjadi tantangan besar dalam pembangunan sosial dan ekonomi di Indonesia. Bukan hanya berdampak pada kualitas…

Pembentukan Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih Masuki Tahap Finalisasi, Menkop: Program ini Harus Kredibel

NERACA Jakarta - Tahap pembentukan Koperasi Desa/Kelurahan (Kopdes/Kel) Merah Putih sudah memasuki tahap akhir. Dalam Rapat Finalisasi dipaparkan bahwa skema…

BERITA LAINNYA DI Ekonomi Daerah

BSI Wakili Indonesia di UN ECOSOC Forum, Optimis Keuangan Syariah akan Tumbuh Pesat

  NERACA Jakarta-PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) memaparkan konsep keuangan syariah ke dalam kerangka pembiayaan untuk mendukung pencapaian Tujuan…

Tari Topeng Mimi Rasinah, Warisan Seni Tari Indramayu

NERACA Indramayu – Tepukan kendang dan ketipung saling bersahutan mengiringi kibasan selendang yang melambai, seperti angin membawa pesan. Sobra, mahkota…

PNM Dorong Pengentasan Kemiskinan Antargenerasi Melalui Beasiswa Pendidikan Bagi Anak Nasabah

NERACA Jakarta – Kemiskinan masih menjadi tantangan besar dalam pembangunan sosial dan ekonomi di Indonesia. Bukan hanya berdampak pada kualitas…

Berita Terpopuler