NERACA
Jakarta -Tahun ini, PT Chandra Asri Petrochemical Tbk. (TPIA) mengalokasikan belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar Rp8,8 triliun. Dimana penggunaan capex untuk pembangunan Pabrik Chlor Alkali-Ethylene Dichloride (CA-EDC) dengan total nilai investasi yang akan digelontorkan sebesar Rp15 triliun.
Direktur Legal, External Affairs & Circular Economy Chandra Asri Edi Rivai mengatakan pihaknya telah menggelontorkan investasi awal sebesar Rp1,26 triliun pada 2024 untuk persiapan pembangunan pabrik. "Tahun ini Insya Allah nanti akan kita gelontorkan kurang lebih Rp8,8 triliun, jadi hampir Rp9 triliun untuk memulai proyek tahun ini,"ujarnya di Jakarta, kemarin.
Disampaikannya, pabrik CA-EDC merupakan bagian kompleks petrokimia terintegrasi kedua miliki Chandra Asri yang digerakaan oleh anak usahanya yakni PT Chandra Asri Alkali (CAA). Adapun, proyek ini merupakan bagian dari megaproyek Chandra Asri Perkasa (CAP) 2 yang dilakukan rekonfigurasi.
Untuk diketahui, pabrik bahan kimia tersebut telah resmi menyandang status proyek strategis nasional (PSN) yang didukung pemerintah. Hal ini tertuang dalam RPJMN 2025-2029 dalam Perpres No. 12/2025. "Kita harapkan, karena ini sudah masuk ke dalam PSN, kita harapkan nanti ada kemudahan infrastruktur, jalan tol, logistik dan distribusi sehingga nanti biaya distribusinya akan lebih kompetitif," tuturnya.
Pabrik tersebut akan mulai dibangun pertengahan tahun ini dan ditargetkan mulai berproduksi kuartal I/2027. Lewat pabrik tersebut, TPIA menargetkan dapat mendukung subtitusi impor produk soda kaustik (natrium hidroksida/NaOH). Total kapasitas produksi dari pabrik CA-EDC ini yaitu soda kaustik berbentuk padat sebanyak 400.000 ton per tahun atau berupa liquid/cairan sebesar 827.000 ton per tahun. Proyeksi penyelamatan devisa dari berkurangnya impor produk ini senilai Rp4,9 triliun per tahun.
Produk soda kaustik ini umumnya diaplikasikan pada industri otomotif, pengolahan air industri, industri sabun dan deterjen, nikel, alumina, dan lainnya. Sementara itu, produk Ethylene Dichloride (EDC) akan diproduksi sebanyak 500.000 ton per tahun untuk bahan baku industri PVC industri pipa."Kalau EDC ini 100% ekspor yaitu 500.000 ton per tahun dengan kurang lebih potensinya [perolehan devisa] Rp5 triliun per tahun, itu yang menajdi pendapatan negara dari hasil ekspor," tuturnya.
Edi juga mengungkap terdapat rencana pembangunan fase 2 untuk EDC dengan perluasan kapasitas produksi hingga 1 juta ton per tahun. Di sisi lain, pihaknya juga memproyeksi serapan tenaga kerja dari pabrik CA-EDC ini mencapai lebih dari 3.000 orang. Lebih lanjut, dia menerangkan untuk mendukung pembangunan pabrik ini, pihaknya membutuhkan dukungan dalam hal kemudahan perizinan investasi, kemudahan izin impor garam industri sebagai bahan baku pabrik chlor alkali, hingga keamanan dari segi gangguan komunitas maupun perlindungan pasar.
Masyarakat Anti Korupsi Indonesia (MAKI) mendesak Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengusut dugaan kredit macet yang melilit PT BPD Kaltim-Kaltara senilai…
NERACA Jakarta – Kuartal pertama 2025, PT Timah Tbk (TINS) mencatatkan kenaikan laba bersih dan pendapatan. Dimana emiten tambang dan…
NERACA Jakarta -Emiten produsen beras ternama merek ‘Topi Koki’, PT Buyung Poetra Sembada Tbk (HOKI) mencatat penjualan bersih sebesar Rp365,3…
Masyarakat Anti Korupsi Indonesia (MAKI) mendesak Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengusut dugaan kredit macet yang melilit PT BPD Kaltim-Kaltara senilai…
NERACA Jakarta – Kuartal pertama 2025, PT Timah Tbk (TINS) mencatatkan kenaikan laba bersih dan pendapatan. Dimana emiten tambang dan…
NERACA Jakarta -Emiten produsen beras ternama merek ‘Topi Koki’, PT Buyung Poetra Sembada Tbk (HOKI) mencatat penjualan bersih sebesar Rp365,3…