Menghadapi Sejumlah Tantangan - Pelaku Pasar Modal Diminta Waspadai

NERACA

Jakarta— Dipangkasnya rating Indonesia dan perlambatan ekonomi membawa dampak negatif terhadap pasar modal. Alhasil, indeks harga saham gabungan (IHSG) terkoreksi dalam beberapa hari. Merespon hal tersebut, PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menyebut pasar modal Indonesia menghadapi sejumlah tantangan yang turut membuat IHSG melemah.

Direktur Pengembangan BEI, Jeffrey Hendrik mengatakan, terdapat beberapa sentimen negatif yang masih berlanjut dan patut diwaspadai oleh para pelaku pasar."Faktor-faktor global dan domestik seperti perang tarif antara Amerika Serikat dan negara-negara mitra dagangnya, yang terus memanas,"ujarnya di Jakarta, kemarin.

Selain itu, kata Jeffrey, pemangkasan rating saham Indonesia oleh Morgan Stanley, fluktuasi nilai mata uang rupiah, juga berdampak pada penurunan IHSG. Jeffrey mencatat IHSG telah mengalami penurunan dari level 7.164 pada awal tahun, menjadi 6.647 pada 13 Maret 2025. Bahkan, lanjutnya, pelemahan ini berlanjut ke level 6.500-an hari ini.

Menanggapi kondisi pasar seperti ini, menurut Jeffrey OJK dan Bursa telah menggelar dialog soliditas dan sinergi pemangku kepentingan pasar modal untuk mendengarkan pandangan pelaku pasar modal terhadap kondisi pasar, serta masukan bagi perkembangan pasar modal kita ke depannya. "Meskipun beberapa kali kita menghadapi kondisi yang tidak ringan, pasar modal kita dapat bangkit kembali dan bahkan menorehkan pencapaian positif," ujar Jeffrey.

Dia menyebut tahun ini, jumlah perusahaan tercatat di Bursa naik menjadi 953 perusahaan. Dari sisi demand, jumlah investor pasar modal Indonesia tumbuh lebih dari 780.000 sejak awal tahun sehingga investor pasar modal telah mencapai angka lebih dari 15,6 juta investor. "Kami percaya bahwa pasar modal dapat berperan aktif dalam pencapaian target pertumbuhan ekonomi Indonesia hingga 8 persen pada tahun 2029," tuturnya.

Jeffrey juga mengatakan dari kebutuhan investasi tambahan selama lima tahun yang diestimasikan sebesar Rp14.000 triliun, pasar modal Indonesia berpotensi berkontribusi hingga 61% melalui aktivitas penggalangan dana.  Sementara itu, kontribusi langsung melalui fundraising dapat mencapai Rp1.500 triliun selama lima tahun mendatang melalui inisiatif seperti Lighthouse IPO, penawaran umum BUMN, dan efisiensi proses rights issue.

Sedangkan kontribusi tidak langsung melalui peningkatan valuasi perusahaan tercatat, yang memberikan leverage untuk pendanaan melalui utang hingga Rp6.800 triliun. Jeffrey juga mengatakan ekspansi bisnis perusahaan tercatat dapat meningkatkan penyerapan tenaga kerja dan peningkatan daya beli masyarakat, yang pada akhirnya berdampak pada komponen konsumsi rumah tangga dalam produk domestik bruto.

Dia juga menyebut kontribusi perusahaan tercatat baik melalui setoran pajak yang mencapai Rp185 triliun, maupun dividen kepada para investor yang mencapai Rp367 triliun pada tahun 2023, menjadi bukti nyata dampak pasar modal bagi perekonomian. 

BERITA TERKAIT

Buka Era Baru Investasi Obligasi di Indonesia, Indo Premier Sekuritas Luncurkan IPOT Bond

    NERACA Jakarta – Adopsi obligasi di pasar sekunder di Indonesia masih tergolong rendah, terutama akibat kurangnya pemahaman investor…

Panca Budi Incar Penjualan Rp5,78 Triliun

NERACA Jakarta -Emiten produsen kemasan plastik, PT Panca Budi Idaman Tbk (PBID) membidik penjualan sebesar Rp5,78 triliun pada 2025. Target…

Optimalkan Pasar Domestik - Indonesian Tobacco Bidik Penjualan Tumbuh 10%

NERACA Jakarta – Tahun ini, PT Indonesian Tobacco Tbk. (ITIC) menargetkan pertumbuhan pendapatan hingga 10% di tengah tantangan penurunan daya…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Buka Era Baru Investasi Obligasi di Indonesia, Indo Premier Sekuritas Luncurkan IPOT Bond

    NERACA Jakarta – Adopsi obligasi di pasar sekunder di Indonesia masih tergolong rendah, terutama akibat kurangnya pemahaman investor…

Panca Budi Incar Penjualan Rp5,78 Triliun

NERACA Jakarta -Emiten produsen kemasan plastik, PT Panca Budi Idaman Tbk (PBID) membidik penjualan sebesar Rp5,78 triliun pada 2025. Target…

Optimalkan Pasar Domestik - Indonesian Tobacco Bidik Penjualan Tumbuh 10%

NERACA Jakarta – Tahun ini, PT Indonesian Tobacco Tbk. (ITIC) menargetkan pertumbuhan pendapatan hingga 10% di tengah tantangan penurunan daya…