Sepanjang tahun 2024, PT Mayora Indah Tbk (MYOR) membukukan laba tahun berjalan yang dapat diatrbusikan kepada pemilik entitas induk Rp 3 triliun. Turun 6% dibandingkan Rp 3,19 triliun pada tahun 2023. Laba per saham untuk periode yang berakhir 31 Desember 2024 jadi Rp 134. Ketimbang Rp 143 pada periode yang sama tahun 2023. Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam laporan keuangan yang dipublikasi di Jakarta, kemarin.

Kemudian penjualan Mayora Indah tercatat Rp 36,07 triliun. Tumbuh 14,5% dari Rp 31,48 triliun  di tahun 2023. Namun beban pokok penjualan membengkak 20,33% dari Rp 23,07 triliun tahun 2023 ke posisi Rp 27,77 triliun pada tahun lalu.

Alhasil laba kotor MYOR turun ke Rp 8,30 triliun tahun lalu, dari sebelumnya Rp 8,40 triliun pada tahun 2023 silam. Per 31 Desember 2024, Mayora Indah membukukan total aset Rp 29,72 triliun, liabilitas Rp 12,62 triliun, dan ekuitas Rp 17,10 triliun.

Saham Mayora Indah dengan kode MYOR ditutup turun 1,85% ke Rp 2.120 pada perdagangan Jumat (28/2). Dalam periode year to date (ytd) saham ini anjlok 23,74%. Secara valuasi saham MYOR lagi murah. Rasio price to book value (PBV) MYOR 2,82 kali. Ada di bawah mean PBV standard deviation 3 tahun 3,97 kali. Sedangkan price earning ratio (PER) 15,80 kali, juga di bawah mean PE standard deviation 3 tahun 29,55 kali.