NERACA
Jakarta- Kinerja keuangan PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) catatkan raport merah di 2024. Pasalnya, laba bersih perseroan menurun hampir 30% atau tepatnya 29,83% menjadi Rp3,36 triliun dari Rp4,8 triliun pada 2023. Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam laporan keuangan yang dipublikasi di Jakarta, kemarin.
Selain itu, perseroan juga mencatatkan penurunan penjualan bersih sebesar 8,99% secara tahunan (year on year/YoY) menjadi Rp35,14 triliun dari posisi Rp38,61 triliun pada tahun sebelumnya. Melemahnya penjualan UNVR disebabkan oleh segmen kebutuhan rumah tangga dan perawatan tubuh yang terkoreksi sebesar 10,83% YoY menjadi Rp22,42 triliun.
Adapun, segmen makanan dan minuman berkontribusi sebesar Rp12,71 triliun, turun 5,56% YoY. Sejalan dengan penurunan penjualan, harga penjualan pokok perusahaan juga turun sebesar 5,18% secara tahunan menjadi Rp18,41 triliun. Hal tersebut membuat UNVR meraih laba kotor senilai Rp16,71 triliun sepanjang 2024, atau terkoreksi 12,89% YoY.
Sementara itu, laba usaha UNVR sepanjang tahun lalu tercatat sebesar Rp4,41 triliun. Jumlah ini menurun hingga 29,69% dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai Rp6,27 triliun. Unilever Indonesia juga membukukan EBITDA menyusut 26,83% menjadi Rp5,29 triliun dibandingkan Rp7,23 triliun pada periode sebelumnya.
Dari sisi fundamental, total aset UNVR per 31 Desember 2024 mengalami penurunan sebesar 3,71% menjadi Rp16,04 triliun. Liabilitas perusahaan justru mengalami kenaikan sebesar 4,62% menjadi Rp13,89 triliun, sedangkan ekuitas merosot 36,44% menjadi Rp2,14 triliun. Kas dan setara kas Unilever Indonesia juga mengalami penurunan signifikan sebesar 34,24% secara tahunan menjadi Rp671,18 miliar, dari posisi Rp1,02 triliun pada 2023.
Pada perdagangan kemarin, saham UNVR terpantau melemah di tengah IHSG. Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), saham UNVR ditutup melemah 3,51% ke level Rp1.375. Banderol ini turut mencerminkan penurunan sebesar 27,06% year to date (YtD). Penurunan saham UNVR terjadi seiring dengan rebalancing indeks MSCI Global Standard untuk periode Februari 2025. MSCI diketahui telah mengumumkan evaluasi indeks dengan periode efektif pada 3 Maret 2025 sampai dengan 2 Juni 2025.
Berdasarkan laporan resmi MSCI, total terdapat tiga saham yang terdepak dari indeks MSCI Global Standard. Mereka adalah UNVR, PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk. (INKP) dan PT Merdeka Copper Gold Tbk. (MDKA).
Menyebarkan kebaikan dan kebahagiaan di bulan Ramadan kembali dilakukan Bank DKI. Tahun ini, perseroan menyalurkan santunan sebesar Rp1,7 miliar kepada…
Berbagi kebahagiaan di bulan suci Ramadan dan juga bagian dari tanggung jawab sosial perusahaan, Optik Melawai secara simbolis melakukan penyerahan…
NERACA Jakarta - Pengamat pasar modal Yazid Muammar menilai valuasi murah dan potensi pembagian dividen menjadi katalis bagi harga saham…
Menyebarkan kebaikan dan kebahagiaan di bulan Ramadan kembali dilakukan Bank DKI. Tahun ini, perseroan menyalurkan santunan sebesar Rp1,7 miliar kepada…
Berbagi kebahagiaan di bulan suci Ramadan dan juga bagian dari tanggung jawab sosial perusahaan, Optik Melawai secara simbolis melakukan penyerahan…
NERACA Jakarta - Pengamat pasar modal Yazid Muammar menilai valuasi murah dan potensi pembagian dividen menjadi katalis bagi harga saham…