Pertemuan Bilateral Indonesia-Jepang Sepakat Dorong Ratifikasi Protokol Perubahan IJEPA

NERACA

Lima – Indonesia dan Jepang sepakat mendorong penyelesaian proses ratifikasi Protokol Perubahan Persetujuan Kemitraan Ekonomi Indonesia-Jepang (IJEPA) sehingga dapat diimplementasikan pada 2025. Protokol Perubahan IJEPA ditandatangani pada 8 Agustus 2024.

Hal tersebut mengemuka pada pertemuan bilateral antara Menteri Perdagangan RI Budi Santoso dengan Menteri Ekonomi, Perdagangan, dan Industri (METI) Jepang Yoji Muto. Pertemuan bilateral tersebut berlangsung di Lima, Peru, di sela APEC Economic Leaders’ Week (AELW) 2024.

Dalam pertemuan tersebut Budi didampingi  Direktur  Jenderal  Perundingan  Perdagangan  Internasional Kemendag, Djatmiko Bris Witjaksono.

“Pada pertemuan bilateral ini, kedua negara sepakat mendorong penyelesaian ratifikasi Protokol Perubahan IJEPA. Proses ratifikasi saat ini sudah berjalan di kedua negara dengan target implementasi pada 2025,” jelas Budi.

Protokol Perubahan IJEPA merupakan amendemen serta peningkatan komitmen IJEPA yang telah diberlakukan sejak tahun 2008. Cakupan Protokol Perubahan IJEPA meliputi bab Perdagangan Barang, Perdagangan Jasa, Perdagangan Melalui Sistem Elektronik (E-Commerce), Perpindahan Orang Perseorangan (Movement of Natural Persons/MNP), Kerja Sama, Kekayaan Intelektual, serta Pengadaan  Barang dan Jasa Pemerintah.Indonesia selaku Ketua Negara Anggota ASEAN dan Jepang sebagai ketua dari pihak negara mitra ASEAN akan memimpin bersama Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional (RCEP) pada 2025.

“Indonesia berharap kerja sama dan kolaborasi yang baik dengan Jepang untuk keketuaan bersama RCEP pada 2025,” harap Budi.

Budi juga mengungkapkan, RCEP Support Unit (RSU) yang berlokasi di Sekretariat ASEAN, Jakarta akan diresmikan pada 9 Desember 2024 mendatang. Budi juga berharap, implementasi RCEP dapat berjalan lebih efektif dan efisien untuk berkontribusi pada integrasi ekonomi di kawasan secara keseluruhan.

Tahun depan Jepang akan menggelar World Expo Osaka 2025. Budi mengatakan, Indonesia menyambut baik pelaksanaan World Expo Osaka 2025 dengan berpartisipasi melalui Paviliun Indonesia.

Selain itu, Budi mendorong seluruh ekonomi APEC untuk mendukung sistem perdagangan multilateral. "Dengan sistem perdagangan multilateral, perdagangan global dapat menjadi inklusif bagi semua orang," ujar Budi.

Sementara itu, Jepang mengungkapkan akan menggelar lokakarya niaga elektronik pada 2025. Jepang berharap Indonesia dapat berpartisipasi pada lokakarya tersebut.

Lebih lanjut terkait dengan Jepang, Indonesia dan Jepang saling mendukung dan sama-sama memetik keuntungan dalam kerja sama di sektor industri. Jepang merupakan salah satu negara yang memiliki sejarah yang panjang dalam mendukung industrialisasi di Indonesia dengan membawa investasi sektor industri manufaktur ke dalam negeri. Di sisi lain, Jepang menilai Indonesia sebagai negara yang penting dalam rantai pasok industri.

Hal tersebut mengemuka pada pertemuan antara Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita dengan Menteri Ekonomi, Perdagangan, dan Industri (METI) Jepang Mr. Ken Saito di Tokyo.

Dalam kesempatan tersebut, Agus menyampaikan beberapa isu penting yang perlu dibahas bersama METI dalam rangka meningkatkan kerja sama Indonesia dan Jepang di sektor industri. Pertama, terkait dengan transisi energi.

Perdagangan Indonesia – Jepang

Pada Januari--September 2024, total perdagangan Indonesia-Jepang tercatat sebesar USD26,40 miliar. Ekspor Indonesia ke Jepang sebesar USD15,77 miliar dan impor Indonesia dari Jepang sebesar USD10,62  miliar. Dengan demikian, Indonesia surplus perdagangan terhadap Jepang sebesar USD5,15 miliar.

Pada 2023, total perdagangan Indonesia-Jepang tercatat sebesar USD37,30 miliar. Ekspor Indonesia ke  Jepang sebesar USD20,79 miliar dan impor Indonesia dari Jepang sebesar USD16,52 miliar.

Pada tahun 2023, Jepang merupakan negara mitra dagang ke-3 tujuan ekspor dan asal impor bagi Indonesia. Komoditas ekspor utama Indonesia ke Jepang yaitu batu bara, bijih tembaga, nikel, limbah  logam, dan inti sawit.

Sedangkan komoditas impor utama Indonesia dari Jepang, yaitu billet besi, kendaraan bermotor, tembaga, sekop mesin, dan kotak perlengkapan.Investasi Jepang di Indonesia pada 2023 mencapai USD4,6 miliar. Nilai ini meningkat 30,2 persen dibandingkan tahun 2022.

BERITA TERKAIT

Infrastruktur Pertanian Jadi Fondasi Terwujudnya Swasembada Pangan

NERACA Jakarta – Pemerintah terus menggencarkan pembangunan infrastruktur pertanian sebagai langkah strategis untuk meningkatkan produktivitas dan mencapai swasembada pangan nasional.…

Produksi Migas Terus Didorong

NERACA Jakarta - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menegaskan bahwa target lifting minyak dan gas bumi…

Pertemuan Menperin RI dan Wapres Brasil Perkuat Kerja Sama Sektor Industri

NERACA Brasil – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus mendorong penguatan kerja sama industri dengan negara mitra strategis, termasuk Brasil. Indonesia dan…

BERITA LAINNYA DI Industri

Infrastruktur Pertanian Jadi Fondasi Terwujudnya Swasembada Pangan

NERACA Jakarta – Pemerintah terus menggencarkan pembangunan infrastruktur pertanian sebagai langkah strategis untuk meningkatkan produktivitas dan mencapai swasembada pangan nasional.…

Produksi Migas Terus Didorong

NERACA Jakarta - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menegaskan bahwa target lifting minyak dan gas bumi…

Pertemuan Menperin RI dan Wapres Brasil Perkuat Kerja Sama Sektor Industri

NERACA Brasil – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus mendorong penguatan kerja sama industri dengan negara mitra strategis, termasuk Brasil. Indonesia dan…