Pendapatan Wilmar Cahaya Meningkat 18,2%

NERACA

Jakarta – Di kuartal tiga 2024, PT Wilmar Cahaya Indonesia Tbk (CEKA) membukukan pendapatan sebesar Rp5,56 triliun atau meningkat  18,2% dari Rp4,71 triliun pada periode yang  sama tahun 2023. Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam laporan keuangan yang dipublikasi di Jakarta, kemarin.

Sementara pendapatan CEKA pada sembilan bulan pertama 2024 didominasi oleh penjualan produk minyak sawit mentah atau CPO, buah kelapa sawit, produk tepung dan lainnya di pasar domestik yakni sebesar Rp5,4 triliun. Jumlah tersebut, sekitar 97,02% dari total pendapatan perseroan.

Seiring pendapatan, beban pokok pendapatan CEKA meningkat 16,97% menjadi Rp5,16 triliun pada Januari-September 2024, dari Rp4,41 triliun pada Januari-September 2023. Namun, laba kotor emiten produsen minyak kelapa sawit itu tumbuh 36,87% jadi Rp399,81 miliar dari Rp292,09 miliar pada Januari-September 2023.

Pada saat yang sama, beban usaha perseroan turun 1,97%, dari Rp142,26 miliar per September 2023, menjadi Rp139,46 miliar per September 2024. Hal ini mendorong laba usaha CEKA melonjak 73,76% jadi Rp260,34 miliar pada Januari-September 2024, dibanding Rp149,82 miliar pada Januari-September 2023.

Sementara, laba bersih emiten perkebunan kelapa sawit dan produsen minyak sawit mentah atau CPO itu melejit 78,6% jadi Rp218,06  miliar pada Januari-September 2024, dibanding Rp122,08 miliar pada periode sama 2023. Sebelumnya perseroan mengaku kondisi perekonomian tahun 2024 ini cukup menantang, tidak jauh berbeda dengan 2023.

Direktur CEKA, Tonny Muksim pernah bilang, pada tahun 2024 ini, kondisi agrobisnis belum terlalu baik, karena faktor cuaca yang dapat mengakibatkan gagal panen."Menyikapi hal ini, PT Wilmar Cahaya Indonesia Tbk sangat selektif dalam melakukan ekspansi,"ujarnya.

Lebih lanjut disampaikan, strategi perseroan tahun ini akan fokus mempertahankan pangsa pasar, menaikkan penjualan dan melakukan efisiensi. Hal ini dilakukan agar di akhir tahun, perseroan tetap dapat mencatatkan profit dan dividen tetap dapat dibagikan kepada para pemegang saham. Sementara itu, lanjutnya, kinerja operasional pabrik di Cikarang tetap berjalan dengan baik dan efisien, meski penjualan turun.

Penurunan tersebut terjadi karena adanya produk minyak goreng subsidi dari pemerintah. "Masyarakat lebih tertarik untuk membeli minyak goreng subsidi dengan harga yang lebih murah, sehingga PT Wilmar Cahaya Indonesia Tbk kurang bisa bersaing dalam harga,"jelasnya.

 

BERITA TERKAIT

RUPST Adhi Karya Setujui Laporan Keuangan Tahun 2024

Berdasarkan hasil rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI) menyetujui laporan keuangan ADHI tahun buku…

Ditopang Segmen Distribusi dan Ritel - Mitra Pinasthika Bukukan Pendapatan Rp3,9 Triliun

Di kuartal pertama 2025, PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk (MPMX) perusahaan konsumer otomotif dan transportasi ini membukukan pendapatan konsolidasi sebesar…

Jadi Hunian Paling Diburu di Malang - PPRO Catat Laris Manis Penjualan Begawan Apartemen

Dalam situasi pasar properti yang penuh tantangan saat ini, PT PP Properti Tbk (PPRO) mencatatkan capaian membanggakan di awal tahun…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

RUPST Adhi Karya Setujui Laporan Keuangan Tahun 2024

Berdasarkan hasil rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI) menyetujui laporan keuangan ADHI tahun buku…

Ditopang Segmen Distribusi dan Ritel - Mitra Pinasthika Bukukan Pendapatan Rp3,9 Triliun

Di kuartal pertama 2025, PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk (MPMX) perusahaan konsumer otomotif dan transportasi ini membukukan pendapatan konsolidasi sebesar…

Jadi Hunian Paling Diburu di Malang - PPRO Catat Laris Manis Penjualan Begawan Apartemen

Dalam situasi pasar properti yang penuh tantangan saat ini, PT PP Properti Tbk (PPRO) mencatatkan capaian membanggakan di awal tahun…