NERACA
Jakarta – Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Indonesia (UI) menyatakan, pemerintah juga perlu mempersiapkan generasi silver yang aktif dan sejahtera menuju Indonesia Emas 2045. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada 2023, hampir 12 persen atau sekitar 29 juta penduduk Indonesia termasuk dalam kategori lanjut usia (lansia). Angka ini diperkirakan akan semakin meningkat, sehingga angka fase ageing population di Indonesia nantinya menjadi 20 persen pada tahun 2045.
Peneliti senior di Lembaga Demografi FEB UI Prof. Sri Moertiningsih Adioetomo mengatakan, seiring bertambahnya usia, lansia akan mengalami penurunan kapasitas fungsional yang diperparah oleh penyakit tidak menular akibat gaya hidup tidak sehat sejak dini. Hal ini menimbulkan kebutuhan akan perawatan jangka panjang atau long-term care (LTC) yang mungkin memberikan beban signifikan bagi keluarga dan pemerintah. Biaya LTC mencakup medical cost, non-medical cost, caregiving cost, dan social cost lainnya.
Berdasarkan hal tersebut, Prof. Sri memberikan beberapa alternatif pembiayaan LTC, seperti sistem asuransi sosial, Universal Coverage Tax Funded System, dan Safety Net Tax-Funded System. “Kebijakan LTC di beberapa negara tidak selalu termasuk dalam cakupan jaminan kesehatan universal, sehingga negara seperti Jepang dan Korea telah mengembangkan skema asuransi sosial khusus untuk kebutuhan ini. Contoh lain adalah Jerman, klien LTC berkontribusi hingga 21,4 persen dari total biaya, sementara di Jepang kontribusinya mencapai 10 persen,” kata Prof. Sri yang juga merupakan Guru Besar FEB UI, sebagaimana dikutip, kemarin.
Hal tersebut dikatakannya dalam seminar yang digelar Lembaga Demografi FEB UI. bertajuk “Generasi Silver Aktif dan Sejahtera pada Indonesia Emas 2045”, Acara ini sekaligus untuk memperingati usia Lembaga Demografi tersebut yang memasuki enam dekade, dengan membahas isu terkini terkait generasi silver (lansia) dan berbagai tantangan menuju Indonesia Emas 2045.
Wakil Menteri Keuangan I Republik Indonesia Prof. Suahasil Nazara, S.E., M.Sc., Ph.D., yang hadir sebagai salah seorang narasumber menekankan pentingnya mendukung pertumbuhan usia produktif dengan kebijakan pemerintah yang komprehensif, mulai dari fase prenatal hingga usia lanjut. Keberhasilan dan upaya di masa produktif sangat mempengaruhi kualitas hidup di usia senja.
“Investasi di bidang pendidikan, kesehatan, perlindungan sosial yang adaptif, serta reformasi sistem pensiun memiliki peran krusial dalam mewujudkan silver demographic dividend yang berkelanjutan,” ujar Prof. Suahasil yang juga merupakan alumni FEB UI.
Narasumber lain yang hadir pada seminar ini adalah Kepala Institute of Advanced Studies in Economics and Business (IASEB) FEB UI Turro Selrits Wongkaren, Ph.D., dan Social Protection Programme Manager, International Labour Organization Ippei Tsuruga. Kegiatan ini juga dihadiri oleh para pejabat pemerintah yang mendalami isu dan kebijakan lansia, akademisi dan peneliti yang memahami isu lansia, dan pemangku kepentingan lainnya yang peduli pada permasalahan lansia.
NERACA Jakarta — Kantar Worldpanel Indonesia merilis laporan tahunan Brand Footprint 2025. Laporan tersebut mengukur brand FMCG yang paling banyak…
NERACA Jakarta – Confluent, Inc., pelopor data streaming, menghadirkan Data Streaming World Tour di Jakarta pada Kamis (8/5). Acara…
NERACA Jakarta – Kementerian Pekerjaan Umum (PU) sedang menyusun rencana aksi untuk menindaklanjuti kebijakan Zero Over Dimension and Over…
NERACA Jakarta — Kantar Worldpanel Indonesia merilis laporan tahunan Brand Footprint 2025. Laporan tersebut mengukur brand FMCG yang paling banyak…
NERACA Jakarta – Confluent, Inc., pelopor data streaming, menghadirkan Data Streaming World Tour di Jakarta pada Kamis (8/5). Acara…
NERACA Jakarta – Kementerian Pekerjaan Umum (PU) sedang menyusun rencana aksi untuk menindaklanjuti kebijakan Zero Over Dimension and Over…