Pembangunan Industri Manufaktur Wilayah Timur Terus Didorong

NERACA

Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) turut berperan aktif mendukung percepatan pemerataan ekonomi di Indonesia. Salah satu upayanya adalah mendorong pembangunan sektor industri manufaktur di luar Jawa, termasuk wilayah timur Indonesia.

“Undang Undang Nomor 3 tahun 2014 tentang Perindustrian, telah mengamanatkan bahwa untuk mewujudkan industri nasional sebagai pilar dan penggerak perekonomian nasional, diperlukan kepastian berusaha, persaingan sehat serta mewujudkan industri yang mandiri dan berdaya saing,” kata Kepala Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI) Kemenperin, Andi Rizaldi di Jakarta.

Andi mengemukakan, wilayah timur Indonesia memiliki kekayaan sumber daya alam yang beragama sehingga ekonominya berpotensi tumbuh dan berkembang. “Oleh karena itu, diperlukan kebijakan hilirisasi industri, yang terbukti membawa dampak positif yang luas, antara lain peningkatan nilai tambah bahan baku, penambahan jumlah serapan tenaga kerja, serta penerimaan devisa dari investasi dan ekspor,” papar Andi.

Merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan ekonomi di wilayah timur Indonesia pada kuartal I-2024, kelompok provinsi yang tumbuh tertinggi tercatat di Pulau Maluku dan Papua sebesar 12,15 persen, disusul Pulau Sulawesi sebesar 6,35 persen. Pertumbuhan ekonomi tertinggi pada Pulau Sulawesi tercatat di Provinsi Sulawesi Tengah sebesar 2,35 persen.

Selanjutnya, Provinsi Sulawesi Selatan sebesar 2,15 persen, Provinsi Sulawesi Tenggara sebesar 0,75 persen, Provinsi Sulawesi Utara sebesar 0,68 persen, Provinsi Sulawesi Barat sebesar 0,25 persen, dan Provinsi Gorontalo sebesar 0,17 persen.

“Pertumbuhan ekonomi di Sulawesi Tenggara, terjadi di sebagian besar lapangan usaha industri pengolahan, yang tumbuh sebesar 21,72 persen pada kuartal I-2024,” sebut Andi. Adapun jumlah perusahaan pertambangan nikel di Sulawesi Tenggara sebanyak 145 perusahaan.

“Kontribusi sektor tersebut tidak hanya pada peningkatan ekspor nikel yang mencapai nilai USD4,8 miliar pada tahun 2022, tetapi juga dalam peningkatan lapangan kerja dan pembangunan infrastruktur di daerah,” imbuh Andi.

Guna mendorong daya saing industri di Sulawesi, BSKJI memiliki Unit Pelaksana Teknis (UPT), yakni Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri Hasil Perkebunan, Mineral Logam, dan Maritim (BBSPJIHPMM) Makassar yang telah menjadi Badan Layanan Umum (BLU) pada tahun 2023.

“Sebagai satuan kerja Badan Layanan Umum (BLU), kami menyambut baik upaya BBSPJIHPMM dalam mengembangkan lingkup layanan jasa industri, yang diharapkan mampu mendukung implementasi kebijakan dan program Kemenperin di bidang standardisasi dan jasa industri,” ungkap Andi.

Andi optimis, bahwa dengan kerja sama antara pemerintah, industri, akademisi, dan masyarakat, akan dapat mencapai tujuan bersama dalam meningkatkan daya saing industri nasional. Misalnya, melalui pelaksanaan kegiatan Temu Industri yang digelar oleh BBSPJIHPMM di Kendari, Sulawesi Tenggara pada Kamis (1/8) lalu.

Diharapkan, dari acara Temu Industri ini, terjalin sinergi untuk mendorong transformasi industri yang berkelanjutan bagi perkembangan industri di Sulawesi Tenggara dan Indonesia secara keseluruhan,” ujar Andi.

Sementara itu, Kepala BBSPJIHPMM, Shinta Virdhian menyatakan, kegiatan temu industri ini merupakan wadah yang akan mempertemukan para industri mulai dari tingkat IKM hingga industri besar dengan tujuan sebagai salah satu upaya BBSPJIHPMM untuk meningkatkan kualitas pelayanan kepada industri, serta memperoleh informasi mengenai kebutuhan industri dan peluang kerja sama sehingga BBSPJIHPMM dapat mendukung peningkatan daya saing industri.

Terlebih lagi, BBSPJIHPMM telah ditetapkan menjadi BLU, yang membuat lebih fleksibel dalam berinovasi untuk memberikan pelayanan prima kepada masyarakat dan industri. Hal ini sesuai dengan motto yang diusung, yakni sebagai one stop solutions for industry.

“Kami memiliki berbagai layanan jasa teknis yang dapat digunakan oleh industri, di antaranya Layanan Inpeksi, Kalibrasi, dan Pengujian, Lembaga Sertifikasi Produk dan Sertifikasi Industri Hijau, LVI (verifikasi TKDN), LSP (Lembaga Sertifikasi Profesi) dan proses pendirian lembaga LSSM (Lembaga Sertifikasi Sistem Manajemen Mutu) serta LVVGRK (Lembaga Validasi/Verifikasi Gas Rumah Kaca), Layanan Jasa Pendampingan Teknis Konsultansi dan Optimalisasi Pemanfaatan Teknologi yang berbasis pada potensi daerah, Layanan Showcase Cacao 4.0 dalam mendukung program hilirisasi industri berbasis komoditas kakaoserta Lembaga Pemeriksa Halal dan Laboratorium Uji Halal,” papar Shinta.

Saat ini, BBSPJIHPMM telah memiliki pelanggan setia sebanyak 1.121 industri yang tersebar di 25 provinsi dengan konsentrasi 65 persen di Provinsi Sulawesi Selatan dan 80 persen dari perusahaan itu di antaranya merupakan IKM. “Selain itu, kami memiliki mitra kerja sama yang terdiri dari 42 pemda kabupaten dan pemerintah kota, kemudian 18 perguruan tinggi atau lembaga akademik, 3 lembaga kementerian dan Lembaga non Kementerian,” jelas Shinta.

Pada kegiatan Temu Industri BBSPJIHPMM juga dilaksanakan pula penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) antara BBSPJIHPMM dan Universitas Halu Oleo, yang diharapkan dapat memperkuat kolaborasi dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia dan daya saing industri melalui standardisasi dan pelayanan jasa industri.

BERITA TERKAIT

19 Tahun Pertamina EP, Perkuat Ketahanan Energi Negeri

NERACA  Jakarta – Sebagai produsen minyak mentah terbesar ketiga dan kontributor kedua produksi gas bumi nasional, Pertamina EP bertekad terus…

PIS Perkuat Logistik Nasional

NERACA Bali – Pertamina International Shipping (PIS) membeberkan kunci utama dalam menjawab tantangan logistik di Indonesia. Logistik yang efektif dan…

Industri Alas Kaki Dalam Negeri Terus Dikembangkan

NERACA Sidoarjo – Industri alas kaki lokal kini semakin diminati oleh pasar dalam negeri maupun pasar global. Berbagai jenama lokal…

BERITA LAINNYA DI Industri

19 Tahun Pertamina EP, Perkuat Ketahanan Energi Negeri

NERACA  Jakarta – Sebagai produsen minyak mentah terbesar ketiga dan kontributor kedua produksi gas bumi nasional, Pertamina EP bertekad terus…

PIS Perkuat Logistik Nasional

NERACA Bali – Pertamina International Shipping (PIS) membeberkan kunci utama dalam menjawab tantangan logistik di Indonesia. Logistik yang efektif dan…

Industri Alas Kaki Dalam Negeri Terus Dikembangkan

NERACA Sidoarjo – Industri alas kaki lokal kini semakin diminati oleh pasar dalam negeri maupun pasar global. Berbagai jenama lokal…