NERACA
Jakarta – Emiten produsen ban merek Gajah Tunggal, PT Gajah Tunggal Tbk (GJTL), berhasil membukukan kenaikan laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebanyak 60,72% menjadi Rp 557,15 miliar pada semester I-2024, dibandingkan periode sama tahun lalu Rp 359,09 miliar. Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam laporan keuangan yang dipublikasi di Jakarta, kemarin.
Perseroan menyebutkan, kenaikan tersebut menjadikan laba per saham dasar GJTL meningkat dari Rp 103,1 menjadi Rp 165,6 per saham. Pertumbuhan laba tersebut sejalan dengan kenaikan pendapatan emiten produsen ban terbesar di Indonesia ini dari Rp 8,11 triliun menjadi Rp 8,54 triliun. Di sisi lain, kenaikan beban penjualan relative lebih rendah dari Rp 6,59 triliun menjadi Rp 6,63 triliun. Alhasil laba kotor perseroan melesat dari Rp 1,51 triliun menjadi Rp 1,91 triliun.
Lonjakan laba juga didukung keberhasilan perusahaan yang dikendalikan Sjamsul Nursalim ini menekan beban penjualan dari Rp 507,27 miliar menjadi Rp 482,16 miliar. Rugi kurs juga turun dari Rp 351,85 miliar menjadi Rp 299,92 miliar. Rugi entitas asosiasi juga turun dari Rp 32,29 miliar menjadi Rp 8,4 miliar. Hal ini menopang kenaikan laba sebelum pajak menjadi Rp 753,74 miliar, dibandingkan periode sama tahun 2023 senilai Rp 482,16 miliar.
Sedangkan total ekuitas Gajah Tunggal (GJTL) meningkat dari Rp 8,35 triliun menjadi Rp 8,84 triliun. Liabilitas naik tipis dari Rp 10,62 triliun menjadi Rp 10,70 triliun. Jumlah asset naik dari Rp 18,97 triliun menjadi Rp 19,55 triliun. Sedangkan pergerakan harga saham emiten yang masuk dalam portofolio Lo Kheng Hong ini tercatat masih turun sekitar 1,26% sepanjang year to date (ytd) 2024.
Meski demikian, saham GJTL sempat mencatatkan rekor tertinggi tahun ini level Rp 1.375 pada 3 April 2024, dibandingkan harga penutupan sesi I hari ini Rp 1.175. Berdasarkan data registrasi pemegang saham Denham Pte Ltd bertindak sebagai pengendali 49,5% saham GJTL dan Lo Kheng Hong menguasai 5,199% saham GJTL. Pemegang saham lainnya Compagnie Financiere mencapai 10% saham dan sisanya investor public.
Tahun lalu, Gajah Tunggal membukukan pertumbuhan penjualan yang mencapai Rp4,47 triliun, meningkat sebesar 0,60 persen yoy. Secara rinci, penjualan produk ban GJTL mendominasi dengan mencapai Rp4,31 triliun, diikuti oleh penjualan kain ban sebesar Rp300,45 miliar, dan karet sintetik sebesar Rp247,21 miliar. Selain itu, GJTL juga berhasil mencatatkan penjualan benang nilon sebesar Rp100,83 miliar.
Pencapaian ini menegaskan posisi GJTL sebagai pemain utama dalam industri tersebut dan mengindikasikan strategi yang efektif dalam menghadapi tantangan pasar. Berdasarkan geografisnya, pasar lokal, khususnya di Jawa, memberikan kontribusi signifikan sebesar Rp2,09 triliun, diikuti oleh pasar di luar Jawa yang mencapai Rp1,29 triliun. Tak cuma itu, pasar ekspor juga menunjukkan performa yang positif, dengan pangsa terbesar berasal dari Amerika yang mencapai Rp564,58 miliar, diikuti oleh Eropa dan Asia masing-masing sebesar Rp277 miliar dan Rp144,59 miliar.
Rapat umum pemegang saham tahunan (RUSPT) PT ITSEC Asia Tbk (CYBR) memberbehentikan dengan hormat serta pembebasan tanggung jawab sepenuhnya Joseph…
Salah satu layanan dari PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk, BTN Prospera berhasil menunjukkan performa impresif sepanjang 2025. Sejak peluncurannya…
Hasil rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Modernland Realty Tbk. (MDLN) mengesahkan perombakan jajaran dewan komisaris serta menetapkan arah…
Rapat umum pemegang saham tahunan (RUSPT) PT ITSEC Asia Tbk (CYBR) memberbehentikan dengan hormat serta pembebasan tanggung jawab sepenuhnya Joseph…
Salah satu layanan dari PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk, BTN Prospera berhasil menunjukkan performa impresif sepanjang 2025. Sejak peluncurannya…
Hasil rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Modernland Realty Tbk. (MDLN) mengesahkan perombakan jajaran dewan komisaris serta menetapkan arah…