Penjualan Multi Bintang Indonesia Terkoreksi 2,96%

NERACA 

Jakarta – Di paruh pertama 2024, PT Multi Bintang Indonesia Tbk (MLBI) membukukan laba Rp444,188 miliar (Rp211 per saham) pada Januari-Juni 2024, turun 2,96% jika dibandingkan Rp457,73 miliar (Rp217 per saham) pada periode sama 2023. Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam laporan keuangan yang dipublikasi di Jakarta, kemarin.

Penjualan emiten produsen minuman beralkohol dan non alkohol beraset Rp3,78 triliun per Juni 2024 itu turun 7,49% jadi Rp1,65 triliun pada Januari-Juni 2024 dari Rp1,61 triliun pada Januari-Juni 2023. Disebutkan, penjualan produk minuman alkohol dan non alkohol kepada pihak ketiga di pasar lokal menyumbang pendapatan Rp1,383 triliun pada Januari-Juni 2024. Namun pencapaian ini, turun 7,45% dibandingkan Rp1,49 triliun pada Januari-Juni 2023.

Seiring penjualan, beban pokok penjualan (BPP) MLBI juga turun 6,14% jadi Rp562,43 miliar pada Januari-Juni 2024, dari Rp599,25 miliar pada periode sama 2023. Meski demikian, laba kotor MLBI justru merosot  8,39% jadi Rp826,41 miliar pada Januari-Juni 2024, dibanding Rp902,09 miliar pada Januari-Juni 2023.

Sebelumnya, perseroan mengaku optimistis dengan prospek industri minuman beralkohol di Tanah Air sepanjang 2024. Supply Chain Director Multi Bintang Indonesia, Florentinus Jemmy Cahyono seperti dikutip Kontan pernah mengatakan, kondisi bisnis Multi Bintang Indonesia sudah berangsur-angsur pulih setelah pandemi Covid-19. Hal ini didukung oleh banyaknya kegiatan pariwisata yang memicu permintaan produk minuman beralkohol.

Namun demikian, Jemmy menganggap kinerja MLBI terkini belum sampai ke level yang lebih tinggi ketimbang tahun 2019 atau sebelum pandemi muncul. “Secara year on year performa kami bisa tumbuh, namun belum kembali ke level sebelum pandemi,” ujarnya.

Sebagai gambaran, pada 2023 lalu Multi Bintang Indonesia meraih pendapatan sebesar Rp 3,32 triliun dan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar 1,06 triliun.  Angka ini masih di bawah capaian MLBI pada 2019 yang mana perusahaan tersebut meraih pendapatan Rp 3,71 triliun dan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 1,20 triliun.

Tantangan terbesar MLBI saat ini ada di bagian rantai pasok. Sejak ada pandemi, dunia mengalami ketidakseimbangan antara permintaan dan penawaran rantai pasok, sehingga harga komoditas mengalami volatilitas yang tidak menentu. Belum lagi saat ini bermunculan sejumlah konflik geopolitik yang mengganggu perdagangan global.

Multi Bintang Indonesia tentu terimbas oleh masalah tersebut, mengingat seluruh bahan baku bir buatan perusahaan berasal dari luar negeri, seperti malt, gula, hop, dan yeast. “Harus diakui input cost kami dalam tiga tahun terakhir naiknya luar biasa,” kata dia.

Walau terjadi kenaikan biaya produksi, MLBI tidak bisa serta merta mengerek harga jual produk ke konsumen akhir. Hal ini justru akan membuat daya saing MLBI terkikis di pasar. Maka dari itu, pihak MLBI fokus pada peningkatan yang berkelanjutan (continous improvement). Perusahaan ini berusaha untuk terus meningkatkan produktivitas untuk mengimbangi biaya produksi dan operasional yang tinggi. Tentu saja produktivitas tinggi ini mesti dibarengi oleh upaya efisiensi yang mumpuni.

BERITA TERKAIT

BEI Buka Peluang Perpanjang Jam Perdagangan

PT Bursa Efek Indonesia (BEI) membuka peluang untuk melakukan perpanjangan waktu perdagangan saham, dengan ada tiga skenario waktu perdagangan saham.…

Siapkan Capex Rp1,8 Triliun - Blue Bird Tambah 1.200 Armada Taksi Baru

NERACA Jakarta – Danai pengembangan bisnisnya, PT Blue Bird Tbk (BIRD) mengalokasikan anggaran belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar…

BEI Targetkan 10 Ribu Investor Syariah Baru

NERACA  Jakarta - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menargetkan sebanyak 10.000 investor syariah baru di pasar modal Indonesia pada tahun…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

BEI Buka Peluang Perpanjang Jam Perdagangan

PT Bursa Efek Indonesia (BEI) membuka peluang untuk melakukan perpanjangan waktu perdagangan saham, dengan ada tiga skenario waktu perdagangan saham.…

Siapkan Capex Rp1,8 Triliun - Blue Bird Tambah 1.200 Armada Taksi Baru

NERACA Jakarta – Danai pengembangan bisnisnya, PT Blue Bird Tbk (BIRD) mengalokasikan anggaran belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar…

BEI Targetkan 10 Ribu Investor Syariah Baru

NERACA  Jakarta - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menargetkan sebanyak 10.000 investor syariah baru di pasar modal Indonesia pada tahun…