NERACA
Jakarta -Bantu daya saing pelaku usaha kecil dan mikro (UKM) naik kelas dan mengakses luas pembiayaan di pasar modal., Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Mikro (Menkop UKM) Teten Masduki, mendorong UKM go public. “Kami bersama Bursa Efek Indonesia (BEI) berupaya agar UKM lompat usahanya, tidak terus-menerus kecil dan menengah,”ujarnya dalam Forum Pasar Moda di Surabaya, kemarin.
Disampaikannya, dengan mencatatkan sahamnya di pasar modal akan membawa UKM dapat memperluas sumber pendanaan dengan cara initial public offering (IPO). Disampaikan Teten, Kemenkop UKM menargetkan ada 10 UKM yang dapat melakukan IPO di tahun 2024 ini. Untuk itu, Kemenkop UKM bersama BEI berkomitmen untuk menggencarkan langkah sosialisasi guna mendorong pelaku UKM melantai di Bursa. “Maka kami sepakat jemput bola, salah satunya lewat acara ini untuk mengajak UKM,"katanya.
Teten juga menambahkan, pihaknya saat ini sedang mencoba menawarkan berbagai solusi bagi pelaku UKM untuk melaksanakan IPO. Salah satunya dengan membentuk holding usaha.“Jadi usaha sejenis digabungkan supaya IPO sehingga ada akselerasi, sesuai nama di bursa kan ada Papan Akselerasi supaya cepat jangan sendiri-sendiri, ini juga salah satu alternatif selain menggandeng investor,” tuturnya.
Dirinya menekankan, IPO sangat penting dilakukan agar pelaku UKM dapat mengembangkan kapasitas usahanya menjadi usaha besar. UKM dapat mencari pembiayaan lebih murah dan besar yaitu di pasar modal agar dapat berakselerasi. Sementara Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI), Iman Rachman, mengatakan, sampai saat ini sudah ada 44 perusahaan aset skala kecil dan menengah yang melantai di bursa melalui papan akselerasi.“Sejak 2019 kita buat khusus perusahaan kecil dan menengah namanya Papan Akselerasi jumlahnya saat ini 44 perusahaan dan sudah ada 1 perusahaan promosi ke Papan Pengembangan pada November 2023, artinya sudah naik kelas,” jelas Iman.
Menurutnya, perusahaan di Papan Akselerasi asetnya rata-rata mencapai di atas Rp 10 miliar dan yang paling besar mencapai sekitar Rp 250 miliar. Aset di bawah angka tersebut, pelaku UKM dapat memanfaatkan fasilitas Securities Crowdfunding untuk pembiayaan. Selain itu, Iman menuturkan bahwa BEI juga telah memiliki IDX Incubator yang menjadi tempat untuk memfasilitasi perusahaan yang ingin mempelajari proses IPO. IDX Incubator sendiri sudah ada di Jakarta, Surabaya dan Bandung."Kita juga siap untuk menjembatani perkenalan dengan para profesi penunjang pasar modal yang akan mendukung proses IPO perusahaan, seperti underwriter, kantor akuntan publik, kantor hukum, notaris dan lainnya,” tandasnya.
Sampai dengan 12 Juli 2024, PT Bursa Efek Indonesia telah mencatatkan 32 perusahaan dari berbagai sektor yang melantai di pasar modal. Adapun total dana publik yang berhasil dikantongi dari aksi korporasi tersebut mencapai Rp4,93 triliun
Berdasarkan hasil rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI) menyetujui laporan keuangan ADHI tahun buku…
Di kuartal pertama 2025, PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk (MPMX) perusahaan konsumer otomotif dan transportasi ini membukukan pendapatan konsolidasi sebesar…
Dalam situasi pasar properti yang penuh tantangan saat ini, PT PP Properti Tbk (PPRO) mencatatkan capaian membanggakan di awal tahun…
Berdasarkan hasil rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI) menyetujui laporan keuangan ADHI tahun buku…
Di kuartal pertama 2025, PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk (MPMX) perusahaan konsumer otomotif dan transportasi ini membukukan pendapatan konsolidasi sebesar…
Dalam situasi pasar properti yang penuh tantangan saat ini, PT PP Properti Tbk (PPRO) mencatatkan capaian membanggakan di awal tahun…