NERACA
Depok – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BPPSDM KP) membuktikan keunggulan program Smart Fisheries Village (SFV) dalam pengembangan ikan hias Channa.
Hal tersebut terlihat dalam gelaran Kontes Channa yang digelar Balai Riset Budidaya Ikan Hias (BRBIH) di Depok, Jawa Barat.
Acara ini sukses menarik perhatian dengan dihadiri oleh 270 peserta pecinta ikan channa dari berbagai daerah seperti Jadebotabek, Medan, Lampung, Bandung, Jogja, Kebumen, Tegal, Temanggung, dan Bali, di mana 170 di antaranya merupakan ikan edemik indonesia yang hampir punah.
Kepala BPPSDM KP I Nyoman Radiarta, menuturkan bahwa kegiatan ini merupakan rangkaian kegiatan Smart Fisheries Village (SFV) dalam membangun kluster ekosistem usaha ikan channa dan mendukung keberlanjutan konservasi channa.
"BRBIH Depok memanfaatkan sarana dan prasarana eks riset untuk dimanfaatkan sebagai SFV ataupun model pengembangan SDM dan teknologi guna diapdosikan di masyarakat. Ini menjadi salah satu upaya untuk mempertemukan para stakeholder dan praktisi untuk bersama-sama membangun industri ikan hias," kata Nyoman.
Tak hanya itu, kegiatan ini juga merupakan komitmen BRBIH untuk terus mendukung dan memfasilitasi berbagai kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan usaha dan kualitas budidaya ikan hias di Indonesia.
“Diharapkan, melalui kegiatan seperti ini, minat dan pengetahuan masyarakat terhadap ikan hias, khususnya channa, semakin meningkat,” tutur Nyoman.
Pihaknya juga berharap kontes ini dapat menjadi agenda tahunan yang dinanti-nantikan oleh para pecinta ikan channa dan masyarakat luas.
Kontes Channa tidak hanya diikuti oleh pehobi, tetapi juga oleh para breeder profesional yang ingin menunjukkan hasil budi daya terbaik mereka. Adapun kategori ikan yang dilombakan, meliputi Channa Marulioides Yellow; Channa Marulioides Red; Channa Limbata; Channa Auranti; Channa Pulchra; Channa Stewartii; Channa Andrao.
Semangat kompetisi yang tinggi pun terpancar dari para peserta yang berlomba-lomba menampilkan ikan channa terbaik mereka dalam berbagai kategori yang telah ditentukan oleh panitia.
Kriteria penilaian kontes sendiri mencakup adaptasi ikan, mental ikan, warna ikan, dan anatomi ikan, yang dinilai oleh juri-juri dari Indonesian Channa Contest (ICC) yang berpengalaman dan ahli di bidangnya.
Kepala BRBIH, Joni Haryadi, menyampaikan bahwa tujuan dari kontes ini adalah untuk mendorong minat masyarakat terhadap ikan hias, khususnya channa, mempertemukkan para pelaku usaha ikan hias dan meningkatkan kualitas budi daya ikan hias di Indonesia.
"Kami berharap acara ini dapat menjadi wadah bagi para pecinta ikan channa untuk bertukar informasi dan pengalaman, serta memacu inovasi dalam budi daya ikan hias," harap Joni.
Kontes Channa di BRBIH pun berhasil menggabungkan atraksi, rekreasi, edukasi, dan konservasi dalam satu acara yang menarik dan bermanfaat bagi semua kalangan. Acara ini juga menjadi bukti bahwa minat terhadap ikan hias semakin berkembang di kalangan masyarakat Indonesia.
Para pengunjung pun memiliki kesempatan untuk membeli ikan channa berkualitas dari para breeder ternama, serta mendapatkan berbagai informasi seputar budidaya dan perawatan ikan channa.
Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono, mengatakan bahwa Indonesia berhasil menjadi negara eksportir ikan hias terbesar nomor dua di dunia pada 2022, menggeser posisi Singapura dan Belanda.
Oleh karena itu, Trenggono optimis Indonesia akan mampu menjadi Eksportir Ikan Hias Terbesar di Dunia dalam beberapa tahun ke depan. Mengingat, banyaknya aneka ikan hias endemik yang belum dioptimalkan dengan baik.
Lebih lanjut terkait ikan hias, Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki menyebutkan pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) ikan hias harus bersiap membangun ekosistem yang lebih kuat dan inovatif untuk menangkap peluang bertumbuhnya perdagangan ikan hias di pasar global. "Jangan lagi sendiri-sendiri. Tetapi, bangun klusternya, bangun koperasinya," ucap Teten.
Terlebih lagi, lanjut Teten, permintaan ikan hias dunia terus meningkat setiap tahunnya. Nilainya secara global telah mencapai lebih dari USD360 juta dengan pertumbuhan permintaan rata-rata setiap tahun di atas 4 persen. "Sekitar 55 persen pasokan pasar global ikan hias berasal dari Asia, termasuk dari Indonesia," kata Teten.
Elemen Masyarakat Wajib Jaga Kondusivitas Saat Hari Buruh Jakarta – Dalam menghadapi berbagai dinamika sosial yang terjadi saat ini, elemen…
Triwulan I-2025, Kemendag Catat 1.657 Layanan Konsumen Jakarta – Kementerian Perdagangan (Kemendag) melalui Direktorat Jenderal Perlindungan Konsumen dan Tertib Niaga…
Lokasi Jual Beli Ikan Hias di Kalbar Disegel Jakarta – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menindak tegas pelaku usaha yang…
Elemen Masyarakat Wajib Jaga Kondusivitas Saat Hari Buruh Jakarta – Dalam menghadapi berbagai dinamika sosial yang terjadi saat ini, elemen…
Triwulan I-2025, Kemendag Catat 1.657 Layanan Konsumen Jakarta – Kementerian Perdagangan (Kemendag) melalui Direktorat Jenderal Perlindungan Konsumen dan Tertib Niaga…
Lokasi Jual Beli Ikan Hias di Kalbar Disegel Jakarta – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menindak tegas pelaku usaha yang…