NERACA
Jakarta – Kuartal pertama 2024, PT Malindo Feedmill Tbk. (MAIN) berhasil membalikkan kerugian menjadi laba. Berkat pencapaian positif tersebut, emiten unggas ini membidik target kenaikan penjualan dobel digit tahun ini. “Faktor pendorong kenaikan kinerja perseroan pada tiga bulan pertama 2024 yaitu adanya momentum Ramadan dan Lebaran yang mendorong penjualan,”kata Direktur Malindo Feedmill, Rudy Hartono Husin di Jakarta, kemarin.
Ditegaskannya, masa puasa dan Lebaran yang menunjang kondisi market dan secara overall permintaan atas poultry juga meningkat dengan sangat baik yang menjaga kestabilan harga broiler dan DOC. Sebagai informasi, perseroan mencatatkan laba bersih sebesar Rp87,65 miliar per kuartal I/2024, atau berbalik dari periode tiga bulan pertama 2023 yang mengalami kerugian Rp172,86 miliar. Capaian laba itu juga didorong kenaikan penjualan bersih 21,20% secara year-on-year (YoY) menjadi Rp3,24 triliun, dibandingkan periode sama 2023 sebesar Rp2,67 triliun.
Secara terperinci berdasarkan segmen, penjualan pakan ternak sebesar Rp2,36 triliun, diikuti peternakan DOC sebesar Rp540,51 miliar, ayam broiler Rp947,27 miliar, dan makanan olahan Rp76,9 miliar. Penjualan itu dikurangi biaya eliminasi Rp681,81 miliar. Seiring kenaikan penjualan, beban pokok MAIN juga ikut terkerek 9,36% menjadi Rp2,86 triliun dibandingkan periode sama 2023 sebesar Rp2,61 triliun.
Adapun, laba bruto perseroan melonjak signifikan 517,4% menjadi Rp385,56 miliar, dibandingkan kuartal I/2023 sebesar Rp62,44 miliar. Kendati menorehkan kinerja positif, namun Rudy mengakui bahwa ke depan, industri poultry akan selalu mengalami perubahan yang cukup cepat, di antaranya yaitu tantangan fluktuasi harga bahan baku pakan ternak dan DOC.
Namun, perseroan masih tetap optimis dengan target pertumbuhan penjualan dobel digit hingga akhir tahun. "Jadi perusahaan tetap optimis dengan keadaan tahun ini, terutama dengan hasil yang sampai sekarang masih sangat baik. Maka kami mengharapkan bisa terjadi pertumbuhan penjualan dobel digit," pungkasnya.
Tercatat sampai Maret 2024, total aset MAIN tercatat sebesar Rp5,7 triliun atau naik dibandingkan posisi Desember 2023 sebesar Rp5,51 triliun. Liabilitas perseroan turun menjadi Rp2,98 triliun, dibandingkan akhir 2023 sebesar Rp3,02 triliun. Sementara itu, ekuitas naik menjadi Rp2,22 triliun, dari posisi Desember 2023 sebesar Rp2,14 triliun.
NERACA Jakarta -Kuartal pertama 2025, PT Indosat Tbk. (ISAT) atau Indosat Ooredoo Hutchison mencatatkan laba bersih sebesar Rp1,31 triliun atau meningkat 1,26%…
NERACA Jakarta – Dalam rangka menjaga kesehatan keuangan, PT PP (Persero) Tbk (PTPP) tengah fokus pada bisnis inti dan akan…
NERACA Jakarta -Di kuartal pertama 2025, PT Chandra Asri Pacific Tbk. (TPIA) membukukan kenaikan pendapatan dan memperkecil rugi di sepanjang kuartal I/2025.…
NERACA Jakarta -Kuartal pertama 2025, PT Indosat Tbk. (ISAT) atau Indosat Ooredoo Hutchison mencatatkan laba bersih sebesar Rp1,31 triliun atau meningkat 1,26%…
NERACA Jakarta – Dalam rangka menjaga kesehatan keuangan, PT PP (Persero) Tbk (PTPP) tengah fokus pada bisnis inti dan akan…
NERACA Jakarta -Di kuartal pertama 2025, PT Chandra Asri Pacific Tbk. (TPIA) membukukan kenaikan pendapatan dan memperkecil rugi di sepanjang kuartal I/2025.…