NERACA
Jakarta – Danai ekspansi bisnisnya, PT Adaro Minerals Indonesia Tbk. (ADMR) menyiapkan belanja modal atau capital expenditure (capex) tahun ini hingga US$250 juta atau setara Rp4,03 triliun (kurs Jisdor Rp16.131 per dolar AS),”Capex tersebut rencananya akan digunakan untuk keperluan smelter dan infrastruktur PT Maruwai Coal,”kata Direktur Adaro Minerals Indonesia, Heri Gunawan di Jakarta, kemarin.
Disampaikannya, dari belanja modal tersebut yang sudah terserap US$77 juta karena banyak belanja modal untuk pembangunan smelter aluminium maupun proyek infrastruktur untuk Maruwai Coal. Nantinya, capex untuk Maruwai Coal ini akan digunakan untuk meningkatkan kapasitas produksi batu bara ADMR. ADMR tercatat memiliki panduan untuk meningkatkan produksi batu bara metalurgi menjadi 6 juta ton pada tahun 2025.
Sementara itu, Presiden Direktur ADMR Christian Ariano Rachmat menuturkan, pihaknya ingin agar produksi batu bara metalurgi ADMR bisa terus meningkat. Dia berharap volume produksi tidak stagnan di angka 4 juta hingga 5 juta ton per tahun. "Karena kebetulan kebutuhan metallurgical coal itu baik dan saat ini didominasi dari Australia. Target kami Indonesia bisa menjadi supplier yang signifikan untuk batu bara metalurgi, tidak hanya bergantung dari Australia," tutur Christian.
Untuk aluminium, menurut Christian ADMR berinvestasi besar di bisnis ini untuk mengurangi beban impor dari berbagai negara. Dia produksi aluminium dari ADMR dapat mengurangi beban defisit negara. Sebagai informasi, proyek pembangunan smelter aluminium ADMR ini ditargetkan rampung di akhir tahun 2025. Aluminium yang akan diproduksi oleh ADMR ini akan berbentuk ingot. Kapasitas produksi pada fase pertama diperkirakan mencapai 500.000 ton ingot aluminium per tahun.
Nantinya, kapasitas smelter ini dapat ditingkatkan sampai 1,5 juta ton ingot aluminium per tahun. Dengan target tersebut, proyek smelter ini diharapkan dapat berkontribusi hingga 50% ke pendapatan ADMR mulai 2026. Adapun, suplai listrik untuk proyek smelter aluminium di fase pertama akan disediakan oleh PT Kaltara Power Indonesia.
Sementara hasil rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Adaro Minerals Indonesia Tbk absen membagikan dividen. Dari perolehan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk di tahun 2023 sebesar US$ 441,02 juta, perusahaan mengalokasikan US$ 4,41 juta untuk dana cadangan wajib dan US$ 436,61 juta untuk laba ditahan.
Pada tahun 2023, perusahaan berhasil mencatatkan kinerja yang baik, dengan dukungan pertumbuhan produksi dan kondisi harga batu bara yang kondusif. Dengan pencapaian ini, perusahaan akan terus menjaga kinerja operasional produksi batu bara metalurgi dan melanjutkan proses pembangunan smelter aluminium di Kalimantan Utara.
Hingga akhir tahun 2023, ADMR telah merealisasikan seluruh dana IPO sesuai peruntukannya, yaitu sebesar Rp 342,76 miliar untuk pinjaman kepada anak perusahaan, PT Maruwai Coal, yang digunakan untuk belanja modal, dan sebesar Rp 296,32 miliar untuk membayar kembali sebagian pokok atas pinjaman kepada PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO).
Menjadi negara dengan populasi masyarakat muslim terbesar di dunia, tren pertumbuhan angka haji tiap tahunnya terus meningkat. Apalagi bicara bisnis…
Dalam lanskap bisnis yang terus berubah, efisiensi operasional menjadi kunci kesuksesan. Untuk menjawab kebutuhan ini, FDS PAC Group menawarkan pandangan…
Kuartal tiga 2024, PT Adira Dinamika Multifinance Tbk (ADMF) atau Adira Finance membukukan penurunan pembiayaan baru sebesar 9% y/y menjadi…
Menjadi negara dengan populasi masyarakat muslim terbesar di dunia, tren pertumbuhan angka haji tiap tahunnya terus meningkat. Apalagi bicara bisnis…
Dalam lanskap bisnis yang terus berubah, efisiensi operasional menjadi kunci kesuksesan. Untuk menjawab kebutuhan ini, FDS PAC Group menawarkan pandangan…
Kuartal tiga 2024, PT Adira Dinamika Multifinance Tbk (ADMF) atau Adira Finance membukukan penurunan pembiayaan baru sebesar 9% y/y menjadi…