NERACA
Jakarta– Emiten produsen alasa kaki atau sepatu dengan merek Bata, PT Sepatu Bata Tbk (BATA) memberikan penjelasan terkait penutupan dan produksi pabrik di Purwakarta, Jawa Barat. Hatta Tutuko, Direktur dan Sekretaris PT Sepatu Bata Tbk dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin mengatakan, keputusan-keputusan ini tentu tidak dibuat dengan mudah dan dilakukan setelah melakukan evaluasi mendalam dan persetujuan antara pihak-pihak yang terkait. “Penyesuaian-penyesuaian ini juga merupakan bagian dari komitmen perusahaan untuk berkembang dan beradaptasi di masa-masa perubahan ini,”ujarnya.
Disampaikannya, seperti banyak perusahaan lain yang menghadapi dampak pasca-Covid, PT Sepatu Bata Tbk telah menghadapi banyak tantangan selama empat tahun terakhir, termasuk perubahan perilaku konsumen yang cepat. Bata merasa perlu untuk bertransformasi untuk melayani konsumen dengan lebih baik.
Oleh karena itu, lanjutnya, perusahaan tidak lagi dapat melanjutkan produksi di pabrik di Purwakarta dan sebagai gantinya perusahaan akan menawarkan produk-produk baru yang menarik yang dirancang dan dikembangkan oleh Bata serta produsen lokal dari pabrik mitra perseroan di Indonesia —banyak diantaranya yang sudah bekerja sama dengan BATA sebelumnya.
Namun demikian untuk menjaga kelangsungan bisnis jangka panjang, Bata telah mengambil inisiatif yang bertujuan untuk mengoptimalkan operasional perusahaan guna memenuhi kebutuhan pelanggan yang terus berkembang melalui pemasok lokal dan mitra lainnya. Bata akan tetap berkomitmen untuk berinvestasi di Indonesia dengan memenuhi permintaan pelanggannya.
Ditegaskannya pula, perseroan akan terus beroperasi dan melayani kebutuhan masyarakat Indonesia dengan kualitas produk terbaiknya, terus berinovasi dan meningkatkan pengalaman pelanggan melalui saluran omnichannel (www.bata.co.id), dan mengintegrasikan pengalaman langsung dari toko fisik dengan kenyamanan berbelanja online.
Sebelumnya, Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat menyampaikan lebih dari 200 orang terkena pemutusan hubungan kerja (PHK) akibat penutupan pabrik sepatu Bata di daerah itu. Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Purwakarta Didi Garnadi mengatakan bahwa pihaknya telah menerima informasi dari manajemen mengenai kondisi PT Sepatu Bata yang gulung tikar akibat sepi order.
Dia menyampaikan bahwa sebelum resmi ditutup, sekitar akhir Maret lalu, pihak perusahaan melaporkan rencana penghentian produksi di pabrik yang berlokasi di Jalan Raya Cibening, Kecamatan Bungursari, Purwakarta. Lalu Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Shinta W Kamdani menambahkan,industri sektor padat karya perlu menjadi perhatian terkait tutupnya pabrik sepatu PT Sepatu Bata Tbk,”Jadi hal semacam ini, industri padat karya kita harus menjadi perhatian, karena kita melihat bahwa kalau investasi yang masuk saat ini juga mulai beralih dari sektor padat karya ke padat modal, karena akan semakin sulit bagi sektor padat karya saat ini," ujarnya.
Rapat umum pemegang saham tahunan (RUSPT) PT ITSEC Asia Tbk (CYBR) memberbehentikan dengan hormat serta pembebasan tanggung jawab sepenuhnya Joseph…
Salah satu layanan dari PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk, BTN Prospera berhasil menunjukkan performa impresif sepanjang 2025. Sejak peluncurannya…
Hasil rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Modernland Realty Tbk. (MDLN) mengesahkan perombakan jajaran dewan komisaris serta menetapkan arah…
Rapat umum pemegang saham tahunan (RUSPT) PT ITSEC Asia Tbk (CYBR) memberbehentikan dengan hormat serta pembebasan tanggung jawab sepenuhnya Joseph…
Salah satu layanan dari PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk, BTN Prospera berhasil menunjukkan performa impresif sepanjang 2025. Sejak peluncurannya…
Hasil rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Modernland Realty Tbk. (MDLN) mengesahkan perombakan jajaran dewan komisaris serta menetapkan arah…