Merger dengan Smartfren - EXCL Sebut Baik Bagi Industrti dan Operator

NERACA

Jakarta- Wacana soal merger PT XL Axiata Tbk (EXCL) dengan PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) kembali menguak, membuat Presiden Direktur PT XL Axiata Tbk Dian Siswarini angkat bicara. Dimana dirinya menilai merger atau konsolidasi merupakan hal yang baik bagi industri, masyarakat, maupun operator telekomunikasi.

Hanya saja, lanjutnya, urusan aksi korporasi tersebut merupakan ranah pemegang saham. "Jadi pembicaraan, diskusi yang terjadi di tataran pemegang saham. Sampai saat ini tidak ada atau belum ada hilalnya, kepastian, seperti itu,"ujarnya di Jakarta, kemarin.

Meski demikian, lanjut Dian, baik seluruh pemegang saham EXCL maupun pihak lainnya selalu melihat ke arah konsolidasi. Menurutnya, apabila terjadi, maka akan ada pengumuman sesuai dengan peraturan yang ada. "Jadi kami belum melihat hilal kapan akan terjadi. Kalaupun terjadi akan ada disclosure sesuai peraturan yang ada," tutur Dian.

Disampaikannya pula, apabila aksi korporasi tersebut mencapai kesepakatan, manajemen ingin agar spektrum perseroan tetap dipertahankan. Artinya, XL berharap pemerintah tidak mewajibkan perseroan untuk mengembalikan spektrum, layaknya merger antara PT Indosat Tbk (ISAT) dan PT Hutchison 3 Indonesia. Kala itu, kedua operator tersebut mesti mengembalikan sebanyak 2x5 MHz usai mereka resmi merger.

Alih-alih mengembalikan spektrum, XL merasa akan lebih diuntungkan jika spektrum miliknya tak harus dikembalikan seperti nasib spektrumnya Indosat Ooredoo Hutchison (IOH). Sebab, perseroan membutuhkan banyak spektrum. Perseroan sendiri mengklaim spektrum yang mereka miliki tergolong jauh lebih kecil dibandingkan spektrum milik operator lain. “Karena spektrum yang kami miliki lebih kecil dari yang lain, kalau bisa jangan dikembalikan. Kalau (mergernya) terjadi ya kami belum dapat konfirmasi dari pemegang saham mengenai hal itu,” kata Dian Siswarini.

Sebelumnya, melansir Bloomberg pemilik XL Axiata dan FREN dikabarkan sedang membahas struktur transaksi potensial yang akan menciptakan entitas senilai US$3,5 miliar dengan sekitar 100 juta pelanggan. Kesepakatan merger tersebut bisa melibatkan kombinasi kas dan saham, kata sumber Bloomberg yang tidak ingin disebutkan namanya. Menurut sumber tersebut, kesepakatan yang tidak mengikat atau non-binding agreement mungkin akan dicapai dalam beberapa bulan mendatang, memungkinkan perusahaan untuk melanjutkan negosiasi dan melakukan due diligence.

Sepanjang tahun 2023, EXCL membukukan pendapatan naik hingga 11% dibandingkan pendapatan di periode yang sama tahun lalu (YoY) menjadi Rp 32,34 triliun. Sementara EBITDA naik sebesar 12% YoY menjadi Rp 15,89 triliun, kemudian EBITDA margin juga meningkat menjadi 49,1%, dan juga laba bersih sebesar Rp 1,28 triliun atau naik 15% YoY.

Keberhasilan tersebut ditopang oleh trafik data yang naik 21% YoY menjadi 9.638 Petabytes, yang mendorong kontribusi layanan data dan digital menjadi sebesar 91% dari total pendapatan, bersama dengan basis pelanggan yang berkualitas sebanyak 57,5 juta.

BERITA TERKAIT

Memakan Waktu 15 Bulan - PTPP Rampungkan Proyek Pelabuhan Hilirisasi Nickel

Berkolaborasi PT Mitra Murni Perkasa, PT PP (Persero) Tbk merampungkan proyek pelabuhan untuk hilirisasi nikel atau port handover proyek Jetty…

Jaya Ancol Bukukan Pendapatan Rp255,6 Miliar

PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk (PJAA) membukukan pendapatan kuartal pertama 2024 sebesar Rp255.6 miliar atau turun 1,8% dibandingkan periode yang…

PTPP Bukukan Pendapatan Rp4,61 Triliun

NERACA Jakarta – Kuartal pertama 2024, PT PP Tbk. (PTPP) mencatatkan pendapatan sebesar Rp4,61 triliun atau tumbuh 5,68% dibandingkan dengan…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Memakan Waktu 15 Bulan - PTPP Rampungkan Proyek Pelabuhan Hilirisasi Nickel

Berkolaborasi PT Mitra Murni Perkasa, PT PP (Persero) Tbk merampungkan proyek pelabuhan untuk hilirisasi nikel atau port handover proyek Jetty…

Jaya Ancol Bukukan Pendapatan Rp255,6 Miliar

PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk (PJAA) membukukan pendapatan kuartal pertama 2024 sebesar Rp255.6 miliar atau turun 1,8% dibandingkan periode yang…

PTPP Bukukan Pendapatan Rp4,61 Triliun

NERACA Jakarta – Kuartal pertama 2024, PT PP Tbk. (PTPP) mencatatkan pendapatan sebesar Rp4,61 triliun atau tumbuh 5,68% dibandingkan dengan…