NERACA

Jakarta - Medco Energy Global Pte Ltd, anak usaha PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) telah menerima uang muka pembelian minyak mentah senilai US$ 200 juta dari Shell International Eastern Trading Company Ltd pada tanggal 5 April  2024. Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin.

Sekretaris Perusahaan MEDC, Siendy K. Wisandana mengatakan, perseroan telah menyatakan penjaminan serta penanggungan atas kontrak jual beli itu terkait kewajiban anak usaha tersebut.“Tidak ada dampak kejadian, informasi atau fakta material tersebut terhadapa kegiatan operasional, hukum, kondisi keuangan dan kelangsungan usaha  perseroan,”ujarnya.

Sebelumnya, MEDC melaporkan laba bersih senilai US$330,67 juta pada tahun 2023, atau anjlok 37,7% dibanding tahun 2022 yang mencapai US$ 530,88 juta. Dampaknya, laba per saham yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk melemah ke level US$ 0,01321 per lembar pada akhir tahun 2023. Sedangkan di akhir tahun 2022 berada di level US$0,02123 per helai.

Direktur Utama MEDC, Hilmi Panigoro melaporkan pendapatan sepanjang tahun 2023 senilai USD2,249 miliar. Hasil itu menyusut 2,72% dibanding tahun 2022 yang terbilang US$ 2,312 miliar. Pasalnya, penjualan minyak dan gas merosot 10,4% secara tahunan menjadi US$1,959 miliar pada tahun 2023.

Kemudian pendapatan dari kontrak operasi dan jasa pelayanan susut 1,16% secara tahunan menjadi US$25,47 juta. Tapi pendapatan kontrak konstruksi melonjak 1.153% secara tahunan menjadi US$163,49 miliar pada tahun 2023. Senada, penjualan listrik naik 41,1% secara tahunan menjadi US$48,7 juta.

Selanjutnya, beban pokok pendapatan dan biaya langsung lainnya membengkak 13,9% secara tahunan menjadi US$1,215 miliar pada tahun 2023. Akibatnya, laba kotor terpangkas 17,09% secara tahunan menjadi US$1,033 miliar. Terlebih, beban usaha naik 53,2% secara tahunan menjadi US$ 305,8 juta pada tahun 2023. Sehingga, laba sebelum pajak penghasilan dari operasi yang dilanjutkan melorot 30,4% secara tahunan yang tersisa US$ 727,85 juta.

Kemudian untuk tahun ini, analis Kiwoom Sekuritas, Miftahul Khaer seperti dikutip Kontan pernah bilang, kinerja PT Medco Energi Internasional Tbk berpotensi tumbuh positif. Hal ini seiring dengan perkiraan produktivitas Medco yang dinilai mampu melampaui tahun 2023. Disampaikannya, MEDC bakal mendapat tambahan produksi pada awal 2024. Hal tersebut berkat penyelesaian akuisisi Blok 60 di bagian barat Oman pada akhir 2023.

Dia menyebutkan, tingkat produksi blok migas tersebut sebanyak 13 MBOEPD dengan cadangan 2P sebesar 56 MMBOE. "Dengan tambahan produksi dari Oman, kami memperkirakan total produksi Medco pada 2024 menjadi 166 MBOEPD atau tumbuh 8,5%," ujarnya.

Selain produksi, potensi pertumbuhan kinerja MEDC juga didorong biaya operasional yang rendah pada Blok 60 di Oman. Sebab, lokasinya berada di daratan, sehingga biaya lifting-nya diperkirakan sebesar US$ 10 per boe."Dengan asumsi, pembagian bersih sebesar 60% untuk Medco dari blok tersebut, kami memproyeksikan laba bersih Medco tahun ini mencapai US$ 358 juta," imbuh Miftahul.