NERACA
Jakarta – Sepanjang tahun 2023 kemarin, PT Bank Neo Commerce Tbk (BBYB) atau BNC membukukan rugi bersih Rp 573,18 miliar atau membaik 27% dari torehan rugi Rp 789,06 miliar pada 2022. Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin.
Kerugian fantastis tersebut terjadi kala perusahaan mampu membukukan kenaikan pendapatan laba bersih hingga 100% menjadi Rp 2,90 triliun di 2023, dari semula senilai Rp 1,45 triliun sepanjang tahun 2022. Selain itu, pendapatan operasional lainnya juga tercatat meningkat menjadi Rp 637 miliar tahun lalu dari semula Rp 455 miliar pada 2022 silam.
Kinerja bottom line yang masih buruk ini utamanya ditekan oleh beban operasional perusahaan yang kian membengkak, yang mana pada 2023 angkanya mencapai Rp 4,11 triliun dari semula hanya Rp 2,69 triliun. Porsi terbesar dari beban operasional ini diketahui datang dari kerugian dari penurunan nilai aset keuangan dan non keuangan yang menggelembung menjadi Rp 2,76 triliun dari semula hanya Rp 1,07 triliun.
Hingga akhir Desember 2023, aset BBYB tercatat terkontaksi 7,74% menjadi Rp 18,17 triliun dari semula mencapai Rp 19,69 triliun pada akhir 2022. Sementara itu, ekuitas perusahaan tercatat tertekan 11% menjadi Rp 3,32 triliun pada periode yang sama. Pejabat Sementara (Pjs.) Direktur Utama PT Bank Neo Commerce Tbk, Aditya Windarwo mengatakan, perseroan dalam tahap Road to Profitability. “BNC berhasil menutup tahun 2023 dengan kinerja yang positif atas hasil dari penerapan prinsip kehati-hatian dan berbagai inisiatif yang kami lakukan. Terlihat terjadi peningkatan kualitas kredit yang baik, peningkatan pendapatan bunga, dan efisiensi operasional. Hal ini merupakan landasan yang kuat untuk membuat BNC lepas landas, kami optimis untuk mencanangkan dapat meraih laba sepanjang tahun di tahun 2024 ini.”ujarnya.
Di tahun ketiganya setelah bertransformasi menjadi bank dengan layanan digital, BNC fokus pada penerapan kegiatan perbankan secara lebih prudent dan akuntabel. Per 31 Desember 2023, BNC telah menyalurkan kredit sebesar Rp10,78 triliun, naik sebesar 5,26% dibandingkan pada tahun 2022. Penyaluran kredit tersebut senantiasa dikelola dengan lebih terukur, hal ini terlihat dari Rasio Kredit Bermasalah atau NPL net yang sebesar 0,95%.
Pencapaian-pencapaian tersebut di atas, meningkatkan pendapatan bunga bersih (Net Interest Income/NII) BNC secara tahunan (yoy) di tahun 2023 secara signifikan sebesar 86,32% atau menjadi Rp3,54 triliun jika dibandingkan dengan tahun 2022 yang sebesar Rp1,90 triliun. Pencapaian lainnya adalah rasio Beban Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) BNC tahun 2023 mengalami penurunan sebesar 15,01%, dari 127,28% dari periode yang sama di tahun 2022 menjadi sebesar 112,27% di tahun 2023. (bani)
NERACA Jakarta – Perkuat struktur permodalan guna mendanai ekspansi bisnisnya, PT Acset Indonusa Tbk (ACST) bakal menambah modal lewat skema…
Mengulang kesuksesan di tahun sebelumnya, TelkomGroup kembali menyelenggarakan Digiland 2025, perhelatan tahunan yang menjadi wadah kolaborasi teknologi, olahraga, edukasi, hingga…
NERACA Jakarta – Jaga pertumbuhan harga saham di pasar, PT Prodia Widyahusada Tbk. (PRDA) menyiapkan dana senilai maksimal Rp200 miliar…
NERACA Jakarta – Perkuat struktur permodalan guna mendanai ekspansi bisnisnya, PT Acset Indonusa Tbk (ACST) bakal menambah modal lewat skema…
Mengulang kesuksesan di tahun sebelumnya, TelkomGroup kembali menyelenggarakan Digiland 2025, perhelatan tahunan yang menjadi wadah kolaborasi teknologi, olahraga, edukasi, hingga…
NERACA Jakarta – Jaga pertumbuhan harga saham di pasar, PT Prodia Widyahusada Tbk. (PRDA) menyiapkan dana senilai maksimal Rp200 miliar…