BTN Luncurkan Logo Baru

BTN Luncurkan Logo Baru 
NERACA
Jakarta - PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk memperkenalkan logo baru bersamaan momen HUT ke-74 perusahaan yang jatuh pada 9 Februari 2024. Peluncuran logo baru itu dilakukan di Indonesia Arena, Jakarta, Minggu, yang dihadiri Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, dan Direktur Utama BTN Nixon Napitupulu. Logo baru itu memiliki beberapa perubahan dibandingkan logo sebelumnya. Salah satu perubahan yang paling mencolok adalah huruf "BTN" yang tadinya kapital, kini menjadi huruf kecil. Selain itu, terdapat garis merah kecil di atas huruf BTN.
Dirut BTN, Nixon mengatakan logo baru ini menyimpulkan optimisme yang menggambarkan BTN yang modern dan relevan dengan perkembangan zaman. Sementara itu, huruf kecil menyimbolkan kerendahan hati yang menggambarkan bahwa BTN mudah didekati dan memahami kebutuhan nasabah agar dapat mencapai tujuan hidup.
Garis merah di atas huruf BTN menyimpulkan bank yang progresif dan terus mau melangkah maju, sehingga bank BTN ingin menetapkan posisinya sebagai lembaga keuangan yang visioner, konsisten, dan mampu berkembang secara progresif. “Kami juga tetap akan mempertahankan tagline yang selama ini kami dorong kepada masyarakat muda dan milenial untuk mulai menabung dan memiliki rumah dengan tagline ‘karena hidup gak cuma tentang hari ini’", kata Nixon.
Tantangan Hunian
Sementara itu, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menyoroti tantangan hunian pada masa mendatang seiring dengan pertumbuhan penduduk di perkotaan yang diprediksi akan terus meningkat. Erick mengatakan bahwa Indonesia saat ini mengalami backlog atau kekurangan perumahan 12,7 juta rumah, dan pembangunan 600.000 unit rumah yang sudah dilakukan saat ini tidak cukup. “Sebanyak 52 persen penduduk Indonesia itu sekarang di perkotaan, tidak lagi di pedesaan. 600 ribu rumah tidak cukup hari ini, karena kebutuhan rumah saat ini sudah 12,7 juta. Angka 1 juta-1,5 juta (rumah) ke depan ini harus jadi terobosan,” kata Erick.
Erick mengatakan bahwa BTN sebagai bank penyalur kredit pemilikan rumah (KPR) harus menjadi solusi hunian anak muda pada masa mendatang sekaligus menjadi lokomotif dalam membangun ekosistem perumahan di Indonesia. Ia mendorong BTN untuk bekerja sama dengan berbagai pihak, seperti PT Kereta Api Indonesia (Persero), Perum Pembangunan Perumahan Nasional (Perumnas), dan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) untuk mencari lahan-lahan potensial untuk pembangunan perumahan.
Erick juga mendorong agar BTN, PT KAI, Perumnas, dan PUPR untuk mulai membangun hunian vertikal. Lebih lanjut, ia mengatakan penurunan suku bunga kredit pemilikan rumah (KPR) nonsubsidi sebagai salah satu solusi untuk mengatasi backlog perumahan di Indonesia. Menurutnya, memperpanjang jangka waktu KPR nonsubsidi dari 20 tahun menjadi 30 tahun juga bisa menjadi salah satu solusi.
“Misalnya, mortgage atau pinjaman perumahan diperpanjang dari 20 ke 30 tahun … sekarang kan rata-rata bunga subsidi terlunasi 9-10 tahun. Artinya apabila mortgage diperpanjang, bunga subsidinya bisa tepat waktu 10 tahun. Ini akan jadi hal yang positif. Artinya pada tahun ke-11 sampai 30 cicilannya akan lebih ringan lagi," katanya pula.

 

NERACA

Jakarta - PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk memperkenalkan logo baru bersamaan momen HUT ke-74 perusahaan yang jatuh pada 9 Februari 2024. Peluncuran logo baru itu dilakukan di Indonesia Arena, Jakarta, Minggu, yang dihadiri Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, dan Direktur Utama BTN Nixon Napitupulu. Logo baru itu memiliki beberapa perubahan dibandingkan logo sebelumnya. Salah satu perubahan yang paling mencolok adalah huruf "BTN" yang tadinya kapital, kini menjadi huruf kecil. Selain itu, terdapat garis merah kecil di atas huruf BTN.

Dirut BTN, Nixon mengatakan logo baru ini menyimpulkan optimisme yang menggambarkan BTN yang modern dan relevan dengan perkembangan zaman. Sementara itu, huruf kecil menyimbolkan kerendahan hati yang menggambarkan bahwa BTN mudah didekati dan memahami kebutuhan nasabah agar dapat mencapai tujuan hidup.

Garis merah di atas huruf BTN menyimpulkan bank yang progresif dan terus mau melangkah maju, sehingga bank BTN ingin menetapkan posisinya sebagai lembaga keuangan yang visioner, konsisten, dan mampu berkembang secara progresif. “Kami juga tetap akan mempertahankan tagline yang selama ini kami dorong kepada masyarakat muda dan milenial untuk mulai menabung dan memiliki rumah dengan tagline ‘karena hidup gak cuma tentang hari ini’", kata Nixon.

Tantangan Hunian

Sementara itu, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menyoroti tantangan hunian pada masa mendatang seiring dengan pertumbuhan penduduk di perkotaan yang diprediksi akan terus meningkat. Erick mengatakan bahwa Indonesia saat ini mengalami backlog atau kekurangan perumahan 12,7 juta rumah, dan pembangunan 600.000 unit rumah yang sudah dilakukan saat ini tidak cukup. “Sebanyak 52 persen penduduk Indonesia itu sekarang di perkotaan, tidak lagi di pedesaan. 600 ribu rumah tidak cukup hari ini, karena kebutuhan rumah saat ini sudah 12,7 juta. Angka 1 juta-1,5 juta (rumah) ke depan ini harus jadi terobosan,” kata Erick.

Erick mengatakan bahwa BTN sebagai bank penyalur kredit pemilikan rumah (KPR) harus menjadi solusi hunian anak muda pada masa mendatang sekaligus menjadi lokomotif dalam membangun ekosistem perumahan di Indonesia. Ia mendorong BTN untuk bekerja sama dengan berbagai pihak, seperti PT Kereta Api Indonesia (Persero), Perum Pembangunan Perumahan Nasional (Perumnas), dan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) untuk mencari lahan-lahan potensial untuk pembangunan perumahan.

Erick juga mendorong agar BTN, PT KAI, Perumnas, dan PUPR untuk mulai membangun hunian vertikal. Lebih lanjut, ia mengatakan penurunan suku bunga kredit pemilikan rumah (KPR) nonsubsidi sebagai salah satu solusi untuk mengatasi backlog perumahan di Indonesia. Menurutnya, memperpanjang jangka waktu KPR nonsubsidi dari 20 tahun menjadi 30 tahun juga bisa menjadi salah satu solusi.

“Misalnya, mortgage atau pinjaman perumahan diperpanjang dari 20 ke 30 tahun … sekarang kan rata-rata bunga subsidi terlunasi 9-10 tahun. Artinya apabila mortgage diperpanjang, bunga subsidinya bisa tepat waktu 10 tahun. Ini akan jadi hal yang positif. Artinya pada tahun ke-11 sampai 30 cicilannya akan lebih ringan lagi," katanya pula.

BERITA TERKAIT

Raih ISO 27001, Didimax Pastikan Transaksi Aman

  NERACA Jakarta - PT Didi Max Berjangka (Didimax) berhasil meraih Sertifikasi ISO/IEC 27001 yang merupakan standar internasional untuk penerapan…

OJK Cabut Izin Usaha 66 Penyelenggara Fintech P2P Lending

    NERACA Jakarta – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencabut 66 izin usaha penyelenggara fintech Peer to Peer lending (P2P…

Porsi Kredit BRI Didomonasi ke UMKM

  NERACA Jakarta – PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) mencatat porsi penyaluran kredit kepada usaha mikro, kecil, dan…

BERITA LAINNYA DI Jasa Keuangan

Raih ISO 27001, Didimax Pastikan Transaksi Aman

  NERACA Jakarta - PT Didi Max Berjangka (Didimax) berhasil meraih Sertifikasi ISO/IEC 27001 yang merupakan standar internasional untuk penerapan…

OJK Cabut Izin Usaha 66 Penyelenggara Fintech P2P Lending

    NERACA Jakarta – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencabut 66 izin usaha penyelenggara fintech Peer to Peer lending (P2P…

Porsi Kredit BRI Didomonasi ke UMKM

  NERACA Jakarta – PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) mencatat porsi penyaluran kredit kepada usaha mikro, kecil, dan…