NERACA
Jakarta – Kembangkan ekspansi bisnisnya di sektor energi, PT Arkora Hydro Tbk. (ARKO) telah mendirikan anak usaha baru bernama PT Arkora Energi Mandiri pada 13 Februari 2024. Pendirian anak usaha tersebut dilakukan ARKO melalui anak-anak perusahaan. Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin.
Corporate Secretary ARKO, Prisca Lumban Tobing menjelaskan, anak usaha ARKO yakni, PT Arkoda Pembangkitan Hijau (APH) dan PT Arjuna Hidro (AH) telah mendirikan anak usaha baru yang bernama PT Arkora Energi Mandiri (AEM). Baik Arkora Pembangkitan Hijau dan Arjuna Hidro adalah anak usaha yang secara langsung dimiliki 99% oleh ARKO.
Prisca merincikan, Arkora Pembangkitan Hijau memegang 2.499 saham Arkora Energi Mandiri atau setara 99,96% kepemilikan dengan total modal Rp2,49 miliar. Sisanya sebanyak 1 saham atau 0,04% dimiliki oleh Arjuna Hidro dengan nilai Rp1 juta. "Pendirian PT AEM tersebut telah dicatatkan dalam Akta Pendirian Nomor 23 tanggal 13 Februari 2024, dan telah mendapatkan pengesahan sebagai badan hukum oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,"ujarnya.
Disampaikannya, pendirian perusahaan PT AEM melalui AHP dan AH yang menjadi pemegang saham menjadikan perseroan secara tidak langsung memiliki kepemilikan saham kepada PT AEM sebesar 99%. Sebagai informasi, ARKO memiliki potensi kapasitas terpasang pembangkit listrik energi terbarukan (EBT) sebesar 220 megawatt yang tertuang dalam daftar rencana proyek (pipeline).
Presiden Direktur Arkaro Hydra, Aldo Artoko pernah bilang, sepanjang 2023 ARKO memiliki pipeline sebesar 220 megawatt atau naik 120 Megawatt, naik 120% dibandingkan periode tahun lalu sebesar 110 megawatt.“Dari pipeline tersebut tersebar di 4 pulau besar, mayoritas site baru yang dibidik didominasi di Kalimantan,”ujarnya.
Aldo mengatakan, saat ini pihaknya sedang fokus pada ekspansi berdasarkan pipeline yang telah dirancang. Terutama ekspansi dengan opsi melakukan akuisisi menjadi perhatian ARKO. Data pipeline ARKO menyebutkan 15 titik atau proyek termasuk 4 proyek yang saat ini sedang di garap. Di pulau Sumatera ada tiga titik yaitu Jambi 5 megawatt, Kukusan sebesar 5,4 megawatt, dan Lampung sebesar 4,5 megawatt. Kemudian titik Kalimantan di Kalimantan Barat sebesar 50 megawatt dan Kalimantan tengah 50 megawatt.
Selanjutnya pulau Sulawesi yang tersebar di Sulawesi Tenggara sebesar 56,2 megawatt dan Sulawesi Selatan sebesar 30 megawatt serta Sulawesi tengah termasuk Tomasa dan Poso sebesar 40 megawatt. Sementara itu di pulau Jawa hanya di Jawa Barat Termasuk Cikopo II sebesar 11,4 megawatt. PT Arkora Hydro Tbk juga pernah menandatangani kontrak jual beli tenaga listrik dengan PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) PLN.
Adapun, perjanjian jual beli tenaga listrik dengan PLN itu melalui anak usaha ARKO, yakni PT Arkora Hydro Mailili dengan memanfaatkan Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro (PLTM) yang menghasilkan total daya sebesar 10 Megawatt (MW). Proyek tersebut terletak di Sulawesi Selatan dengan jangka waktu kontrak terhitung selama 25 tahun dengan skema Build Own Operate Transfer (BOOT).
Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT Sinergi Inti Andalan Prima Tbk (INET) menyampaikan rencana strategis kedepannya. Perseroan melalui anak usahanya PT Internet…
NERACA Jakarta – Adopsi obligasi di pasar sekunder di Indonesia masih tergolong rendah, terutama akibat kurangnya pemahaman investor…
NERACA Jakarta -Emiten produsen kemasan plastik, PT Panca Budi Idaman Tbk (PBID) membidik penjualan sebesar Rp5,78 triliun pada 2025. Target…
Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT Sinergi Inti Andalan Prima Tbk (INET) menyampaikan rencana strategis kedepannya. Perseroan melalui anak usahanya PT Internet…
NERACA Jakarta – Adopsi obligasi di pasar sekunder di Indonesia masih tergolong rendah, terutama akibat kurangnya pemahaman investor…
NERACA Jakarta -Emiten produsen kemasan plastik, PT Panca Budi Idaman Tbk (PBID) membidik penjualan sebesar Rp5,78 triliun pada 2025. Target…