Perluni dan Pimpinan Unika Atma Jaya Edukasi Para Pemilih Pemula

 

NERACA
Jakarta – Dalam rangka mensukseskan pemilu yang bersih, jujur dan adil, Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya (Unika Atma Jaya) bersama dengan Perkumpulan Alumni Atma Jaya Jakarta menggelar seminar nasional dengan tema "Orang Muda dan Masyarakat Mencermati Pemilu Beraih dan Mengawal Hasil Pemilu Secara Bertanggungjawab untuk Masa Depan Indonesia yang Lebih Baik" yang diselenggarakan secara hybrid pada Jumat (26/1). 
Adapun, para pambicara dalam seminar ini yakni August Mellaz, Ketua Divisi Sosialisasi, Pendidikan Pemilih dan Partisipasi Masyarakat, Komisi Pemilihan Umum (KPU), Republik Indonesia selaku pembicara kunci, serta empat pembicara untuk menyampaikan paparannya yakni Muhammad Fajar, Elisabeth Kusrini, Cornelius Juniarto, Vincentius Gitiyarko Priyatno. Edukasi politik ini menjadi istimewa karena ratusan peserta seminar adalah orang muda pelajar sekolah dan mahasiswa yang merupakan pemilih pemula.
Rektor Unika Atma Jaya Prof. Dr. dr. Yuda Turana, Sp.S (K) menyebut tujuan Pemilu adalah dinamika melaksanakan suatu proses demokrasi untuk memilih pemimpin untuk kemajuan Bangsa dan Negara Indonesia. Maka Yuda mengajak seluruh lapisan Masyarakat untuk ikut menyukseskan Pemilu dengan rasa dan logika.
“Saat menentukan pilihan, kita harus menempatkan rasional logika daripada emosional. Unika Atma Jaya sangat bahagia dapat ikut serta mendidik pemilih pemula yang hadir di Kampus 1 Semanggi untuk sukseskan Pemilu di Indonesia,” kata Yuda. 
Anggota KPU August Mellaz selaku pembicara kunci dalam Seminar Nasional ini menyampaikan materi terkait situasi kondisi Pemilu 2024 bahwa Indonesia dalam momentum menjadi rujukan demokrasi dari para ahli pemilu internasional serta momentum generasi muda memiliki jumlah suara yang menentukan. Generasi muda diharapkan menjadi pemilih cerdas, dengan tips-tips seperti: memberikan atensi pada proses Pemilu, menyuarakan aspirasi atau ide gagasan pribadi, mencermati edukasi politik dari tokoh yang baik, memahami program kerja seandainya terpilih, dan mengenali rekam calon beserta rekam jejaknya. 
Peneliti Senior Institute for Advance Research UAJ Muhammad Fajar, Ph.D. selaku pembicara memaparkan pemikirannya tentang aspirasi, kampanye, dan pilihan politik dikaitkan dengan respon orang muda pada Pemilu 2024. Fajar menampilkan fakta publikasi tentang kejadian Pemilu dan keterlibatan mahasiswa dari satu pemilu ke pemilu lain. 
“Saya mengajak untuk berpikir ulang mengenai partisipasi politik anak muda. Ggenerasi muda perlu menemukan strategi-strategi kreatif dalam membangun komitmen yang kredibel dengan para politisi,” ujar Fajar dalam paparannya.
Elisabeth Husrini mengangkat diskusi tentang bagaimana pentingnya mewujudkan pemilu bersih dan mengawal hasil pemilu untuk menghasilkan manfaat kebaikan bagi rakyat Indonesia. Partisipasi generasi muda dalam Pemilu jug sangat penting karena merupakan salah satu indikator kesehatan demokrasi, bentuk tanggung jawab sebagai warga negara, dan akhirnya berdampak sosial bagi dirinya sendiri. 
“Generasi muda juga dapat mengawal Pemilu Bersih dengan melaporkan kecurangan melalui pengawas TPS, Panwaslu, dan Bawaslu. Juga tersedia aplikasi SigapLapor atau Gowaslu,” terang Elisabeth.
Country Managing Partner Deloitte Legal Indonesia, Cornel B. Juniarto menilik perspektif hukum praktik kampanye dan demonstrasi kekuasaan terkait upaya terwujudnya pemilu bersih dan damai. Generasi muda perlu menggunakan hak hukumnya ikut memilih, tidak membiarkan orang lain mengambil keputusan mengenai nasib kita, tanpa kita sendiri terlibat di dalamnya. Ancaman Pemilu menjadi tidak bersih yang terbesar adalah politik uang, yang berakibat mendistorsi demokrasi, menciptakan ketidaksetaraan politik, dan meningkatkan apatisme publik terhadap politik.
Peneliti Litbang Kompas Vincentius Gitiyarko Priyatno memulai paparannya dengan mengajak orang muda untuk bersikap kritis membaca hasil survei dan bijak memanfaatkan media sosial tentang proses Pemilu. Penelitian menungkapkan bahwa keluarga juga memberi pengaruh besar dalam kedewasaan demokrasi dan pilihan politik. 
"Perluni-UAJ menyambut baik ajakan pimpinan almamater untuk mengedukasi pemilih pemula dalam rangka sukseskan Pemilu Damai. Seminar nasional ini menjadi satu kesempatan lagi bagi Perluni-UAJ, yang sedang giat menggerakan generasi muda untuk terlibat mewujudkan Pemilu Bersih. Alumni Unika Atma Jaya konsisten hadir mengawal proses demokrasi untuk keadilan sosial bagi rakyat Indonesia," jelas Michell Suharli Ketua Umum Perluni-UAJ. 
Seminar Nasional Edukasi Politik bagi pelajar, mahasiswa dan generasi muda ini dibungkus elegan dengan Pernyataan Bersama Pimpinan Dan Alumni, Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya. Pernyataan bersama itu ditandatangani oleh Rektor Unika Atma Jaya Prof. Dr. Yuda Turana, Sp.S (K) dan Ketua Perluni-UAJ Michell Suharli, CPA, CA. Pimpinan dan Alumni Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya bersepakat menyatakan:
1.  Mengambil bagian dalam Pemilu, sebagai hak dan tugas kami sebagai warga negara Republik Indonesia.
2.  Mengutamakan pendekatan damai tanpa kekerasan, sebagai salah satu cara menjunjung hak asasi setiap warga mengambil bagian dalam Pemilu.
3.  Melibatkan orang muda dan mahasiswa dalam aksi-aksi nyata meningkatkan kemandiran dan kebebasan dalam Pemilu berdasarkan suara hati dan akal sehat.
4.  Mengutamakan kerja sama antara perguruan tinggi dan lembaga pendidikan untuk memperkuat pendidikan demokratis.
5.  Mengecam dan menolak keras sikap memperalat anak muda dan mahasiswa dan segala bentuk kekerasan mengatasnamakan kesuksesan Pemilu.
Dalam Seminar Nasional tersebut, Pemilu Bersih juga dapat merujuk pada penjelasan International Institute for Democracy and Electoral Assistance (IDEA) yakni pemilu yang peraturannya dipatuhi dengan cermat dan hasilnya tidak dipengaruhi oleh tindakan yang ilegal. Pemilu Bersih dapat diukur melalui tingkat representasi, tingkat partisipasi publik, perlindungan terhadap hak asasi dan implementasi negara berdasarkan hukum. Seminar nasional edukasi politik berlangsung dengan semarak dan mengalir renyah dimoderatori oleh Salvatore Simarmata, S.Sos., MA.

NERACA

Jakarta – Dalam rangka mensukseskan pemilu yang bersih, jujur dan adil, Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya (Unika Atma Jaya) bersama dengan Perkumpulan Alumni Atma Jaya Jakarta menggelar seminar nasional dengan tema "Orang Muda dan Masyarakat Mencermati Pemilu Beraih dan Mengawal Hasil Pemilu Secara Bertanggungjawab untuk Masa Depan Indonesia yang Lebih Baik" yang diselenggarakan secara hybrid pada Jumat (26/1). 

Adapun, para pambicara dalam seminar ini yakni August Mellaz, Ketua Divisi Sosialisasi, Pendidikan Pemilih dan Partisipasi Masyarakat, Komisi Pemilihan Umum (KPU), Republik Indonesia selaku pembicara kunci, serta empat pembicara untuk menyampaikan paparannya yakni Muhammad Fajar, Elisabeth Kusrini, Cornelius Juniarto, Vincentius Gitiyarko Priyatno. Edukasi politik ini menjadi istimewa karena ratusan peserta seminar adalah orang muda pelajar sekolah dan mahasiswa yang merupakan pemilih pemula.

Rektor Unika Atma Jaya Prof. Dr. dr. Yuda Turana, Sp.S (K) menyebut tujuan Pemilu adalah dinamika melaksanakan suatu proses demokrasi untuk memilih pemimpin untuk kemajuan Bangsa dan Negara Indonesia. Maka Yuda mengajak seluruh lapisan Masyarakat untuk ikut menyukseskan Pemilu dengan rasa dan logika.

“Saat menentukan pilihan, kita harus menempatkan rasional logika daripada emosional. Unika Atma Jaya sangat bahagia dapat ikut serta mendidik pemilih pemula yang hadir di Kampus 1 Semanggi untuk sukseskan Pemilu di Indonesia,” kata Yuda. 

Anggota KPU August Mellaz selaku pembicara kunci dalam Seminar Nasional ini menyampaikan materi terkait situasi kondisi Pemilu 2024 bahwa Indonesia dalam momentum menjadi rujukan demokrasi dari para ahli pemilu internasional serta momentum generasi muda memiliki jumlah suara yang menentukan. Generasi muda diharapkan menjadi pemilih cerdas, dengan tips-tips seperti: memberikan atensi pada proses Pemilu, menyuarakan aspirasi atau ide gagasan pribadi, mencermati edukasi politik dari tokoh yang baik, memahami program kerja seandainya terpilih, dan mengenali rekam calon beserta rekam jejaknya. 

Peneliti Senior Institute for Advance Research UAJ Muhammad Fajar, Ph.D. selaku pembicara memaparkan pemikirannya tentang aspirasi, kampanye, dan pilihan politik dikaitkan dengan respon orang muda pada Pemilu 2024. Fajar menampilkan fakta publikasi tentang kejadian Pemilu dan keterlibatan mahasiswa dari satu pemilu ke pemilu lain. 

“Saya mengajak untuk berpikir ulang mengenai partisipasi politik anak muda. Ggenerasi muda perlu menemukan strategi-strategi kreatif dalam membangun komitmen yang kredibel dengan para politisi,” ujar Fajar dalam paparannya.

Elisabeth Husrini mengangkat diskusi tentang bagaimana pentingnya mewujudkan pemilu bersih dan mengawal hasil pemilu untuk menghasilkan manfaat kebaikan bagi rakyat Indonesia. Partisipasi generasi muda dalam Pemilu jug sangat penting karena merupakan salah satu indikator kesehatan demokrasi, bentuk tanggung jawab sebagai warga negara, dan akhirnya berdampak sosial bagi dirinya sendiri. 

“Generasi muda juga dapat mengawal Pemilu Bersih dengan melaporkan kecurangan melalui pengawas TPS, Panwaslu, dan Bawaslu. Juga tersedia aplikasi SigapLapor atau Gowaslu,” terang Elisabeth.

Country Managing Partner Deloitte Legal Indonesia, Cornel B. Juniarto menilik perspektif hukum praktik kampanye dan demonstrasi kekuasaan terkait upaya terwujudnya pemilu bersih dan damai. Generasi muda perlu menggunakan hak hukumnya ikut memilih, tidak membiarkan orang lain mengambil keputusan mengenai nasib kita, tanpa kita sendiri terlibat di dalamnya. Ancaman Pemilu menjadi tidak bersih yang terbesar adalah politik uang, yang berakibat mendistorsi demokrasi, menciptakan ketidaksetaraan politik, dan meningkatkan apatisme publik terhadap politik.

Peneliti Litbang Kompas Vincentius Gitiyarko Priyatno memulai paparannya dengan mengajak orang muda untuk bersikap kritis membaca hasil survei dan bijak memanfaatkan media sosial tentang proses Pemilu. Penelitian menungkapkan bahwa keluarga juga memberi pengaruh besar dalam kedewasaan demokrasi dan pilihan politik. 

"Perluni-UAJ menyambut baik ajakan pimpinan almamater untuk mengedukasi pemilih pemula dalam rangka sukseskan Pemilu Damai. Seminar nasional ini menjadi satu kesempatan lagi bagi Perluni-UAJ, yang sedang giat menggerakan generasi muda untuk terlibat mewujudkan Pemilu Bersih. Alumni Unika Atma Jaya konsisten hadir mengawal proses demokrasi untuk keadilan sosial bagi rakyat Indonesia," jelas Michell Suharli Ketua Umum Perluni-UAJ. 

Seminar Nasional Edukasi Politik bagi pelajar, mahasiswa dan generasi muda ini dibungkus elegan dengan Pernyataan Bersama Pimpinan Dan Alumni, Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya. Pernyataan bersama itu ditandatangani oleh Rektor Unika Atma Jaya Prof. Dr. Yuda Turana, Sp.S (K) dan Ketua Perluni-UAJ Michell Suharli, CPA, CA. Pimpinan dan Alumni Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya bersepakat menyatakan:

1.  Mengambil bagian dalam Pemilu, sebagai hak dan tugas kami sebagai warga negara Republik Indonesia.

2.  Mengutamakan pendekatan damai tanpa kekerasan, sebagai salah satu cara menjunjung hak asasi setiap warga mengambil bagian dalam Pemilu.

3.  Melibatkan orang muda dan mahasiswa dalam aksi-aksi nyata meningkatkan kemandiran dan kebebasan dalam Pemilu berdasarkan suara hati dan akal sehat.

4.  Mengutamakan kerja sama antara perguruan tinggi dan lembaga pendidikan untuk memperkuat pendidikan demokratis.

5.  Mengecam dan menolak keras sikap memperalat anak muda dan mahasiswa dan segala bentuk kekerasan mengatasnamakan kesuksesan Pemilu.

Dalam Seminar Nasional tersebut, Pemilu Bersih juga dapat merujuk pada penjelasan International Institute for Democracy and Electoral Assistance (IDEA) yakni pemilu yang peraturannya dipatuhi dengan cermat dan hasilnya tidak dipengaruhi oleh tindakan yang ilegal. Pemilu Bersih dapat diukur melalui tingkat representasi, tingkat partisipasi publik, perlindungan terhadap hak asasi dan implementasi negara berdasarkan hukum. Seminar nasional edukasi politik berlangsung dengan semarak dan mengalir renyah dimoderatori oleh Salvatore Simarmata, S.Sos., MA.

BERITA TERKAIT

Rayakan Hari Pendidikan Nasional, TikTok Ajak Kreator Sajikan Konten Edukasi yang Seru dan Informatif

  NERACA Jakarta - Dalam rangka merayakan Hari Pendidikan Nasional yang jatuh pada tanggal 2 Mei, TikTok Indonesia meluncurkan kampanye…

Jadikan Buku Sebagai Sumber Industri Kreatif Berbasis Konten

  Ketua Umum Ikatan Penerbit Indonesia (Ikapi) Arys Hilman Nugraha menyatakan Indonesia International Book Fair (IIBF) yang diselenggarakan pada 24-28 September 2025…

Tren Paternity Leave dan Pentingnya Peran Perusahaan Terapkan Budaya Kerja Inklusif

  Setiap tahunnya, perjalanan perempuan Indonesia meraih kesetaraan dan merasa lebih berdaya dicerminkan dari perayaan semangat di Hari Kartini Era…

BERITA LAINNYA DI

Rayakan Hari Pendidikan Nasional, TikTok Ajak Kreator Sajikan Konten Edukasi yang Seru dan Informatif

  NERACA Jakarta - Dalam rangka merayakan Hari Pendidikan Nasional yang jatuh pada tanggal 2 Mei, TikTok Indonesia meluncurkan kampanye…

Jadikan Buku Sebagai Sumber Industri Kreatif Berbasis Konten

  Ketua Umum Ikatan Penerbit Indonesia (Ikapi) Arys Hilman Nugraha menyatakan Indonesia International Book Fair (IIBF) yang diselenggarakan pada 24-28 September 2025…

Tren Paternity Leave dan Pentingnya Peran Perusahaan Terapkan Budaya Kerja Inklusif

  Setiap tahunnya, perjalanan perempuan Indonesia meraih kesetaraan dan merasa lebih berdaya dicerminkan dari perayaan semangat di Hari Kartini Era…