Daya Saing Bank Syariah Era Bank 4.0

 

Oleh  : Ahmad Febriyanto, Mahasiswa FEB Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

 

Alterasi teknologi nampaknya beriringan dengan Revolusi Banking 4.0. Tidak terbatas pada sektor konvensional, sektor perbankan syariah juga dituntut untuk menyesuaikan arus perkembangan yang terjadi. Pada era Revolusi Banking 4.0 persaingan sektor perbankan tidak hanya mengacu pada pemberian tingkat bunga terendah, melainkan juga mengacu pada kemudahan, kemurahan, dan keamanan dalam transaksi. Perbankan syariah sebagai lokomotor ekonomi syariah di Indonesia memiliki peran besar dalam menghadapi persaingan Revolusi Banking 4.0.

Sektor perbankan secara keseluruhan dituntut untuk dapat memetakan kebutuhan dan harapan nasabah atas produk dan layanan perbankan. Selain itu, perubahan perilaku nasabah juga semakin menuntut pelayanan dilakukan secara real time online. Latar belakang tersebut semakin diperkuat dengan kondisi pandemi yang memaksa nasabah bersahabat dengan digital selama hampir 2 tahun.

Dalam hal ini perbankan syariah memiliki peran besar dalam menggarap pangsa pasar muslim di Indonesia. Pada akhir tahun 2022 optimisme trend perkembangan bank syariah juga tergambar melalui peningkatan pangsa pasar menjadi 7,09% (yoy) dan peningkatan aset sebesar 15,63% (yoy). Meskipun angka tersebut masih jauh dibandingkan perbankan konvensional, peningkatan pangsa pasar dan peningkatan aset setidaknya menunjukkan prospek perkembangan perbankan syariah sebagai lokomotor keuangan syariah di Indonesia.

Peningkatan kinerja perbankan syariah era Revolusi Banking 4.0 akan sangat bergantung pada adopsi teknologi yang akan digunakan. Revolusi Banking 4.0 tidak hanya menuntut penggunaan M-Banking, SMS Banking, atau Internet Banking, lebih jauh Revolusi Banking 4.0 yang terjadi menuntut penggunaan artificial intelligence (AI) untuk memetakan kebutuhan dan keinginan nasabah, serta memberikan layanan real time online.

Kecerdasan Buatan

Adopsi AI atau kecerdasan buatan tampaknya menjadi salah satu jawaban dalam memenuhi layanan real time online bagi nasabah. Proyeksi World Economic Forum juga mengungkap bahwa hingga 2029 AI akan menjadi salah satu fitur teknologi yang akan masif diadopsi berbagai sektor, termasuk perbankan. Konsepsi AI pada dasarnya mengacu pada menghadirkan kecerdasan yang serupa dengan manusia untuk membantu proses kehidupan manusia. Secara keseluruhan AI, akan dibangun atas persepsi kecerdasan dan persepsi emosional.

Persepsi kecerdasan memungkinkan AI untuk melakukan analisis atas apa yang dibutuhkan nasabah. Sedangkan persepsi emosional menjadikan AI merasa diperhatikan secara personal dan memiliki kedekatan emosional dengan sektor perbankan. keunggulan tersebut yang menjadikan efisiensi dan produktivitas kinerja perbankan dapat dicapai. Perwujudan pelayanan real time online akan semakin mudah dengan adopsi AI dalam sektor perbankan.

Adopsi AI pada sektor perbankan syariah pada saat ini mulai diterapkan pada M-Banking. Setidaknya, Bank Mega Syariah, Bank Mandiri Syariah, Bank Central Asia Syariah dan Bank Syariah Indonesia telah menerapkan AI dalam pelayanan M-banking. Fitur Chatbots dan Pop-Up menjadi fitur keunggulan relatif yang ditawarkan dalam M-banking. Melalui fitur Chatbots nasabah dapat bertanya terkait pelayanan dan produk perbankan kapanpun, sedangkan fitur pop-up akan berperan sebagai pengingat, seperti mengingatkan pembayaran sedekah, wakaf, zakat, atau infaq. Dua fitur tersebut yang pada akhirnya memungkinkan layanan real time online bagi nasabah dapat terpenuhi.

Perubahan perilaku nasabah yang menuntut efektivitas dan efisiensi dalam pelayanan tampaknya dapat dipenuhi dengan hadirnya kecerdasan buatan. Lebih dari itu, nasabah akan merasa memiliki personalisasi hubungan dengan sektor perbankan syariah. Adopsi tersebut memungkinkan pelayanan perbankan syariah dilakukan secara objektif pada nasabah. Personalisasi dan pelayanan objektif tersebut yang pada akhirnya diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan dan kepuasan nasabah terhadap perbankan syariah.

Keinginan Nasabah

Peningkatan kinerja sektor perbankan dengan mengadopsi AI tampaknya ditunjukkan jelas oleh Bank DBS yang menjadi salah satu perbankan sukses dengan perkembangan teknologinya. Keberhasilan Bank DBS dalam menggambarkan kebutuhan nasabah, menjadi salah satu keunggulan Bank DBS pada era Revolusi Bank 4.0. Kilas sukses Bank DBS tersebut tampaknya memberi pelajaran bagi perbankan syariah di Indonesia untuk dapat mengoptimalisasi penggunaan teknologi pada sistem pelayanan.

Perubahan perilaku nasabah pada era teknologi akan cenderung lebih cepat mengikuti perubahan teknologi yang ada. Sederhananya, sektor perbankan syariah diminta untuk mengerti apa yang nasabah inginkan sebelum nasabah mengungkapkan hal tersebut. Artinya adopsi AI menjadi tuntutan utama yang memungkinkan sektor perbankan syariah dapat membaca pola perilaku dan kebiasan nasabah serta memetakan preferensi kebutuhan nasabah.

Keberhasilan perbankan syariah dalam membaca dan memenuhi preferensi kebutuhan nasabah tersebut akan menjadi keunggulan tersendiri pada era Revolusi Bank 4.0. Keunggulan tersebut yang akan meningkatkan daya saing sektor perbankan syariah. Memenuhi segala kebutuhan layanan keuangan nasabah akan menjadi persaingan ketat pada era revolusi Bank 4.0.

Pemenang persaingan era ini akan sangat ditentukan oleh kepuasan dan loyalitas nasabah dalam menggunakan produk atau layanan sektor perbankan tersebut. Sebagai lokomotor ekonomi syariah dan bertugas dalam memanfaatkan potensi mayoritas muslim, perbankan syariah diharapkan dapat mengambil hati nasabah, melalui peningkatan layanan digital, seperti dengan adopsi kecerdasan buatan.

BERITA TERKAIT

Kopdes Merah Putih Wujud Nyata Transformasi Ekonomi Desa

    Oleh: Eleine Pramesti, Pemerhati  Ekonomi Pembangunan       Koperasi Desa Merah Putih berakar pada prinsip dasar koperasi…

Swasembada Pangan Prioritas Utama Pemerintahan Prabowo

    Oleh : Bahtiar Ardie, Pengamat Pertanian   Swasembada pangan menjadi prioritas utama dalam kebijakan pembangunan nasional di bawah…

Waspadai Bahaya Judi Daring, Ancaman Nyata bagi Keluarga dan Masa Depan Bangsa

    Oleh: Cahyo Widjaya, Peneliti Ekonomi Kerakyatan   Maraknya praktik judi daring (online) dalam beberapa bulan terakhir telah menjadi…

BERITA LAINNYA DI Opini

Kopdes Merah Putih Wujud Nyata Transformasi Ekonomi Desa

    Oleh: Eleine Pramesti, Pemerhati  Ekonomi Pembangunan       Koperasi Desa Merah Putih berakar pada prinsip dasar koperasi…

Swasembada Pangan Prioritas Utama Pemerintahan Prabowo

    Oleh : Bahtiar Ardie, Pengamat Pertanian   Swasembada pangan menjadi prioritas utama dalam kebijakan pembangunan nasional di bawah…

Waspadai Bahaya Judi Daring, Ancaman Nyata bagi Keluarga dan Masa Depan Bangsa

    Oleh: Cahyo Widjaya, Peneliti Ekonomi Kerakyatan   Maraknya praktik judi daring (online) dalam beberapa bulan terakhir telah menjadi…