Pertanian Sektor Strategis

Melihat potensi ancaman El Nino yang semakin dekat, data BPS mengungkapkan, sektor pertanian saat ini hanya berkontribusi sekitar 12% terhadap PDB, jauh lebih rendah jika dibandingkan dengan sektor manufaktur yang menyumbang sekitar 20,4% terhadap PDB dan sektor jasa yang menyumbang sekitar 54,3% dari PDB. Perubahan struktur perekonomian ini merupakan hal yang wajar terjadi di negara berkembang yang semakin maju perekonomiannya.

Langkah transformasi ekonomi tersebut menyebabkan sektor pertanian dan pangan terus menurun kontribusinya terhadap perekonomian.  Sementara itu, peningkatan jumlah penduduk dan kesejahteraan masyarakat menyebabkan demand terhadap produk pertanian dan pangan semakin meningkat. Sebab itu, perlu terus dilakukan upaya peningkatan peningkatan produksi dan nilai tambah sektor pertanian. Upaya tersebut terus dilakukan oleh pemerintah antara lain dengan kebijakan revitalisasi dan hilirisasi produk pertanian dan pangan.

Kebijakan ini bertujuan selain untuk meningkatkan produksi dan nilai tambah sektor pertanian, juga dilakukan untuk menciptakan lapangan kerja baru serta mendorong kontribusi sektor pertanian terhadap perekonomian nasional. Terdapat beberapa permasalahan utama sektor pertanian yang menghambat dan menjadi tantangan pengembangan sektor pertanian.

Pertama, produsen produk pertanian termasuk petani masih jauh dari kata sejahtera, sehingga menyebabkan generasi muda jarang yang berminat terjun di sektor pertanian. Akibatnya terjadi lack of employment di sektor pertanian. Padahal saat ini sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang menyerap tenaga paling banyak.

Masalah kedua, adalah ketersediaan lahan pertanian yang produktif semakin berkurang. Hal ini disebabkan oleh banyaknya konversi lahan pertanian menjadi peruntukan lain seperti perumahan dan industri. Data menunjukan bahwa konversi lahan sebagian besar terjadi di lahan pertanian yang sangat produktif. Selain itu, masih banyak lahan menganggur yang belum dioptimalkan, meskipun sebagian besar lahan menganggur tersebut kurang produktif, namun bisa didaya gunakan dengan berbagai inovasi teknologi pertanahan.

Ketiga, adalah tantangan untuk input sektor pertanian seperti benih, pupuk serta sarana dan prasarana pertanian sering mengalami kelangkaan pasokan dan harga yang masih cukup tinggi. Akibatnya, produktifitas hasil pertanian menjadi tidak maksimal dan petani sering mengalami kerugian. Permasalahan lain adalah pemanfaatan alat dan teknologi pertanian yang masih rendah. Sebagian besar produksi pertanian masih dilakukan secara manual dan belum memanfaatkan teknologi pertanian. Hal ini menyebabkan sektor pertanian dan pangan kurang bisa bersaing jika dibandingkan dengan negara tetangga seperti Thailand dan Vietnam.

Melihat berbagai permasalahan tersebut, kita mendorong pemerintah untuk membuat terobosan kebijakan agar sektor pertanian terus berkembang dan memiliki nilai tambah dan kontribusi yang lebih besar terhadap perekonomian. Salah satu terobosan yang dilakukan adalah dengan melakukan hilirisasi dan revitalisasi sektor pertanian. Hilirisasi dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan nilai tambah dan nilai jual produk pertanian sehingga bisa meningkatkan kontribusi pertanian terhadap perekonomian dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Terdapat beberapa komoditas pertanian yang menjadi prioritas pemerintah dalam kebijakan hilirisasi. Komoditas tersebut antara lain adalah kelapa sawit, kelapa, karet dan kakao. Komoditas tersebut didorong untuk diproses lebih lanjut melalui proses industri untuk menghasilkan produk turunan yang lebih bernilai. Pemrosesan tersebut selain dapat meningkatkan nilai ekonomi komoditas, juga bisa menambah lapangan kerja dan mendorong perekonomian local. Sebagai contoh, kelapa sawit bisa diproses lebih lanjut menjadi bahan kimia dasar, makanan hasil olahan, kosmetik dan barang lebutuhan sehari-hari hingga biodiesel dan bahan bakar.

Hilirisasi tersebut akan sangat berdampak positif karena memberikan multiplier effect yang sangat besar terhadap perekonomian. Nilai ekonominya meningkat, tenaga kerja lebih banyak terserap hingga nilai ekspor dan perdagangan internasional dapat terus ditingkatkan.  Peningkatan nilai tambah tersebut akan mendorong kontribusi sektor pertanian terhadap perekonomian.

Berbeda dengan hilirisasi, revitalisasi dilakukan untuk meningkatkan produktivitas sektor pertanian terutama pertanian tanaman pangan seperti beras, jagung hingga umbi-umbian. Tedapat beberapa program pemerintah untuk mendorong revitalisasi sektor pertanian tanaman pangan. Program tersebut antara lain pertama pemanfaatan alat pertanian yang berteknologi tinggi.

BERITA TERKAIT

Hapus Kredit Macet UMKM?

  MenkopUKM Teten Masduki pernah mengatakan, jumlah kredit macet di Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) yang akan dihapuskan mencapai Rp22…

Jaga Iklim Reformasi

  Pemerintahan Jokowi yang tinggal sisa waktu tidak lama akan berakhir, ternyata muncul keanehan yang luar biasa dipertontonkan di depan…

Komitmen Jaga Netralitas

Pemilu 2024 menjadi momentum penting bagi bangsa Indonesia, dan keterlibatan Polri sebagai penjaga keamanan mengemban tanggung jawab sangat besar. Polri…

BERITA LAINNYA DI Editorial

Hapus Kredit Macet UMKM?

  MenkopUKM Teten Masduki pernah mengatakan, jumlah kredit macet di Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) yang akan dihapuskan mencapai Rp22…

Jaga Iklim Reformasi

  Pemerintahan Jokowi yang tinggal sisa waktu tidak lama akan berakhir, ternyata muncul keanehan yang luar biasa dipertontonkan di depan…

Komitmen Jaga Netralitas

Pemilu 2024 menjadi momentum penting bagi bangsa Indonesia, dan keterlibatan Polri sebagai penjaga keamanan mengemban tanggung jawab sangat besar. Polri…