Beras Jadi Penyumbang Inflasi Terbesar September

Beras Jadi Penyumbang Inflasi Terbesar September 
NERACA
Jakarta - Plt Kepala Badan Pusat Statistik Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan bahwa beras merupakan komoditas yang penyumbang andil inflasi terbesar pada September 2023. "Komoditas penyumbang inflasi secara data per bulan (month to month) terbesar adalah beras dengan andil inflasi 0,18 persen," kata Amalia di Jakarta, Senin (2/10).
Amalia menjelaskan pada September 2023, rata-rata harga beras kualitas premium di penggilingan sebesar Rp12.900 per kilogram, naik 9,75 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Sedangkan, harga beras kualitas medium di penggilingan sebesar Rp12.685 per kg atau meningkat 10,55 persen dan rata-rata harga beras luar kualitas di penggilingan sebesar Rp11.746,00 per kg atau naik 11,59 persen.
Ditambahkan, komoditas beras juga dominan memberikan andil inflasi selama setahun terakhir, selain bawang putih, daging ayam ras, kentang, dan tahu mentah. Pada September 2023 rata-rata harga beras di penggilingan untuk kualitas premium, medium, dan luar kualitas masing-masing naik sebesar 25,83 persen, 29,64 persen, dan 24,09 persen dibanding periode yang sama September 2022. "Kenaikan harga beras ini selain berkurangnya pasokan, juga karena konsumsi masyarakat yang tetap tinggi," ungkapnya.
Selain itu, adanya faktor eksternal seperti cuaca dari dampak El Nino yang menyebabkan beberapa wilayah di Indonesia mengalami kekeringan. Disisi lain, produksi beras di beberapa negara produsen beras di dunia seperti Thailand, Vietnam dan India juga mulai mengalami penurunan produksi.
Bahkan, India melakukan kebijakan untuk pembatasan ekspor beras artinya kata Amalia, ada kenaikan harga beras dikontribusikan terganggunya dari sisi pasokan (suplai). "Inflasi beras dari tahun ke tahun saat ini terlihat paling tinggi, karena bukan hanya kondisi domestik tapi juga terganggunya produksi beras di pasar internasional," ungkapnya. ke depan kata Amalia, adanya Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) diharapkan semakin dapat mengantisipasi gangguan dari sisi pasokan, sehingga inflasi lebih terkendali.
Sebelumnya, Badan Pangan Nasional (Bapanas) selalu memastikan ketersediaan beras yang merupakan Cadangan Pangan Pemerintah (CPP) tercukupi hingga masa Pemilu 2024 dan Lebaran Idul Fitri 2024 baik melalui penyerapan dalam negeri maupun importasi. “Yang penting stok di Bulog hari ini 1,8 juta tok dan akan masuk (lagi) total 2 juta ton. Apabila diperlukan, Badan Pangan akan melakukan kegiatan-kegiatan yang men-topup stok Bulog. Jadi tidak usah khawatir,” kata Kepala Bapanas  Arief Prasetyo Adi. 
Arief menuturkan berdasarkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 125 Tahun 2022 tentang Penyelenggaraan Cadangan Pangan Pemerintah, Bapanas ditugaskan untuk menguatkan Cadangan Pangan Pemerintah (CPP) bersama BUMN bidang pangan yakni Bulog dan ID FOOD. Pengadaan CPP untuk beras sebagaimana dimaksud dalam Perpres tersebut diutamakan melalui pembelian produksi dalam negeri termasuk pembelian dari stok komersial Bulog. Namun juga tidak menutup kemungkinan untuk dilakukan pengadaan dari luar negeri dengan tetap menjaga kepentingan produsen dan konsumen dalam negeri.
“Ketahanan pangan Indonesia berdasarkan kemandirian dan kedaulatan pangan jadi nomor satu adalah penyerapan dalam negeri tapi kalau di beberapa sentra produksi seperti Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat, Lampung, Sulawesi Selatan, NTB itu ada beberapa yang panennya di bawah artinya perlu penambahan. Artinya dengan segala konsekuensinya tapi harus kita lakukan yang penting kita punya ketersediaan pangan yang cukup,” jelas Arief.

 

NERACA

Jakarta - Plt Kepala Badan Pusat Statistik Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan bahwa beras merupakan komoditas yang penyumbang andil inflasi terbesar pada September 2023. "Komoditas penyumbang inflasi secara data per bulan (month to month) terbesar adalah beras dengan andil inflasi 0,18 persen," kata Amalia di Jakarta, Senin (2/10).

Amalia menjelaskan pada September 2023, rata-rata harga beras kualitas premium di penggilingan sebesar Rp12.900 per kilogram, naik 9,75 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Sedangkan, harga beras kualitas medium di penggilingan sebesar Rp12.685 per kg atau meningkat 10,55 persen dan rata-rata harga beras luar kualitas di penggilingan sebesar Rp11.746,00 per kg atau naik 11,59 persen.

Ditambahkan, komoditas beras juga dominan memberikan andil inflasi selama setahun terakhir, selain bawang putih, daging ayam ras, kentang, dan tahu mentah. Pada September 2023 rata-rata harga beras di penggilingan untuk kualitas premium, medium, dan luar kualitas masing-masing naik sebesar 25,83 persen, 29,64 persen, dan 24,09 persen dibanding periode yang sama September 2022. "Kenaikan harga beras ini selain berkurangnya pasokan, juga karena konsumsi masyarakat yang tetap tinggi," ungkapnya.

Selain itu, adanya faktor eksternal seperti cuaca dari dampak El Nino yang menyebabkan beberapa wilayah di Indonesia mengalami kekeringan. Disisi lain, produksi beras di beberapa negara produsen beras di dunia seperti Thailand, Vietnam dan India juga mulai mengalami penurunan produksi.

Bahkan, India melakukan kebijakan untuk pembatasan ekspor beras artinya kata Amalia, ada kenaikan harga beras dikontribusikan terganggunya dari sisi pasokan (suplai). "Inflasi beras dari tahun ke tahun saat ini terlihat paling tinggi, karena bukan hanya kondisi domestik tapi juga terganggunya produksi beras di pasar internasional," ungkapnya. ke depan kata Amalia, adanya Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) diharapkan semakin dapat mengantisipasi gangguan dari sisi pasokan, sehingga inflasi lebih terkendali.

Sebelumnya, Badan Pangan Nasional (Bapanas) selalu memastikan ketersediaan beras yang merupakan Cadangan Pangan Pemerintah (CPP) tercukupi hingga masa Pemilu 2024 dan Lebaran Idul Fitri 2024 baik melalui penyerapan dalam negeri maupun importasi. “Yang penting stok di Bulog hari ini 1,8 juta tok dan akan masuk (lagi) total 2 juta ton. Apabila diperlukan, Badan Pangan akan melakukan kegiatan-kegiatan yang men-topup stok Bulog. Jadi tidak usah khawatir,” kata Kepala Bapanas  Arief Prasetyo Adi. 

Arief menuturkan berdasarkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 125 Tahun 2022 tentang Penyelenggaraan Cadangan Pangan Pemerintah, Bapanas ditugaskan untuk menguatkan Cadangan Pangan Pemerintah (CPP) bersama BUMN bidang pangan yakni Bulog dan ID FOOD. Pengadaan CPP untuk beras sebagaimana dimaksud dalam Perpres tersebut diutamakan melalui pembelian produksi dalam negeri termasuk pembelian dari stok komersial Bulog. Namun juga tidak menutup kemungkinan untuk dilakukan pengadaan dari luar negeri dengan tetap menjaga kepentingan produsen dan konsumen dalam negeri.

“Ketahanan pangan Indonesia berdasarkan kemandirian dan kedaulatan pangan jadi nomor satu adalah penyerapan dalam negeri tapi kalau di beberapa sentra produksi seperti Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat, Lampung, Sulawesi Selatan, NTB itu ada beberapa yang panennya di bawah artinya perlu penambahan. Artinya dengan segala konsekuensinya tapi harus kita lakukan yang penting kita punya ketersediaan pangan yang cukup,” jelas Arief.

BERITA TERKAIT

Pemerintah Serap PNBP Rp115,9 Triliun

  NERACA Jakarta – Pemerintah menyerap penerimaan negara bukan pajak (PNBP) senilai Rp115,9 triliun per 31 Maret 2025, setara 22,6…

Pertumbuhan Ekonomi Jakarta Diprediksi Capai 4,6% di 2025

  NERACA Jakarta - Perekonomian Jakarta diperkirakan tetap tumbuh kuat, sedikit di bawah titik tengah kisaran 4,6-5,4 persen sepanjang tahun…

Berikan Dana Hibah US$159 Juta, Bill Gates Komitmen Dukung Program MBG

  NERACA Jakarta - Filantropi sekaligus pebisnis asal Amerika Serikat (AS) Bill Gates, menunjukkan komitmennya dalam upaya meningkatkan kesejahteraan global…

BERITA LAINNYA DI Ekonomi Makro

Pemerintah Serap PNBP Rp115,9 Triliun

  NERACA Jakarta – Pemerintah menyerap penerimaan negara bukan pajak (PNBP) senilai Rp115,9 triliun per 31 Maret 2025, setara 22,6…

Pertumbuhan Ekonomi Jakarta Diprediksi Capai 4,6% di 2025

  NERACA Jakarta - Perekonomian Jakarta diperkirakan tetap tumbuh kuat, sedikit di bawah titik tengah kisaran 4,6-5,4 persen sepanjang tahun…

Berikan Dana Hibah US$159 Juta, Bill Gates Komitmen Dukung Program MBG

  NERACA Jakarta - Filantropi sekaligus pebisnis asal Amerika Serikat (AS) Bill Gates, menunjukkan komitmennya dalam upaya meningkatkan kesejahteraan global…

Berita Terpopuler