NERACA
Jakarta – PT Pelayaran Nasional Bina Buana Raya Tbk (BBRM) mencatat pendapatan perseroan pada 2022 sebesar US$1.778.853 atau mengalami kenaikan sebesar 23,6% dibandingkan tahun 2021. Menurut Direktur Utama PT Pelayaran Nasional Bina Buana Raya Tbk Na’im Machzyumi menyampaikan bahwa kenaikan pendapatan terjadi pada segmen kapal penunjang lepas pantai (OSV).
“Kenaikan ini disebabkan karena adanya penambahan satu armada kapal penunjang lepas pantai yaitu MP Endurance yang dibeli dan di terima Perseroan pada bulan January 2022. Selain itu kenaikan pendapatan disebabkan karena peningkatan utilisasi/sewa kapal dimana di tahun 2022 utilisasi kapal mencapai 86% dibandingkan tahun 2021 sebesar78%,” jelas Na’im saat konferensi pers usai Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) di Jakarta, Selasa (20/6).
Ia juga menjabarkan beban langsung perseroan pada 2022 tercatat sebesar US$6.711.475 meningkat sebesar US$762.664 atau sebesar 12,8% dibanding tahun 2021. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya beban bahan bakar karena di tahun 2022 terdapat project penarikan untuk beberapa kapal penunjang lepas pantai, dimana pembelian bahan bakar ditanggung oleh Perseroan. Selain itu terdapat kenaikan biaya gaji dan upah serta biaya jasa pekerja lepas sebagai akibat bertambahnya satu armada kapal penunjang lepas pantai.
Untuk laba, Naim menyampaikan bahwa perseroan membukukan laba bersih sebesar US$692.322 pada tahun 2022, mengalami kenaikan dibandingkan laba bersih pada tahun 2021 sebesar US$673.121. Dari sisi asset, perseroan pada tanggal 31 Desember 2022 adalah sebesar US$34.008.974, meningkat sebesar US$362.472 dibandingkan dengan total aset pada tanggal 31 Desember 2021. Kenaikan ini disebabkan karena adanya uang muka pembelian 1 unit kapal SPB sebesar US$1.300.000 juta dan penambahan 1 unit armada kapal penunjang lepas pantai.
Ia juga menyampaikan total liabilitas perseroan pada tanggal 31 Desember 2022 adalah sebesar US$8.295.100 atau turun sebesar US$17.245.760 dibandingkan dengan total liabilitas pada tanggal 31 Desember 2021. Penurunan ini disebabkan adanya penurunan utang usaha kepada pihak berelasi yaitu PT Marco Polo Indonesia atas pembelian kapal penunjang lepas pantai sebesar US$ 14 juta.
Pada sisi ekuitas Perseroan, terjadi peningkatan dari US$8.105.642 pada tanggal 31 Desember 2021 menjadi US$25.713.874 pada tanggal 31 Desember 2022. Peningkatan ini disebabkan adanya penambahan modal yang dilakukan oleh PT Marco Polo Indonesia pada saat Right Issue PUT II yang dinyatakan efektif tgl 15 February 2022 sebanyak 4.901.439.496 lembar saham dengan harga pelaksanaan sebesar RP50 per lembar saham.
NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT Transcoal Pacific Tbk (TCPI) agresif memburu kontrak baru. Teranyar, perseroan telah menandatangani kontrak…
NERACA Jakarta — Sebagai bentuk apresiasi kepada pemegang saham, PT Trimegah Bangun Persada Tbk. (NCKL) atau Harita Nickel memutuskan pembagian…
NERACA Jakarta – Emiten produsen beras ternama merek ‘Topi Koki’, PT Buyung Poetra Sembada Tbk (HOKI) menargetkan penjualan sebesar Rp1,43…
NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT Transcoal Pacific Tbk (TCPI) agresif memburu kontrak baru. Teranyar, perseroan telah menandatangani kontrak…
NERACA Jakarta — Sebagai bentuk apresiasi kepada pemegang saham, PT Trimegah Bangun Persada Tbk. (NCKL) atau Harita Nickel memutuskan pembagian…
NERACA Jakarta – Emiten produsen beras ternama merek ‘Topi Koki’, PT Buyung Poetra Sembada Tbk (HOKI) menargetkan penjualan sebesar Rp1,43…