Di era digital, tren kejahatan di dunia maya semakin canggih. Dimana 40% dari kejahatan siber di Indonesia adalah kasus penipuan transaksi online. Bahkan, berdasarkan survei pengguna internet di Indonesia, 65% pengguna mengaku sadar apabila data yang dimasukkan dalam internet dapat dicuri,”kata Kepala Dinas Pemuda Olahraga, Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Probolinggo, Sugeng Wiyanto dalam diskusi literasi digital di Probolinggo, Jawa Timur, Minggu (28/5).
Disampaikannya pula, 83% lebih pengguna internet menyadari adanya penipuan di internet. Artinya kesadaran itu belum diimbangi dengan upaya menghindari kejahatan penipuan online oleh penggunanya. Asal tahu saja, kejahatan siber (cyber crime) adalah tindakan kriminal yang dilakukan di dunia maya, termasuk di dalamnya penipuan.
Maka agar terhindar dari kejahatan siber, menurut Sugeng, pengguna digital hendaknya mampu mengenali jenis-jenis penipuan online. Antara lain: spam, scam, dan phising. Spam, biasanya berupa penggunaan perangkat elektronik untuk mengirimkan pesan secara bertubi-tubi tanpa dikehendaki oleh penerimanya.”Scam yakni berita elektronik dalam internet yang membohongi dan bersifat menipu, sehingga pengirimnya akan mendapat manfaat dan keuntungan tertentu. Sedangkan phising adalah sebuah upaya untuk mendapatkan informasi data seseorang dengan teknik pengelabuan,” jelas Sugeng.
Di hadapan ”goweser” yang menjadi peserta diskusi, Sugeng juga membagikan tips aman berbelanja online. Yakni: waspada penawaran yang menggiurkan karena bisa jadi palsu, pastikan jaringan nirkabel yang terhubung aman, pastikan password kompleks dan aman, jika ragu mengklik tautan di email, lihat dahulu tujuan URL yang sebenarnya.
Dari perspektif keamanan digital, Kepala Dinas Kominfo Kabupaten Probolinggo Yulius Christian menyatakan, hasil survei kasus kerentanan keamanan yang dialami pengguna digital, 74% lebih pengguna tidak tahu ihwal kerentanan keamanan digital atau pernah mengalaminya.”Sebanyak 10% tahu atau mengalami kerentanan keamanan, 9% tahu perangkat terkena virus, 7% pernah mengalami kasus pencurian data pribadi, hack, pising. Untuk itu, literasi digital adalah sebuah keniscayaan yang perlu dilakukan,” tegas Yulius.
Sementara menurut Ketua Relawan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) Jember Erlina Dwi Nahzdifah, penipuan online dapat diminimalisir dengan pemahaman kompetensi keamanan digital. Kemampuan itu bisa berupa pemahaman terhadap perangkat, jaringan, maupun aplikasi.”Tips agar aman dan terhindar dari penipuan online, seperti: phising, malware, dan scam. Di antaranya, jaga data pribadi, waspada tautan tak dikenal, jangan merespon panggilan tak dikenal, install aplikasi resmi, dan gunakan antivirus,”kata Erlina.
NERACA Jakarta – Perkuat struktur permodalan guna mendanai ekspansi bisnisnya, PT Acset Indonusa Tbk (ACST) bakal menambah modal lewat skema…
Mengulang kesuksesan di tahun sebelumnya, TelkomGroup kembali menyelenggarakan Digiland 2025, perhelatan tahunan yang menjadi wadah kolaborasi teknologi, olahraga, edukasi, hingga…
NERACA Jakarta – Jaga pertumbuhan harga saham di pasar, PT Prodia Widyahusada Tbk. (PRDA) menyiapkan dana senilai maksimal Rp200 miliar…
NERACA Jakarta – Perkuat struktur permodalan guna mendanai ekspansi bisnisnya, PT Acset Indonusa Tbk (ACST) bakal menambah modal lewat skema…
Mengulang kesuksesan di tahun sebelumnya, TelkomGroup kembali menyelenggarakan Digiland 2025, perhelatan tahunan yang menjadi wadah kolaborasi teknologi, olahraga, edukasi, hingga…
NERACA Jakarta – Jaga pertumbuhan harga saham di pasar, PT Prodia Widyahusada Tbk. (PRDA) menyiapkan dana senilai maksimal Rp200 miliar…