NERACA
Jakarta – Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) merestui perseroan untuk melakukan pembelian kembali (buyback) saham perseroan,”Periode pembelian saham kembali (buyback) adalah 18 bulan terhitung sejak 12 Mei 2023,” ujar Presiden Direktur dan CEO Adaro, Garibaldi 'Boy' Thohir di Jakarta, kemarin.
Disampaikannya, buyback saham akan dilaksanakan berdasarkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 30/POJK.04/2017 tentang Pembelian Kembali Saham yang Dikeluarkan oleh Perusahaan Terbuka. Sebelumnya, Adaro Energy Indonesia telah mengumumkan rencana untuk melakukan pembelian kembali (buyback) saham perseroan dengan jumlah sebanyak-banyaknya Rp 4 triliun.
Dalam keterbukaan informasi pada website Bursa Efek Indonesia (BEI), 4 April 2023 lalu, dijelaskan bahwa jumlah nilai nominal seluruh saham yang akan dibeli kembali oleh perseroan tidak melebihi 10% dari modal yang ditempatkan.
Di sisi lain, RUPST Adaro juga sepakat membagikan dividen tunai senilai total US$ 1 miliar dari hasil kinerja keuangan 2022. Jumlah ini setara 40,11% dari laba bersih Adaro tahun lalu sebesar US$ 2,49 miliar. Perusahaan telah membagikan dividen interim tahun buku 2022 senilai US$ 500 juta atau Rp 251,7 per saham pada 13 Januari 2023.
Sehingga jumlah dividen yang akan dibayarkan selanjutnya, senilai total US$ 500 juta atau sekitar total Rp 7,35 triliun atau Rp 229,8 per saham bila dibagi 31.985.962.000 saham menggunakan kurs Rp 14.700 per dolar. Sebagai informasi, perseroan menyatakan pihaknya akan fokus mengembangkan energi baru dan terbarukan (EBT) dalam beberapa tahun mendatang."Antara 10 hingga 20 tahun yang akan datang kita akan menuju Adaro green energy, kita masuk besar-besaran di hydro (air), wind (angin), solar (surya) dan lainnya," kata Garibaldi Thohir.
Dia menjelaskan,langkah ini sebagai upaya mendukung transisi ke energi terbarukan sekaligus hilirisasi industri, sesuai dengan tujuan pemerintah Indonesia."Hilirisasi akan membawa kita menjadi sustainable dan tentunya akan menjadi negara yang leading," ujarnya.
Dia mencontohkan salah satu program hilirisasi industri dari bahan baku nikel ke produk stainless steel telah berhasil menghasilkan devisa mencapai kisaran US$ 30 hingga US$ 32 miliar pada 2022. Dalam kesempatan ini, dia menyebut Adaro Group melalui PT Adaro Minerals Energy Tbk (ADMR) akan berinvestasi senilai US$ 1,35 miliar dalam proyek smelter aluminium di Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara yang ditargetkan akan beroperasi pada awal 2025.
Berdasarkan hasil rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) menyetujui pengangkatan Dian Siswarini sebagai Direktur…
NERACA Jakarta – Rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) PT Sariguna Primatirta Tbk. (CLEO) memutuskan membagikan dividen senilai Rp60…
NERACA Jakarta – Perkuat modal guna mendanai ekspansi bisnis, PT Bank Syariah Indonesia Tbk atau BSI (BRIS) berencana menerbitkan kembali…
Berdasarkan hasil rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) menyetujui pengangkatan Dian Siswarini sebagai Direktur…
NERACA Jakarta – Rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) PT Sariguna Primatirta Tbk. (CLEO) memutuskan membagikan dividen senilai Rp60…
NERACA Jakarta – Perkuat modal guna mendanai ekspansi bisnis, PT Bank Syariah Indonesia Tbk atau BSI (BRIS) berencana menerbitkan kembali…