NERACA
Jakarta – Di kuartal pertama 2023, PT Indonesian Tobacco Tbk (ITIC) mencatatkan kenaikan laba periode berjalan sebesar 9,2% dari Rp 3,79 miliar pada kuartal I-2022 menjadi Rp 4,14 miliar. Perseroan dalam laporan keuangan yang dirilis di Jakarta, kemarin menyebutkan, kenaikan tersebut sejalan pertumbuhan penjualan perseroan dari Rp 59,46 miliar menjadi Rp 68,06 milliar.
Sedangkan total aset perseroan mengalami penurunan tipis dari Rp 553,20 miliar menjadi Rp 551,39 miliar. Begitu juga dengan total kewajiban turun dari Rp 188,88 miliar menjadi Rp 182,88 miliar. Pertumbuhan kinerja keuangan tersebut melanjutkan realisasi sepanjang 2022. Saat itu, laba tahun berjalan perseroan naik menjadi Rp 23,95 miliar, dibandingkan tahun 2021 Rp 18,36 miliar.
Begitu juga dengan penjualan melambung dari Rp 238,39 miliar menjadi Rp 279,17 miliar. Sebagai informasi, sepanjang tahun 2022, perseroan membukukan penjualan naik 17,11% menjadi Rp 279,18 miliar dari Rp 238,4 miliar pada 2021. Bersamaan dengan itu, beban penjualan naik menjadi Rp 207,39 miliar dari sebelumnya Rp 174,6 miliar. Meski demikian, laba bruto perseroan masih tumbuh 12,53% menjadi Rp 71,78 miliar pada 2022 dari Rp 63,8 miliar pada 2021.
Pada periode ini, beban usaha tercatat sebesar Rp 25,16 miliar, penghasilan keuangan Rp 1,31 juta dan laba penjualan aset tetap Rp 70,06 miliar. Lalu selisih kurs tercatat sebesar Rp 36,9 juta, beban keuangan Rp 15,31 miliar, pemulihan imbalan kerja Rp 331,04 juta dan pendapatan lain-lain Rp 523,61 miliar.
Setelah dikurangi pajak, perseroan membukukan laba tahun berjalan sebesar Rp 23,95 miliar. Laba ini naik 30,4% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 18,37 miliar. Laba per saham dasar tahun berjalan ikut naik menjadi Rp 25,46 dari Rp 19,53 pada 2021. Aset perseroan sampai dengan Desember 2022 naik menjadi 553,21 miliar dari Rp 526,7 miliar pada 2021.
Liabilitas susut menjadi Rp 188,89 miliar pada 2022 dari Rp 202,02 miliar pada 2021. Sedangkan ekuitas naik menjadi Rp 364,32 miliar dari Rp 324,68 miliar pada 2021. Sebagai informasi, PT Indonesian Tobacco Tbk menjadi perusahaan ke-19 yang melantai di bursa pada tahun 2019. Perseroan merupakan perusahaan pengolahan tembakau iris pertama yang listing di BEI. Perseroan melepas 274,06 juta saham atau 29,13% dari modal ditempatkan dan disetor penuh dengan harga IPO sebesar Rp 219 per saham. Dengan demikian, perusahaan meraup dana segar dari lantai bursa sekitar Rp 60 miliar.
Dana lPO seluruhnya digunakan untuk pembelian bahan baku daun tembakau. Produk tembakau yang diproduksi memiliki merek Manna, Kuda Terbang, Roda Terbang, maupun Djago Tarung, didistribusikan ke pelbagai wilayah. Skala bisnis perusahan meliputi Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Sumatera, Maluku, Nusa Tenggara, maupun Papua. Penjualan terbanyak berada di Papua dengan berkontribusi kepada pendapatan sebesar Rp 93,7 miliar pada 2018.
Sementara ekspor, produk perseroan sudah didistribukan ke Malaysia, Singapura dan Jepang. Meski persentase ekspor masih 5% dari total penjualan, tapi ke depan perusahaan menyatakan bakal memperbesar pangsa ekspor lewat penjajakan ke India dan Tiongkok. Ekspansi tersebut akan dilakukan dengan skema kemitraan dengan perusahaan lokal tersebut untuk membantu pemasaran dan distribusi.
PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) mempertegas peran strategisnya dalam mendukung transisi menuju ekonomi hijau, dengan memperkenalkan Kredit Pemilikan…
PT Bursa Efek Indonesia (BEI) membuka peluang untuk melakukan perpanjangan waktu perdagangan saham, dengan ada tiga skenario waktu perdagangan saham.…
NERACA Jakarta – Danai pengembangan bisnisnya, PT Blue Bird Tbk (BIRD) mengalokasikan anggaran belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar…
PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) mempertegas peran strategisnya dalam mendukung transisi menuju ekonomi hijau, dengan memperkenalkan Kredit Pemilikan…
PT Bursa Efek Indonesia (BEI) membuka peluang untuk melakukan perpanjangan waktu perdagangan saham, dengan ada tiga skenario waktu perdagangan saham.…
NERACA Jakarta – Danai pengembangan bisnisnya, PT Blue Bird Tbk (BIRD) mengalokasikan anggaran belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar…