Menjaga keseimbangan bisnis dan pemberdayaan masyarakat, khususnya pra sejahtera menjadi agenda besar PT WIR Asia Tbk (WIR Group). Hal ini juga dilakukan untuk memenuhi prinsip ESG dengan memperhatikan bisnis secara berkelanjutan dan memberikan dampak luas bagi masyarakat sekitar. Dimana dalam mewujudkan peningkatan kualitas hidup masyarakat keluarga pra sejahtera di Indonesia, perseroan menggandeng kerjasama dengan Habitat for Humanity Indonesia organisasi kemanusiaan di bawah naungan Habitat for Humanity, sebuah organisasi kemanusiaan internasional dengan misi komunitas untuk menyediakan rumah dan sanitasi bagi masyarakat keluarga pra-sejahtera. 

Gupta Sitorus, Chief of Marketing and Sales WIR Group dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin mengatakan, penandatangan MoU ini menandai kesepakatan kedua belah pihak untuk melakukan berbagai gerakan dan inisiatif kemanusiaan yang merupakan bentuk komitmen WIR Group mewujudkan salah satu misi untuk fokus pada dampak bagi kemanusiaan yang diwujudkan dalam kegiatan Corporate Social Responsibility (Tanggung Jawab Sosial) WIR Group, sebagai insitusi bisnis berbasis teknologi yang memiliki kepedulian terhadap lingkungan sekitarnya.  

Kerja sama ini, lanjutnya merupakan bentuk kontribusi WIR Group terhadap aspek tanggung jawab sosial baik dalam bentuk CSR maupun penerapan nilai-nilai dalam mata rantai bisnis perusahaan. Prinsip dasarnya adalah untuk saling memberi manfaat (fair shared value) guna meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan yang bermanfaat, baik bagi perseroan sendiri, komunitas setempat, maupun masyarakat pada umumnya. “Kami berharap kerja sama ini dapat bermanfaat bagi masyarakat Indonesia, khususnya yang berasal dari keluarga pra-sejahtera,” ucap Gupta.

Sebelumnya, beberapa karyawan WIR Group telah berpartisipasi sebagai volunteers dalam kegiatan Habitat Indonesia, yaitu mengecat rumah-rumah keluarga pra-sejahtera di Mauk, Tangerang dalam rangka memperingati Hari Kebangkitan Nasional bertajuk “Bangkit Build” yang diselenggarakan pada 11 Juni 2022.  

Gupta menjelaskan bahwa di tahun 2023 ini, WIR Group sebagai korporasi akan berpartisipasi aktif dalam kegiatan kemanusiaan, tidak hanya di bidang sektor teknologi. “Merupakan kesempatan yang baik bagi WIR Group untuk dapat berkontribusi pada bidang di luar teknologi. Ini artinya WIR Group sebagai perusahaan Indonesia dapat bermanfaat di pada sektor lain yang lebih luas. Kami sangat terbuka bagi badan atau organisasi yang ingin bekerja sama memanfaatkan potensi kami,” kata Gupta.

Hunian Layak

Sementara Susanto, Direktur Nasional Habitat for Humanity Indonesia menuturkan, berpegang pada semangat membangun Indonesia menjadi tempat tinggal yang layak bagi setiap orang, pihaknya membuka diri berkolaborasi dengan setiap pihak. “Sebagai perusahaan teknologi, saya berharap WIR Group dapat mendukung program-program kemanusiaan dari Habitat for Humanity Indonesia dan membantu komunikasi program kemanusiaan menyasar masyarakat yang lebih luas,” ujar Susanto.

Ke depannya, kerja sama yang akan dijajaki oleh WIR Group dan Habitat for Humanity Indonesia akan mencakup dukungan dalam kegiatan-kegiatan sosial yang dilakukan Habitat for Humanity Indonesia seperti penggunaan ekosistem teknologi WIR Group untuk penggalangan dana pembangunan rumah dan sanitasi untuk masyarakat pra-sejahtera, program relawan, dan penerapan teknologi lainnya yang dapat membantu Habitat for Humanity Indonesia dalam menjalankan program kemanusiaan.

Direktorat Jenderal Perumahan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Iwan Suprijanto pernah bilang, jumlah rumah tangga yang belum menempati rumah layak huni masih masih 40-50 %. Pemerintah menargetkan pada 2024 jumlahnya masyarakat yang tinggal layak huni bisa mencapai 70 %.

Menurutnya, ada sejumlah isu utama yang dihadapi saat ini oleh bangsa Indonesia dalam sektor perumahan. Pertama adalah jumlah rumah tangga yang baru menempati rumah layak huni masih sekitar 50 sampai 60 %.“Tugas ini tidak mudah, karena pertumbuhan rumah tangga baru di Indonesia mencapai 3,2 juta dan adanya pengaruh kondisi perekonomian Indonesia,” kata Iwan.

Dirinya menjelaskan, naik turun kelayakan hunian juga berpengaruh pada status kesejahteraan masyarakat. Untuk itu diperlukan kolaborasi beberapa program lintas sektor.  “Adanya pembiayaan kreatif serta pendanaan alternatif cari dan potensi kolaborasi program perumahan serta CSR untuk perumahan juga diperlukan. Pemda ke depan juga tidak harus menggantungkan pembangunan perumahan dari dana APBN,” harapnya.

Iwan juga mendorong para praktisi, mantan birokrat pemerintah serta para pengembang perumahan yang termasuk dalam The Housing and Urban Development (HUD) Institute untuk memberikan dukungan serta kontribusi nyata dalam program perumahan dan perkotaan bagi masyarakat di Indonesia. Hal itu dikarenakan tantangan bangsa Indonesia dalam menyelesaikan masalah perumahan ke depan semakin besar karena jumlah penduduk yang semakin banyak dan tersebar di seluruh wilayah Indonesia.