NERACA
Jakarta – Komitmen untuk memberikan apresiasi kepada pemegang saham atas pencapaian positif sepanjang tahun 2022 kemarin, PT Perusahaan Gas Negara Tbk. (PGAS) memberi sinyal akan menebar dividen dengan rasio hingga 60% dari laba bersih untuk tahun buku 2022. “Mengingat potensi laba akan lebih baik dari US$310,52 juta kemungkinan akan rasio di kisaran 50-60%,” ujar Direktur Utama PGAS, Muhammad Haryo Yunianto dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi VII DPR di Jakarta, kemarin.
Rencana perseroan akan menebarkan dividen dengan rasio sekitar 50% sampai 60%, tidak lepas dari potensi perolehan peningkatan laba bersih usai mencetak laba US$310,52 juta per akhir September 2022. Perseroan, lanjut Haryo, akan menyediakan anggaran belanja modal atau capital expenditure (capex) sekitar US$400 juta di 2023. Mayoritas dana capex nantinya akan digunakan untuk mempercepat pembangunan jaringan gas rumah tangga.
Disampaikannya, jaringan gas yang sudah dikelola saat ini sudah mencapai 982.360 sambungan rumah tangga (SRT). Sebanyak 597.708 SRT berasal dari dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), sedangkan sisanya 384.708 SRT dari investasi PGAS. Haryo mengatakan, PGAS diminta untuk melanjutkan program jaringan gas rumah tangga hingga 1 juta SRT per tahunnya. Namun, mulai 2022 hingga seterusnya APBN tidak menganggarkan untuk program tersebut.
Adapun dengan investasi PGAS hanya mampu mencapai 400.000 SRT per tahunnya. Dirinya berharap sisa 600.000 SRT dapat dibantu oleh pemerintah melalui skema Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU) maupun kerja sama dengan pihak swasta. Selain itu, Haryo meminta bantuan dari pemerintah maupun komisi VII DPR untuk mendapatkan harga gas hulu maksimal US$4,72 per million british thermal unit (MMBTU). Saat ini harga gas alam berada di kisaran US$6,5 sampai US$7 dinilai masih memberatkan kondisi keuangan PGAS. “Semoga bantuan ini bisa diberikan oleh ke Kementerian ESDM dan kami juga sudah menulis surat permohonan tersebut,” jelasnya.
Realisasi pengembangan jaringan gas PGAS telah menyentuh 32 kabupaten/kota sepanjang 2022. Adapun pengelolaan jaringan gas subholding gas mencapai 17 provinsi dan 73 kabupaten/kota. Penyaluran gas bumi berada sekitar 10 BBTUD (billion bristh thermal unit per day). Sebagai informasi, di kuartal tiga 2022, perseroan mencatatkan laba bersih yang diatribusikan ke entitas induk senilai US$ 310,5 juta atau setara dengan Rp 4,54 triliun jika menggunakan kurs Rp 14.612 per dolar AS.
Sebagai perbandingan, realisasi laba bersih ini naik 8,6% dari laba bersih yang direalisasikan pada periode yang sama tahun lalu yakni US$ 286,21 juta. Naiknya laba bersih tidak terlepas dari kenaikan pendapatan, dimana PGAS mencetak pendapatan sebesar US$ 2,6 miliar, naik 17,16% secara year-on-year (YoY). Adapun laba bruto yang diraih PGAS sebesar US$ 607,0 Juta, laba operasi sebesar US$ 480,2 juta dan EBITDA sebesar US$ 935,5 juta.
Berdasarkan hasil rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) menyetujui pengangkatan Dian Siswarini sebagai Direktur…
NERACA Jakarta – Rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) PT Sariguna Primatirta Tbk. (CLEO) memutuskan membagikan dividen senilai Rp60…
NERACA Jakarta – Perkuat modal guna mendanai ekspansi bisnis, PT Bank Syariah Indonesia Tbk atau BSI (BRIS) berencana menerbitkan kembali…
Berdasarkan hasil rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) menyetujui pengangkatan Dian Siswarini sebagai Direktur…
NERACA Jakarta – Rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) PT Sariguna Primatirta Tbk. (CLEO) memutuskan membagikan dividen senilai Rp60…
NERACA Jakarta – Perkuat modal guna mendanai ekspansi bisnis, PT Bank Syariah Indonesia Tbk atau BSI (BRIS) berencana menerbitkan kembali…