Jakarta – Dalam penutupan Trade Expo Indonesia (TEI) yang digelar di Kantor Kementerian Perdagangan, TEI membukukan transaksi sebesar USD 15,83 miliar atau sekitar Rp246,64 triliun. Nilai ini jauh melebihi target yang ditetapkan sebelumnya sebesar USD 10 miliar.
NERACA
Secara rinci, capaian transaksi berasal dari transaksi produk sebesarUSD 15,28 miliar, transaksi investasi senilai USD 551,50 juta, dan remitansi jasa senilai USD 843,20 ribu.
Secara khusus, capaian berasal dari kegiatan penjajakan kesepakatan bisnis (business matching) yang mencatatkan transaksi dagang senilai USD 204 juta dan kegiatan penandatanganan kontrak dagang dan kesepakatan (MoU) senilai USD 12,79 miliar dengan buyers dari 31 negara.
“Begitu banyak capaian yang membanggakan pada pelaksanaan TEI tahun ini. Salah satu di antaranya adalah transaksi dagang, yang mencapai lebih dari USD 15 miliar yang melampaui target yang kami tetapkan, yakni sebesar USD 10 miliar. Tidak hanya dari sektor barang saja, namuncapaian tersebut juga berasal dari sektor investasi dan jasa,” terang Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan.
Lebih lanut, Zulkifli menguraikan, TEI merupakan salah satu upaya konkret pemerintah dalam strategi perdagangan. TEI tahun ini sekaligus menjadi salah satu acara monumental yang memperlihatkan geliat ekonomi Indonesia. Keberhasilan penyelenggaraan TEI tahun ini menjadi pemicu Kementerian Perdagangan (Kemendag) untuk terus proaktif meningkatkan kualitas pelayanan dalam mendorong peningkatan ekspor nonmigas.
“Kami tentu tidak bekerja sendirian. Kami berkomitmen untuk senantiasa membuka ruang sinergi dengan berbagai pihak, baik di dalam maupun di luar negeri,”kata Zulkifli.
Menurut Zulkifli, keberhasilan TEI 2022 merupakan upaya Kemendag untuk mencapai visi Indonesia sebagai negara maju. Tidak mungkin Indonesia menjadi negara maju tanpa menguasai pasar dunia. Jika hanya pasar dalam negeri, Indonesia akan terjebak dalam jebakan pendapatan menengah.
“Untuk itu, negara harus berkembang dengan menguasai pasar internasional dan salah satu intrumennya yaitu pameran. Capaian inimemang hebat, harus diapreasi,tapi jangan cepat berpuas diri,”ungkap Zulkifli.
Berdasarkan besaran nilai transaksi produk, terdapat lima negara dengan jumlah transaksi tertinggi. Negara tersebut yakni Tiongkok dengan nilai transaksi sebesar USD 10,78 miliar, India (USD 1,5 miliar), Jepang (USD 843,96 juta), Mesir (USD 492,04 juta), dan Filipina (USD 343,22 juta).
Adapun produk dengan nilai transaksi terbesar di antaranya adalah crude palm oil (CPO) dengan nilai USD 9,19 miliar, batubara (USD 2,64 miliar), produk pertanian (USD 777,81 juta), produk perikanan (441,763 juta), sertakertas dan produk kertas (USD 385,86 juta).
Hingga hari terakhir, tercatat sebanyak 1.097 pelaku usaha turut berpartisipasi pada pameran dagang terbesar di Indonesia ini. Pelaku usaha tersebut menempati aula yang terbagi ke dalam tujuh kategori produk, yang terdiri atas produk fesyen dan aksesori; manufaktur; makanan dan minuman;peralatan kesehatan;perawatan kecantikan;digital, gaya hidup, dan jasa; serta furnitur.
Sementara itu berdasarkan negara asal, jumlah buyer terbesar berasal dari India dengan jumlah 402 buyers, Malaysia (294 buyers), Tiongkok (262 buyers), Nigeria (148 buyers), dan Arab Saudi (120 buyers).
TEI ke-37 ini juga diisi beberapa kegiatan pendukung, seperti seminar internasional dan konsultasi bisnis (business counselling). Selama pameran, seminar internasional diikuti oleh 1.941 peserta dari berbagai negara. Sementara konsultasi bisnis diikuti 748 pelaku usaha.
Penutupan TEI ke-37 juga dirangkai dengan pemberian apresiasi kepada perwakilan peserta dari masing zona pameran untuk stan terbaik.
Sementara itu, Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Didi Sumedi mengungkapkan, TEI 2022 juga dirangkai dengan gelaran Jakarta Muslim Fashion Week (JMFW) pada 20-22 Oktober 2022 bertempat di hall 3 ICE BSD.
“Gelaran ini tidak hanya menghadirkan 93 mereklokal ternama, namun juga 23 perusahaan tekstil Indonesia yang siap menjadi pemasok bahan baku bagi merekfesyen Indonesia. Gelaran ini berhasil membukukan transaksi dagang sekitar Rp 206,6 miliar dari 16 negara di antaranya Malaysia, Spanyol, Yaman,Portugal, Nigeria, dan lainnya,” imbuh Didi.
JMFW sendiri hadir sebagai bagian dari penguatan ekosistem halal nasional yang bertujuan untuk mempromosikan keunggulan produk fesyen muslim Indonesia.
“Perhelatan ini sekaligus bertujuan untuk meningkatkan daya saing fesyen muslim Indonesia di pasar internasional, termasuk menjadikan Indonesia sebagai pusat fesyen muslim dunia,” ungkap Didi.
Didi juga berharap agar para pelaku usaha terus memanfaatkan kanal informasi yang tersedia untuk meningkatkan akses pasar produk ke pasar global. “Selain itu, dengan memanfaatkan komitmen perdagangan internasional yang telah ada antara Indonesia dengan negara mitra dagang,” jelas Didi.
NERACA Tangerang – Kementerian Perdagangan (Kemendag) menggelar ekspose beragam produk impor yang diduga tidak sesuai ketentuan di gudang PT ATI,…
NERACA Jakarta – PT TASPEN (Persero) resmi mengumumkan pelaksanaan penyaluran Gaji Ketiga Belas Tahun 2025 kepada para penerima pensiun dan…
NERACA Jakarta – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) terus berupaya meningkatkan serapan udang nasional melalui kampanye gerakan memasyarakatkan makan ikan…
NERACA Tangerang – Kementerian Perdagangan (Kemendag) menggelar ekspose beragam produk impor yang diduga tidak sesuai ketentuan di gudang PT ATI,…
NERACA Jakarta – PT TASPEN (Persero) resmi mengumumkan pelaksanaan penyaluran Gaji Ketiga Belas Tahun 2025 kepada para penerima pensiun dan…
NERACA Jakarta – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) terus berupaya meningkatkan serapan udang nasional melalui kampanye gerakan memasyarakatkan makan ikan…