NERACA
Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (20/12) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup melemah di tengah pelaku pasar yang mengantisipasi kenaikan suku bunga bank sentral Amerika Serikat The Federal Reserve (The Fed).
IHSG ditutup melemah 11,38 poin atau 0,17% ke posisi 6.768,32. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 turun 7,95 poin atau 0,84% ke posisi 938,9,”Indeks saham di Asia Selasa sore mayoritas ditutup pada teritori negatif karena investor mengantisipasi prospek suku bunga di AS naik lebih tinggi dari ekspektasi di tahun 2023," tulis Tim Riset Phillip Sekuritas dalam ulasannya di Jakarta, kemarin.
Dari Asia, bank sentral Jepang atau Bank of Japan (BoJ) mengejutkan pasar dengan perubahan dalam kebijakan pengendalian kurva imbal hasil. BoJ sekarang mengizinkan imbal hasil (yield) surat utang Pemerintah Jepang (JGB) bertenor 10 tahun naik menjadi sekitar 0,5% dari sebelumnya 0,25%. Meskipun demikian, BoJ tetap mempertahankan target yield JGB bertenor 10 tahun di nol%.
Dibuka melemah, IHSG terus bergerak di zona merah sepanjang penutupan sesi pertama perdagangan saham. Pada sesi kedua, IHSG mayoritas masih bergerak di teritori negatif sampai penutupan bursa saham. Berdasarkan Indeks Sektoral IDX-IC, delapan sektor terkoreksi dimana sektor barang baku dan sektor teknologi turun paling dalam yaitu masing-masing minus 3,3%, diikuti sektor properti & real estat minus 1,1%.
Sedangkan tujuh sektor meningkat dimana sektor energi naik paling tinggi yaitu 1,59%, diikuti sektor barang konsumen non primer dan sektor barang konsumen primer masing-masing 0,5% dan 0,08%. Adapun saham-saham yang mengalami penguatan terbesar yaitu NZIA, TRIN, KRYA, BYAN, dan ESTA. Sedangkan saham-saham yang mengalami pelemahan terbesar yakni BBYB, PNLF, GPSO, WIRG, dan BSBK.
Penutupan IHSG sendiri diiringi aksi jual saham oleh investor asing di seluruh pasar yang ditunjukkan dengan jumlah jual bersih asing di seluruh pasar sebesar Rp39,43 miliar. Sedangkan di pasar reguler tercatat aksi jual asing dengan jumlah jual bersih Rp120,7 miliar. Frekuensi perdagangan saham tercatat sebanyak 1.028.447 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 20,82 miliar lembar saham senilai Rp14,84 triliun. Sebanyak 168 saham naik, 359 saham menurun, dan 175 tidak bergerak nilainya.
NERACA Jakarta – Perkuat struktur permodalan guna mendanai ekspansi bisnisnya, PT Acset Indonusa Tbk (ACST) bakal menambah modal lewat skema…
Mengulang kesuksesan di tahun sebelumnya, TelkomGroup kembali menyelenggarakan Digiland 2025, perhelatan tahunan yang menjadi wadah kolaborasi teknologi, olahraga, edukasi, hingga…
NERACA Jakarta – Jaga pertumbuhan harga saham di pasar, PT Prodia Widyahusada Tbk. (PRDA) menyiapkan dana senilai maksimal Rp200 miliar…
NERACA Jakarta – Perkuat struktur permodalan guna mendanai ekspansi bisnisnya, PT Acset Indonusa Tbk (ACST) bakal menambah modal lewat skema…
Mengulang kesuksesan di tahun sebelumnya, TelkomGroup kembali menyelenggarakan Digiland 2025, perhelatan tahunan yang menjadi wadah kolaborasi teknologi, olahraga, edukasi, hingga…
NERACA Jakarta – Jaga pertumbuhan harga saham di pasar, PT Prodia Widyahusada Tbk. (PRDA) menyiapkan dana senilai maksimal Rp200 miliar…