NERACA
Jakarta - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) bertekad untuk terus menjalankan program substitusi impor 35% tahun 2022. Salah satu sektor yang dipacu adalah industri elektronika, termasuk pada upaya pengoptimalan penggunaan produk dalam negeri. Selain itu sedang dilakukan penyusunan Neraca Komoditas pada 25 produk dengan nilai impor tertinggi, misalnya telepon seluler.
Terkait upaya mengurangi impor telepon seluler, Kemenperin mendorong agar pendalaman struktur dilaksanakan di Indonesia mengingat pasar domestik yang besar.
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita berharap agar industri telepon seluler dapat menjalankan roadmap pendalaman struktur yang telah ditetapkan Kemenperin. “Di samping itu, saya juga berpesan agar riset dan pengembangan telepon seluler sudah mulai dapat dilakukan di dalam negeri,” imbuh Agus.
Lebih lanjut, industri elektronika merupakan salah satu sektor manufaktur yang mendapat prioritas pengembangan dalam melakukan transformasi digital sesuai dengan peta jalan Making Indonesia 4.0. Upaya strategis ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas secara lebih efisien sehingga bisa berdaya saing di pasar domestik hingga global.
Adapun salah satu faktor utama dalam memacu daya saing industri elektronik dan manufaktur di Indonesia adalah terpenuhinya persyaratan Standar Nasional Indonesia (SNI).
Kondisi tersebut merupakan indikasi dari pengakuan pasar internasional terhadap persyaratan dasar yang ditetapkan dalam SNI. Selain menjadi persyaratan teknis dalam menjamin ragam aspek (kesehatan, keselamatan kerja dan lingkungan hidup), SNI juga menjadi suatu nilai tambah yang memperbesar peluang penetrasi industri domestik di pasar ekspor.
Sehingga dalam hal ini Kemenperin optimis pelaku industri Indonesia masih bisa melakukan ekspor meski paska pandemi.
Disisi lain, Kemenperin juga mendorong untuk memaksimalkan penggunaan komponen pendukung yang sudah ada di Indonesia seperti baja, tembaga, plastik, dan lainnya agar utilitas industri tersebut dapat diserap secara optimal.
Sementara itu, Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE), Kemenperin Taufiek Bawazier menjelaskan bahwa dari tahun 2022-2024, Kemenperin menargetkan SMT Process, Industrial Mechanical Design, industri casing, industri baterai, casis molding design, dan industri antena supaya dapat dilakukan di dalam negeri.
“Kami memandang bahwa impor CBU sudah turun drastis setelah penerapan TKDN. Pada tahun 2021 produksi dalam negeri sudah mencapai 57 juta unit dan impor sekitar 2,9 juta unit. Kami sangat concern agar industri komponen Handphone, Komputer Genggam, dan Tablet (HKT) bisa terus tumbuh di dalam negeri,” ungkap Taufiek.
Taufiek mengemukakan, permintaan feature phone saat ini cukup besar di Indonesia. Karenanya, Kemenperinmemberikan apresiasi terhadap peresmian produksi perdana feature phone Nokia oleh PT Erajaya Swasembada dan PT. Halo Mobile Device Indonesia.
“Kami sangat menyambut baik upaya yang dilakukan oleh PT. Erajaya Swasembada dan PT. Halo Mobile Device Indonesia yang telah memproduksi feature phone Nokia di dalam negeri, dari yang sebelumnya impor. Produksi ini tentu berdampak positif pada perbaikan trade balance telepon seluler guna mencapai target substitusi impor. Di samping itu, dengan meningkatnya penyerapan tenaga kerja, pada akhirnya juga berdampak terhadao perbaikan ekonomi nasional,” tandas Taufiek.
Direktur Industri Elektronika dan Telematika (IET) Ali Murtopo Simbolon menambahk, bahwa dengan kapasitas produksi yang ada saat ini sebesar 2,4 juta per tahun, PT Erajaya Swasembada dan PT. Halo Mobile Device Indonesia dapat memenuhi market dalam negeri tanpa harus melakukan impor lagi.
Deputy CEO Erajaya Group, Hasan Aula mengatakan, suatu kebanggaan besar bagi perusahaan dapat mengumumkan produksi perdana ponsel hasil kerja sama Erajaya Group dengan HMD Indonesia selaku pemegang lisensi Nokia. “Ini adalah bentuk nyata dan perwujudan dukungan kami pada upaya pemerintah untuk meningkatkan produksi dalam negeri dan mendorong masyarakat agar lebih menggunakan produk dalam negeri dibandingkan produk impor,” ujar Hasan.
Hasan menambahkan, pihaknya juga merasa terhormat dapat bekerjasama dengan HMD Indonesia di level kolaborasi yang lebih tinggi dalam menghadirkan ponsel besutan anak negeri. “Kami harapkan inisiatif ini dapat memberikan dampak positif kepada masyarakat luas, khususnya di Semarang,” ucapnya.
NERACA Jakarta – Pemerintah Indonesia menyambut baik ketertarikan Argentina untuk berinvestasi di sektor pertanian, yang dianggap sebagai salah satu pilar…
NERACA Jakarta – Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Direktorat Jenderal Perkebunan terus menunjukkan komitmennya dalam mendorong kemajuan industri kelapa sawit nasional…
NERACA Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) bertekad untuk terus memacu pembangunan industri petrokimia dalam rangka memenuhi kebutuhan pasar domestik yang…
NERACA Jakarta – Pemerintah Indonesia menyambut baik ketertarikan Argentina untuk berinvestasi di sektor pertanian, yang dianggap sebagai salah satu pilar…
NERACA Jakarta – Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Direktorat Jenderal Perkebunan terus menunjukkan komitmennya dalam mendorong kemajuan industri kelapa sawit nasional…
NERACA Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) bertekad untuk terus memacu pembangunan industri petrokimia dalam rangka memenuhi kebutuhan pasar domestik yang…