NERACA
Jakarta – Dorong likuiditas harga saham di pasar dan menjangkau lebih luas investor ritel, PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) akan memecah nominal saham dengan rasio 1 banding 4 saham. Perseroan dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin disebutkan, rencana pecah nominal saham atau stock split juga diharapkan dapat meningkatkan likuiditas perdagangan saham. Sehingga jumlah investor perseroan menjadi lebih banyak.
Emiten petro kimia anak usaha Barito Pasifik ini mengungkapkan, untuk memuluskan aksi korporasi ini akan meminta persetujuan pemodal dalam rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) pada tanggal 5 Agustus 2022. Dalam RUSPLB itu, juga meminta persetujuan pemodal terkait perubahan susunan pengurus perseroan. Untuk diketahui, jumlah pemegang saham emiten milik Prajogo Pangestu ini sebanyak 3.252 investor per Juni 2022.
Adapun komposisinya, PT Barito Pacific Tbk (IDX: BRPT) menguasai 34,63%. Kemudian SCG Chemical dengan porsi 30,57% dan adapun, Prajogo Pengestu mempunyai 7,78%. Berikutnya, PT Top Investment mengempit 15% dan adapun, Margold Resources Pte memiliki 3,92%. Lalu sisanya, masyarakat dengan porsi 8,1%.
Tahun ini, perseroan mengalokasikan belanja modal atau capital expenditure (capex) senilai US$ 200 juta yang bersumber dari kas internal. Capex ini akan digunakan untuk sejumlah keperluan, diantaranya untuk proyek Chandra Asri Perkasa 2 (CAP2) serta untuk pemeliharaan (maintenance). Capex juga digunakan untuk memperkuat transformasi digital. Hal ini dilaksanakan untuk efisiensi lebih lanjut.
Belum lama ini, perseroan menyampaikan rencana penawaran obligasi berkelanjutan IV tahap I tahun 2022 dengan jumlah pokok hingga Rp2 triliun. Rencana penerbitan obligasi ini merupakan bagian dari PUB obligasi berkelanjutan IV Chandra Asri Petrochemical dengan target dana yang dihimpun sebesar Rp8 triliun.
Dana bersih yang diperoleh dari hasil obligasi ini akan digunakan seluruhnya untuk keperluan modal kerja, termasuk di antaranya pembelian bahan baku produksi dan biaya operasional untuk kegiatan usaha. Obligasi yang akan diterbitkan TPIA ini terdiri dari tiga seri, yaitu obligasi seri A, seri B, dan seri C. Obligasi seri A memiliki tenor 5 tahun sejak tanggal emisi, seri B dengan jangka waktu 7 tahun, dan seri C dengan tenor 10 tahun.
Musim kemarau di Indonesia identik dengan panas yang menyengat dan udara yang kering. Jika Anda merasa kulit mulai kering, bibir…
Berdasarkan hasil rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) menyetujui pengangkatan Dian Siswarini sebagai Direktur…
NERACA Jakarta – Rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) PT Sariguna Primatirta Tbk. (CLEO) memutuskan membagikan dividen senilai Rp60…
Musim kemarau di Indonesia identik dengan panas yang menyengat dan udara yang kering. Jika Anda merasa kulit mulai kering, bibir…
Berdasarkan hasil rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) menyetujui pengangkatan Dian Siswarini sebagai Direktur…
NERACA Jakarta – Rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) PT Sariguna Primatirta Tbk. (CLEO) memutuskan membagikan dividen senilai Rp60…