Lunasi Utang MNC Investama - IATA Cari Modal di Pasar Lewat Right Issue

NERACA

Jakarta – Perkuat modal guna mendanai ekspansi bisnisnya dan termasuk melunasi tagihan PT MNC Investama Tbk (BHIT), PT MNC Energy Investment Tbk (IATA) akan melakukan penambahan modal dengan memberikan hak memesan efek terlebih dahulu atau right issue dengan melepas sebanyak 14.840.555.748 lembar saham seri B bernominal Rp50 per lembar. Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin.

Disebutkan aksi korporasi right issue itu disertai dengan penerbitan waran seri I sebanyak-banyaknya 2.968.111.149 lembar saham. Selain itu, perseroan juga akan melakukan penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu atau private placement dengan melepas sebanyak 1.141.581.211 lembar saham atau setara 10 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh.

Kedua aksi korporasi itu akan dilaksanakan dalam rentang 12 bulan sejak persetujuan pemodal dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) tanggal 18 Mei 2022. Rencananya, dana hasil right issue akan digunakan untuk menyelesaikan tagihan PT MNC Investama Tbk berdasarkan penerbitan surat berharga dalam rangka pengambilalihan PT Bhakti Coal Resources. Jika ada sisanya, akan digunakan untuk modal kerja.

Sedangkan dana hasil private placement akan digunakan untuk memperkuat struktur pemodalan dan keuangan perseroan. Tapi bagi pemegang saham yang tidak melaksanakan haknya dalam tiga aksi koporasi itu akan mengalami penurunan (dilusi) kepemilikan saham secara proporsional sesuai dengan jumlah saham baru yang diterbitkan, yaitu sebanyak-banyaknya 56,52% setelah right issue, 60,94% setelah Waran Seri I dan 62,41% setelah right issue, Waran I dan private placement.

Asal tahu saja, IATA yang dahulu bernama PT Indonesia Transport & Infrastructure Tbk memutuskan untuk mengubah kegiatan bisnis utamanya dari pengangkutan udara niaga menjadi perusahaan investasi dan perusahaan induk, khususnya terkait industri batubara.

Kemudian akuisisi saham PT Bhakti Coal Resources (BCR)dari PT MNC Investama Tbk  menjadi langkah IATA untuk mewujudkan rencananya mengubah bisnis utama perusahaan. Pengamat Pasar Modal sekaligus Direktur Avere Investama, Teguh Hidayat menilai, pada dasarnya IATA bukan bagian dari bisnis utama MNC Grup yang dimiliki oleh Hary Tanoesoedibjo. Sejauh ini, MNC Group memiliki tiga bidang usaha strategis, yakni media, jasa keuangan, dan entertainment hospitality. “Di luar itu, MNC Group juga punya bisnis kecil-kecil, salah satunya IATA,” ujarnya.

Bisnis IATA memang tidak menguntungkan. Perusahaan ini sebelumnya bergerak di bidang penerbangan non komersial (carter) yang notabene pangsa pasarnya tidak besar. Alhasil, perusahaan tersebut terus merugi sejak 2008 sampai 2021.

BERITA TERKAIT

Potensi Kerugian Sekitar Rp 1 Triliun - KPK Didesak Usut Korupsi BPD Kaltim-Kaltara

Masyarakat Anti Korupsi Indonesia (MAKI) mendesak Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)  mengusut dugaan kredit macet yang melilit PT BPD Kaltim-Kaltara senilai…

Laba Bersih PT Timah Melesat Tajam 295%

NERACA Jakarta – Kuartal pertama 2025, PT Timah Tbk (TINS) mencatatkan kenaikan laba bersih dan pendapatan. Dimana emiten tambang dan…

Penjualan Buyung Poetra Terkoreksi 27,0%

NERACA Jakarta -Emiten produsen beras ternama merek ‘Topi Koki’,  PT Buyung Poetra Sembada Tbk (HOKI)  mencatat penjualan bersih sebesar Rp365,3…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Potensi Kerugian Sekitar Rp 1 Triliun - KPK Didesak Usut Korupsi BPD Kaltim-Kaltara

Masyarakat Anti Korupsi Indonesia (MAKI) mendesak Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)  mengusut dugaan kredit macet yang melilit PT BPD Kaltim-Kaltara senilai…

Laba Bersih PT Timah Melesat Tajam 295%

NERACA Jakarta – Kuartal pertama 2025, PT Timah Tbk (TINS) mencatatkan kenaikan laba bersih dan pendapatan. Dimana emiten tambang dan…

Penjualan Buyung Poetra Terkoreksi 27,0%

NERACA Jakarta -Emiten produsen beras ternama merek ‘Topi Koki’,  PT Buyung Poetra Sembada Tbk (HOKI)  mencatat penjualan bersih sebesar Rp365,3…