Laba Bersih Indah Kiat Tumbuh 79,25%

NERACA

Jakarta – Di tahun 2021, emiten produsen kertas PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk (INKP) membukukan laba bersih senilai US$ 527,07 juta atau naik 79,25% dibandingkan tahun 2020 yang terbilang US$ 294,05 juta. Hasil itu mendongkrak laba per saham dasar menjadi US$ 0,09634, sedangkan di akhir tahun 2020 hanya US$ 0,05375. Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam laporan keuangan telah audit di Jakarta, kemarin.

Sementara penjualan bersih tumbuh 17,7% menjadi US$ 3,516 miliar yang ditopang penjualan ke luar negeri yang tumbuh 16,8% menjadi US$ 1,939 miliar. Sedangkan penjualan ke dalam negeri tumbuh 19,4% menjadi US$ 1,532 miliar. Walau beban pokok penjualan membengkak 7,7% menjadi US$ 2,288 miliar, tapi laba kotor naik 42,45% menjadi US$ 1,228 miliar.

Kemudian aset perseroan tumbuh 5,6% menjadi US$ 8,978 miliar yang ditopang kenaikan saldo laba belum ditentukkan penggunaanya sebesar 24,4% menjadi US$ 2,536 miliar. Analis BNI Sekuritas, Mikhail Johanes dalam risetnya pernah mengatakan, meredanya krisis energi di China telah membawa sinyal positif bagi harga komoditas global, termasuk pulp. "Apabila gangguan pasokan menjadi normal dan harga turun, kami memperkirakan top line INKP tetap kuat karena lonjakan permintaan dari kemasan kertas dan produk tisu,"ujarnya.

Selain itu, katalis datang dari pengenaan cukai kantong plastik. Sebagaimana diketahui, pada akhir 2021 Pemerintah Indonesia menargetkan penerimaan cukai dari kantong plastik sebesar Rp1,9 triliun pada APBN 2022. Menurut Mikhail, hal ini akan menguntungkan produsen kertas seperti INKP, karena pihaknya melihat tren kemasan akan bergerak menuju kemasan kertas dan produk daur ulang lainnya. Meski demikian, Mikhail melihat masih ada sentimen negatif yang dapat berdampak ke kinerja INKP pada 2022. Sentimen tersebut adalah gangguan rantai pasokan akibat kurangnya kontainer kargo dari kemacetan pelabuhan. “Hal ini dapat membuat biaya pengiriman yang lebih tinggi dan menghambat laba perusahaan," ucapnya.

Sebaliknya, apabila biaya pengiriman menjadi normal di 2022, menurutnya hal ini akan menjadi pertanda baik bagi keuntungan produsen meskipun terdapat tekanan harga pulp. "Dalam pandangan kami, jika harga pulp turun, produsen kertas masih dapat mempertahankan profitabilitas mereka karena lonjakan permintaan untuk kemasan dan tisu sangat berbeda," tulisnya.

Sebelumnya, perseroan berencana mencari dana segar hingga Rp3,26 triliun dengan menerbitkan surat utang. Dimana perseroan akan menerbitkan obligasi berkelanjutan II Indah Kiat Pulp & Paper tahap III tahun 2022. Melalui instrument itu, perseroan menerbitkan jumlah pokok obligasi sebesar Rp1,98 triliun. INKP akan menerbitkan dalam tiga seri utama. Seri A dengan tenor 370 hari atau jatuh pada 6 Maret 2023 memiliki kupon 6%. Besaran yang ditawarkan mencapai Rp707,97 miliar. Lalu, seri B sebesar Rp1,07 triliun memiliki kupon 8,75% dengan tenor selama 3 tahun. Terakhir, seri C dengan jumlah Rp203,55 miliar memiliki kupon 9,25% dengan tenor selama 5 tahun.

BERITA TERKAIT

Eks Dirut XL Axiata Jabat Dirut Baru Telkom

Berdasarkan hasil rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) menyetujui pengangkatan Dian Siswarini sebagai Direktur…

Sariguna Primatirta Bagikan Dividen Rp 60 Miliar

NERACA Jakarta – Rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) PT Sariguna Primatirta Tbk. (CLEO) memutuskan membagikan dividen senilai Rp60…

Terbitkan Sukuk Rp3 Triliun - BSI Sebut Permintaan Investor Cukup Tinggi

NERACA Jakarta – Perkuat modal guna mendanai ekspansi bisnis, PT Bank Syariah Indonesia Tbk atau BSI (BRIS) berencana menerbitkan kembali…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Eks Dirut XL Axiata Jabat Dirut Baru Telkom

Berdasarkan hasil rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) menyetujui pengangkatan Dian Siswarini sebagai Direktur…

Sariguna Primatirta Bagikan Dividen Rp 60 Miliar

NERACA Jakarta – Rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) PT Sariguna Primatirta Tbk. (CLEO) memutuskan membagikan dividen senilai Rp60…

Terbitkan Sukuk Rp3 Triliun - BSI Sebut Permintaan Investor Cukup Tinggi

NERACA Jakarta – Perkuat modal guna mendanai ekspansi bisnis, PT Bank Syariah Indonesia Tbk atau BSI (BRIS) berencana menerbitkan kembali…