NERACA
Jakarta – Genjot pertumbuhan bisnis, daya saing dan efisiensi, maka merger menjadi pilihan bagi PT Indosat Tbk (ISAT). Emiten telko ini memastikan merger dengan PT Hutschison 3 Indonesia (H3I) akan efektif pada 4 Januari 2022. Setelah sebelumnya dewan komisaris dari masing-masing perusahaan menyetujui penggabungan pada 16 September 2021 dan diperbarui pada 20 Desember 2021. Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin.
Perseroan mengungkapkan, merger ini telah mendapatkan pernyataan efektif dari OJK yang akan diperoleh sebelum RUPSLB yang direncanakan dilakukan pada 28 Desember 2021. Terkait penggabungan tersebut, Kemenkominfo juga telah memberikan persetujuan pada 5 November 2021 lalu. Dengan demikian, tanggal efektif penggabungan adalah 4 Januari 2022, kecuali Indosat melakukan penangguhan atas dasar persetujuan Menkumham.
Manajemen meyakini, penggabungan usaha tersebut akan menciptakan sinergi-sinergi operasional yang signifikan di antaranya penghematan biaya dan memberikan perusahaan penerima penggabungan usaha kemampuan untuk berinvestasi pada jaringan. Alhasil, sinergi ini bakal memungkinkan investasi-investasi yang menguntungkan bukan saja bagi konsumen, tetapi juga menghasilkan nilai bagi para pemegang saham perusahaan penerima penggabungan usaha.
Selain sinergi, perusahaan penerima penggabungan usaha juga diharapkan menjadi jauh lebih kompetitif di Indonesia karena kapabilitas atau efisiensi jaringan yang meningkat secara signifikan dan efisiensi-efisiensi dan profil keuangan yang meningkat. Berdasarkan rasio pertukaran, Indosat akan memegang porsi kepemilikan saham di perusahaan penerima penggabungan usaha sebesar 67,4%, sedangkan H31 sebesar 32,6%. Pada saat penyelesaian penggabungan usaha, Indosat nantinya menerbitkan 2,6 miliar saham kepada pemegang saham H3I yang akan mewakili 32,6% dari modal.
Dimana nantinya bagi pemegang saham Indosat terdilusi karena adanya kombinasi bisnis menjadi 32,6%. Setelah merger, Ooredo South East Asia dan CK Hutchison (CKKH) Indonesia akan menjadi pengendali Indosat dari sebelumnya yang hanya dikendalikan Ooredoo South East Asia. Sementara pemilik manfaat utama atau ultimate beneficial owner adalah Ooredoo Q.P.S.C dan CKHH.
Tauhid Ahmad, Ekonom sekaligus Executive Director Indef menilai, merger yang terjadi di industri telekomunikasi membawa efek positif terhadap pengembangan industri ICT di Indonesia. “Merger ini diharapkan mampu membuat persaingan makin sehat sehingga pada akhirnya konsumen yang akan diuntungkan dari adanya peningkatan dan pengembangan industri telekomunikasi,” jelasnya.
Menurut dia, merger menjadi salah satu pilihan terbaik untuk memperluas pangsa pasar, meningkatkan teknologi, dan efisiensi operasional. Terlebih lagi di zaman disrupsi digital saat ini yang mengedepankan kolaborasi dan sinergi. Tauhid menyoroti sektor telekomunikasi yang marak melakukan merger antara lain antara XL Axiata dengan Axis serta Indosat Ooredoo dengan Tri, menjadi pilihan terbaik guna menghadapi tantangan ke depan terutama pengembangan 5G.
NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT Transcoal Pacific Tbk (TCPI) agresif memburu kontrak baru. Teranyar, perseroan telah menandatangani kontrak…
NERACA Jakarta — Sebagai bentuk apresiasi kepada pemegang saham, PT Trimegah Bangun Persada Tbk. (NCKL) atau Harita Nickel memutuskan pembagian…
NERACA Jakarta – Emiten produsen beras ternama merek ‘Topi Koki’, PT Buyung Poetra Sembada Tbk (HOKI) menargetkan penjualan sebesar Rp1,43…
NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT Transcoal Pacific Tbk (TCPI) agresif memburu kontrak baru. Teranyar, perseroan telah menandatangani kontrak…
NERACA Jakarta — Sebagai bentuk apresiasi kepada pemegang saham, PT Trimegah Bangun Persada Tbk. (NCKL) atau Harita Nickel memutuskan pembagian…
NERACA Jakarta – Emiten produsen beras ternama merek ‘Topi Koki’, PT Buyung Poetra Sembada Tbk (HOKI) menargetkan penjualan sebesar Rp1,43…