Penjualan Ban Mobil Naik 0,8%

NERACA

 

Jakarta - Data Asosiasi Perusahaan Ban Indonesia (APBI) menyebutkan, total penjualan ban mobil pada Januari – Mei meningkat 0,8% dibandingkan dengan periode yang sama 2011, dari 21,08 juta unit menjadi 21,25 juta unit.

Ketua Asosiasi Perusahaan Ban Indonesia, Aziz Pane mengungkapkan, penjualan ban mobil pada Januari–Mei tahun ini naik tipis dibandingkan dengan kondisi yang sama 2011 akibat pemerintah batal menaikkan harga BBM. “Konsumen mulai membeli ban sekarang karena sebelumnya masih dibayang-bayangi spekulasi kenaikan harga BBM,” tuturnya di Jakarta, Selasa (26/6).

Kenaikan ini didorong oleh peningkatan penjualan ban bias (ban yang paling banyak dikonsumsi) 7,4% dari 3,93 juta unit pada Januari – Mei 2011 menjadi 4,23 juta unit tahun ini. Sementara pasar ban passenger car radial (PCR) turun 0,7% dari 17,14 juta unit menjadi 17,02 juta unit. Selain itu, menurut Aziz, kenaikan penjualan juga dipicu perubahan kebiasaan konsumen. “Konsumen mulai mengubah kebiasaan dengan menggunakan ban ukuran lebih kecil untuk menghemat BBM,” tuturnya.

Hal ini ditunjukkan dengan kenaikan total permintaan pasar OEM (OEM/original equipment manufacturers) dan penggantian (replacement). Penjualan ban jenis OEM pada Januari – Mei tahun ini melonjak 34,7% dari 1,65 juta unit menjadi 2,22 juta unit. Sementara pasar penggantian meningkat 7,7% dari 4,51 juta unit menjadi 4,86 juta unit.

Spekulasi pemerintah menaikkan harga BBM, tuturnya, juga mempengaruhi produksi ban. Total produksi ban selama Januari – Mei menurun1,9% dari 22,06 juta unit tahun lalu menjadi 21,63 juta unit.

Kenaikan produksi dan penjualan ban mengalami kenaikan setelah pemerintah batal menaikkan harga BBM. Penjualan ban pada Mei naik 4,8% dari 4,27 juta unit pada April menjadi 4,48 juta unit. Produksi ban juga mengalami peningkatan 6,3% dari 4,29 juta unit menjadi 4,56 juta unit.

Pasar ban OEM dan penggantian juga mengalami kenaikan dari April ke Mei. Penjualan ban OEM meningkat 3,4% dari 450.401 unit menjadi 465.497 unit. Sementara pasar penggantian naik dari 1 juta menjadi 1,09 juta.

Ketidakpastian kondisi ekonomi di Eropa, lanjutnya, masih mengganggu ekspor ban. Ekspor ban kedua jenis tersebut secara akumulatif turun 5% dari 14,91 juta unit menjadi 14,16 juta unit. “Kalau ekspor ban belum pasti karena krisis di Eropa masih terjadi,” katanya.

BERITA TERKAIT

Pertamina EP Hidupkan Lapangan Tua, Targetkan Produksi 213 MBOEPD

Pertamina EP Hidupkan Lapangan Tua, Targetkan Produksi 213 MBOEPD  Jakarta - Di jantung salah satu lapangan migas Indonesia, PT Pertamina…

Argentina Tertarik Investasi Pertanian di Indonesia

NERACA Jakarta – Pemerintah Indonesia menyambut baik ketertarikan Argentina untuk berinvestasi di sektor pertanian, yang dianggap sebagai salah satu pilar…

Industri Sawit Menuju Transformasi Digital

NERACA Jakarta – Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Direktorat Jenderal Perkebunan terus menunjukkan komitmennya dalam mendorong kemajuan industri kelapa sawit nasional…

BERITA LAINNYA DI Industri

Pertamina EP Hidupkan Lapangan Tua, Targetkan Produksi 213 MBOEPD

Pertamina EP Hidupkan Lapangan Tua, Targetkan Produksi 213 MBOEPD  Jakarta - Di jantung salah satu lapangan migas Indonesia, PT Pertamina…

Argentina Tertarik Investasi Pertanian di Indonesia

NERACA Jakarta – Pemerintah Indonesia menyambut baik ketertarikan Argentina untuk berinvestasi di sektor pertanian, yang dianggap sebagai salah satu pilar…

Industri Sawit Menuju Transformasi Digital

NERACA Jakarta – Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Direktorat Jenderal Perkebunan terus menunjukkan komitmennya dalam mendorong kemajuan industri kelapa sawit nasional…