NERACA
Jakarta – Sukses mencatatkan sahamnya di pasar modal, PT RMK Energy Tbk (RMKE), emiten pelayanan jasa logistik dan perdagangan batu bara, yang meliputi bongkar muat di stasiun kereta api, pengangkutan ke pelabuhan, serta pemuatan ke tongkang langsung tancap gas untuk ekspansi bisnis dengan lima target usaha. Apalagi, perseroan berhasil mengantongi dana Rp 180,25 miliar dari aksi korporasi tersebut.
Direktur Utama RMK Energy, Tony Saputra mengatakan, lima target usaha itu menjadi pelabuhan batu bara yang mampu mengapalkan 25 juta ton per tahun. Kedua, mengembangkan stasiun pembongkaran kereta api dengan kapasitas 17 juta ton per tahun. Ketiga, membangun stasiun muat khusus batu bara di hulu lokasi pertambangan. Keempat, mengembangkan sayap usaha ke jasa penunjang industri batu bara (kontraktor hauling, kontraktor tambang, atau jasa pendukung lainnya). "Lalu tidak menutup kemungkinan mengakuisisi ata bekerja sama untuk tambang-tambang potensial," ujarnya di Jakarta, kemarin.
Saat ini pelabuhan perseroan di Sumatera Selatan adalah satu-satunya tersus (terminal khusus) batu bara swasta di seluruh Indonesia yang terintegrasi dengan kereta api. Sumatera Selatan merupakan salah satu wilayah yang memiliki deposit batu bara terbesar di seluruh Indonesia.
RMK Energy berhasil melaksanakan penawaran saham perdana (initial public offering/IPO) saham di BEI dengan melepas sebanyak 875.000.000 saham baru, yang mewakili sebanyak 20,00% dari modal ditempatkan dan disetor perseroan. Dengan mematok harga Rp 206 per saham, perseroan meraih Rp 180,25 miliar.
Perwakilan penjamin pelaksana emisi PT Indo Capital Sekuritas Herman menyebutkan, saham RMKE mendapat respons pasar yang luar biasa dengan mengalami oversubscribe sebanyak 16 kali. “Dari sisi penggunaan dana IPO, sebagian besar untuk investasi capex dan modal kerja. Ini sangat positif untuk meningkatkan kapasitas bongkar muat perseroan sehingga dapat meningkatkan pendapatan,” kata Herman.
Setelah IPO, susunan pemegang saham RMK Energy menjadi PT RMK Investama 76,8%, Tony Saputra 1,6%, Suriani 0,96%, Vincent Saputra 0,32%, William Saputra 0,32% dan masyarakat 20%. Seluruh dana hasil penawaran umum setelah dikurangi biaya emisi akan digunakan untuk tiga hal. Pertama, sejumlah Rp67,87 miliar digunakan untuk melunasi sebagian pembayaran upgrade conveyor line 2 dari single line menjadi double line. Termasuk pembelian dan perakitan stacker conveyor kepada PT Rantaimulia Kencana dalam rangka mendukung kegiatan utama perseroan.
Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT Sinergi Inti Andalan Prima Tbk (INET) menyampaikan rencana strategis kedepannya. Perseroan melalui anak usahanya PT Internet…
NERACA Jakarta – Adopsi obligasi di pasar sekunder di Indonesia masih tergolong rendah, terutama akibat kurangnya pemahaman investor…
NERACA Jakarta -Emiten produsen kemasan plastik, PT Panca Budi Idaman Tbk (PBID) membidik penjualan sebesar Rp5,78 triliun pada 2025. Target…
Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT Sinergi Inti Andalan Prima Tbk (INET) menyampaikan rencana strategis kedepannya. Perseroan melalui anak usahanya PT Internet…
NERACA Jakarta – Adopsi obligasi di pasar sekunder di Indonesia masih tergolong rendah, terutama akibat kurangnya pemahaman investor…
NERACA Jakarta -Emiten produsen kemasan plastik, PT Panca Budi Idaman Tbk (PBID) membidik penjualan sebesar Rp5,78 triliun pada 2025. Target…