Central Omega Cetak Laba Bersih Rp 2,53 Miliar

NERACA

Jakarta – Di semester pertama 2021, PT Central Omega Resources Tbk (DKFT) membukukan laba bersih sebesar Rp2,534 miliar atau membaik dibandingkan periode sama tahun 2020 yang membukukan rugi bersih senilai Rp85,137 miliar. Sehingga emiten tambang mineral dan logam itu mencatatkan laba bersih per saham dasar sebesar Rp0,46. Sedangkan di semester I 2020 mencatatkan rugi bersih per saham sebesar Rp15,55.

Perseroan dalam laporan keuangannya di Jakarta, kemarin menyebutkan, penjualan naik 64,65% menjadi Rp764,94 miliar. Rincinya, penjualan kepada Fujian Xingda anjlok 47,1% menjadi Rp219,033 miliar. Tapi penjualan kepada Shanghai Baoshuo Industrial melonjak 144,73% menjadi Rp93,22 miliar. Bahkan semester pertama 2021 ini mencatatkan penjualan kepada PT Indonesia Tsingshan Stainless sebesar Rp125,28 miliar. Walau beban pokok penjualan membengkak 41,87% menjadi Rp742,28 miliar, tapi masih membukukan laba kotor Rp22,66 miliar.

Sementara aset perseroan tercatat tumbuh 2,3% menjadi Rp2,62 triliun. Hal itu ditopang lonjakan kas dan setara kas sebesar 273% menjadi Rp153,76 miliar. Selain itu, kas bersih diperoleh dari aktivitas operasi terbilang Rp123,45 miliar atau naik 44,7% dibandingkan semester I 2020 yang tercatat sebesar Rp85,248 miliar.

Tahun ini, perseroan membidik pendapatan sebesar Rp 1,58 triliun. Target ini lebih tinggi 39,26% year on year (yoy) dari raihan tahun 2020 yang sebesar Rp 1,14 triliun. Direktur DKFT, Feni Silviani Budiman pernah mengungkapkan, kenaikan target pendapatan ini bakal ditopang dari penjualan bijih nikel yang mencapai 1,1 juta ton di tahun ini. Adapun, mayoritas bijih nikel bakal dipasok untuk kebutuhan smelter eksternal. "Kebutuhan internal tidak terlalu banyak karena smelter (kami) juga sudah membeli dari tambang sekitar," ujarnya.

Nantinya, dari total volume 1,1 juta ton, sebesar 140 ribu ton bakal dipasok untuk smelter internal DKFT dan sisanya sebesar 960 ribu ton untuk kebutuhan eksternal. Hingga semester I 2021, realisasi penjualan telah mencapai 439.235 ton atau setara 39,93% dari target dimana serapan bijih nikel untuk smelter internal mencapai 6.338 ton sementara penjualan ke eksternal mencapai 432.897 ton. Sementara itu, penjualan ferro nikel ditargetkan mencapai 108.000 ton dimana hingga semester I 2021 realisasinya mencapai 46.250 ton atau setara 42,82%.

BERITA TERKAIT

Divestasi Tol Semarang-Demak - PTPP Sebut Dua Investor Strategis Berminat

NERACA Jakarta – Dalam rangka upaya penyehatan keuangan, efisiensi dan juga perkuat struktur modal, PT PP (Persero) Tbk (PTPP) tengah…

Teladan Prima Agro Bagi Dividen Rp158,77 Miliar

NERACA Jakarta- Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Teladan Prima Agro Tbk. (TLDN) menyetujui untuk membagikan dividen sebesar Rp158,77…

Merger dengan Smartfren - EXCL Sebut Baik Bagi Industrti dan Operator

NERACA Jakarta- Wacana soal merger PT XL Axiata Tbk (EXCL) dengan PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) kembali menguak, membuat Presiden…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Divestasi Tol Semarang-Demak - PTPP Sebut Dua Investor Strategis Berminat

NERACA Jakarta – Dalam rangka upaya penyehatan keuangan, efisiensi dan juga perkuat struktur modal, PT PP (Persero) Tbk (PTPP) tengah…

Teladan Prima Agro Bagi Dividen Rp158,77 Miliar

NERACA Jakarta- Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Teladan Prima Agro Tbk. (TLDN) menyetujui untuk membagikan dividen sebesar Rp158,77…

Merger dengan Smartfren - EXCL Sebut Baik Bagi Industrti dan Operator

NERACA Jakarta- Wacana soal merger PT XL Axiata Tbk (EXCL) dengan PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) kembali menguak, membuat Presiden…