Rugi Garuda Membengkak Jadi US$ 384,34 Juta

NERACA

Jakarta – Peformance kinerja keuangan PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) di tahun 2021 masih tertekan rugi akibat dampak dari pandemi Covid-19. Emiten maskapai pelat merah ini membukukan rugi di kuartal pertama 2021 sebesar US$384,34 juta atau membengkak dibandingkan rugi di priode yang sama tahun lalu US$ 120,16 juta. Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam laporan keuangan yang dipublikasi di Jakarta, kemarin.

Sementara total pendapatan tercatat US$ 353,07 juta atau turun 54,03% dibanding periode sama tahun lalu US$768,12 juta. Terpangkasnya pendapatan GIAA dipicu oleh merosotnya penerbangan berjadwal 57,49% menjadi US$278,22 juta, dari US$654,52 juta pada periode yang sama tahun sebelumnya. Di sisi lain, penerbangan tidak berjadwal Garuda Indonesia mampu melonjak 329% menjadi US$22,78 juta, dari US$5,31 juta secara tahunan.

GIAA berhasil memangkas total beban usaha menjadi US$702,17 juta hingga akhir Maret 2021, dibanding periode sama tahun lalu US$945,70 juta. Kemudian, total liabilitas per 31 Maret 2021 naik menjadi US$12,9 miliar, dari US$12,73 miliar per Desember 2020. Ekuitas perseroan tercatat negatif pada kuartal I/2021, yaitu US$2,32 miliar, dari negatif US$1,94 miliar pada 31 Desember 2020.

GIAA mencatatkan kas bersih dari aktivitas operasi yakni negatif US$34,76 juta, sementara kas dari aktivitas investasi juga negatif US$98,12 juta, sedangkan kas dari aktivtas pendanaan sekitar US$100,90 juta. Alhasil, kas dan setara kas akhir periode Maret 2021 mencapai US$166,13 juta. Asal tahu saja, guna menjaga keberlangsungan usaha, berbagai langkah strategis pemulihan kinerja terus dijalankan oleh GIAA hingga saat ini. Salah satunya upaya perusahaan adalah melakukan konsolidasi operasi guna mendorong efisiensi serta menunjang business continuity perseroan ditengah kondisi makro yang penuh tantangan dan pasar yang semakin kompetitif.

Selain itu, perusahaan juga tengah merampungkan program restrukturisasi secara menyeluruh terhadap kinerja usaha yang akan dilakukan secara bertahap dan terukur dengan mengedepankan komitmen keberlangsungan usaha. Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Garuda Indonesia, Prasetio pernah bilang, perseroan menargetkan restrukturisasi utang ditargetkan rampung di tahun 2021. Dirinya  menyebutkan pemegang saham pengendali dalam hal ini Kementerian BUMN juga telah memberikan komitmen dukungan penuh kepada GIAA dalam proses restrukturisasi hutang melalui pembentukan Tim Percepatan Restrukturisasi Garuda Indonesia.

Sebelumnya, penyelamatan PT Garuda Indonesia (Perseo) Tbk. mengarah kepada opsi restrukturisasi, dari 4 opsi ditawarkan oleh Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Direktur Utama Garuda Indonesia, Irfan Setiaputra menjelaskan dalam opsi kedua tersebut langkah yang ditempuh adalah restrukturisasi melalui Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU).

Irfan pun menegaskan, kendati lewat PKPU tak serta merta Garuda mengalami kebangkrutan. PKPU hanyalah penundaan kewajiban pembayaran utang bukan pailit. Hanya saja, lanjutnya, begitu masuk ke PKPU, setelah 270 hari atau 9 bulan tidak terjadi adanya kesepakatan antara kreditur dan debitur otomatis perusahaan terpailit kan. Dengan demikian, kata dia, memang selalu ada resiko juga bahwa perseroan bisa menjadi pailit ketika masuk ke dalam PKPU.

BERITA TERKAIT

Divestasi Tol Semarang-Demak - PTPP Sebut Dua Investor Strategis Berminat

NERACA Jakarta – Dalam rangka upaya penyehatan keuangan, efisiensi dan juga perkuat struktur modal, PT PP (Persero) Tbk (PTPP) tengah…

Teladan Prima Agro Bagi Dividen Rp158,77 Miliar

NERACA Jakarta- Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Teladan Prima Agro Tbk. (TLDN) menyetujui untuk membagikan dividen sebesar Rp158,77…

Merger dengan Smartfren - EXCL Sebut Baik Bagi Industrti dan Operator

NERACA Jakarta- Wacana soal merger PT XL Axiata Tbk (EXCL) dengan PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) kembali menguak, membuat Presiden…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Divestasi Tol Semarang-Demak - PTPP Sebut Dua Investor Strategis Berminat

NERACA Jakarta – Dalam rangka upaya penyehatan keuangan, efisiensi dan juga perkuat struktur modal, PT PP (Persero) Tbk (PTPP) tengah…

Teladan Prima Agro Bagi Dividen Rp158,77 Miliar

NERACA Jakarta- Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Teladan Prima Agro Tbk. (TLDN) menyetujui untuk membagikan dividen sebesar Rp158,77…

Merger dengan Smartfren - EXCL Sebut Baik Bagi Industrti dan Operator

NERACA Jakarta- Wacana soal merger PT XL Axiata Tbk (EXCL) dengan PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) kembali menguak, membuat Presiden…