Pertamina Perkenalkan Marketing 5.0

NERACA

Jakarta - Ajang Pertamina UMK Academy terus memberi pemantapan bagi para pesertanya. Terutama bagi mitra binaan dari kelas Go Online, mereka diberi bekal terkait perkembangan isu digital marketing terkini atau kerap disebut Marketing 5.0. Diharapkan, setelah lulus dari ajang tersebut mereka mampu menjadi UMK naik kelas dan menerapkan strategi digital marketing tersebut.

Pjs. Senior Vice President Corporate Communications & Investor Relations Pertamina, Fajriyah Usman mengatakan, perkembangan dunia teknologi digital harus diikuti oleh semua orang, termasuk diantaranya adalah para pelaku usaha mikro dan kecil (UMK) ini.

“Di era serba digital seperti saat ini, para UMK perlu menyesuaikan dengan kebiasaan customer yang cenderung lebih suka berbelanja secara online, dengan melihat media promosi yang menarik dan tampilan yang bisa digunakan oleh siapapun termasuk orang awam,” kata Fajriyah.

Lebih lanjut, menurut Fajriyah, ada beberapa hal yang perlu disiapkan oleh para UMK sebelum siap berhadapan dengan era marketing 5.0. “Digital marketing bukanlah metode yang muncul sebagai pengganti traditional marketing. Dua-duanya harus saling berdampingan dengan peran yang saling melengkapi dalam customer path,” imbuh Fajriyah.

Lalu apa itu customer path? Satya Bilal, pemateri yang ditunjuk Pertamina untuk memberi pembekalan tersebut menjelaskan, Customer Path terdiri dari 5A. Yakni Aware (tahu), Appeal (tertarik), Ask (bertanya), Act (bertindak), dan Advocate (menyampaikan). Urutan 5A tersebut merupakan perjalanan konsumen sebelum memutuskan membeli suatu produk atau juga kerap dikenal dengan New CX.

Pengaplikasian Marketing 5.0 tentunya lebih kental dengan teknologi. Teknologi ini dikenal dengan Next tech yakni istilah yang menggambarkan teknologi yang menyerupai manusia untuk meniru tindakan manusia. “Jangan berpikir terlalu jauh pada robot, kemampuan membalas otomatis pada WA business juga bisa jadi salah satu contohnya. Fitur itu membantu UMK dalam melayani customer pada kondisi yang terbatas misalnya,” jelas Bilal.

Nah, seseorang dikatakan telah menguasai Marketing 5.0 jika mampu mengkolaborasikan dua hal tersebut yakni Next Tech dan New CX. Tentunya diukur berdasarkan matriks yang telah disusun sedemikian rupa sebagai indikator. “Namun, jika sudah menguasai hal dasarnya, akan terasa lebih mudah dalam pengembangan selanjutnya,” jelas Fajriyah.

Fajriyah pun menerangkan, melalui Program Pendanaan UMK, Pertamina ingin senantiasa menghadirkan energi yang dapat menggerakkan roda ekonomi. Energi yang menjadi bahan bakar, serta energi yang menghasilkan pertumbuhan berkelanjutan. 

Lebih lanjut, Pertamina juga konsisten dalam melakukan pembekalan pada UMK binaan Pertamina. Salah satunya pembekalan melalui kelas Go Online dimana para pelaku UMK diajak untuk mulai mengaplikasikan sedikit tentang pengetahuan tentang marketplace. Tentunya, dipandu oleh para pemateri yang handal di bidangnya. 

Sebab, para UMK harus mampu beradaptasi dengan cara-cara pemasaran yang lebih kekinian sekaligus aman.

“Salah satunya adalah lewat marketplace, untuk itu Pertamina memberi pembekalan terkait membangun strategi bersaing di e-commerce bagi para UMK. Sehingga diharapkan para produk UMK asli Indonesia bisa banyak tersedia di e-commerce baik di lingkup nasional maupun internasional,” tutur Fajriyah.

Berdasarkan survei yang dilakukan oleh MarkPlus, Inc pada September 2020 lalu, e-commerce dan aplikasi penunjang produktivitas menempati urutan 3 besar aplikasi yang paling banyak digunakan. Terutama di masa pandemi, konsumen banyak memilih berburu produk lewat marketplace dan akhirnya menuntut pelaku bisnis untuk ikut bermigrasi dari yang semula dijual secara offline menjadi online.

Pertamina juga senantiasa mendukung pencapaian SDGs (Sustainable Development Goals) melalui implementasi program-program berbasis ESG (Environmental, Social, and Governance) di seluruh wilayah operasionalnya. Hal ini merupakan bagian dari tanggung jawab lingkungan dan sosial, demi mewujudkan manfaat ekonomi di masyarakat.

Sebelumnya, Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Teten Masduki pun mengakui bahwa salah satu kunci pemulihan ekonomi adalah melalui transformasi digital. Target pemerintah sebanyak 30 juta UMKM dapat onboarding digital di akhir 2024. 

Berdasarkan data dari Indonesian E-Commerce Association (idEA) terdapat 13,7 juta pelaku UMKM Indonesia yang sudah tergabung ke dalam ekosistem digital hingga Mei 2021. Jumlah tersebut baru sekitar 21 persen dari target 30 juta UMKM. Adapun menurut catatan Kementerian Koperasi dan UKM, total UMKM di Indonesia mencapai 64,1 juta. Selain UMKM, pemerintah juga menargetkan pertumbuhan perusahaan rintisan mencapai 4.500 hingga 4.900 pada 2024 mendatang. 

 

 

 

 

BERITA TERKAIT

Triwulan I-2025, Kinerja produksi migas PHE Capai 1,043 Juta Barel

Triwulan I-2025, Kinerja produksi migas PHE Capai 1,043 Juta Barel  Jakarta – PT Pertamina Hulu Energi (PHE) sebagai Subholding Upstream…

Indonesia " Korea Selatan Tingkatkan Kerja Sama di Sektor Industri Manufaktur

Indonesia – Korea Selatan Tingkatkan Kerja Sama di Sektor Industri Manufaktur Jakarta – Indonesia dan Korea Selatan berkomitmen untuk terus…

Lifting Migas Nasional Terus Ditingkatkan

Lifting Migas Nasional Terus Ditingkatkan Balikpapan – Pemerintah terus berupaya dalam peningkatan produksi minyak dan gas bumi (migas) nasional. Menteri…

BERITA LAINNYA DI Industri

Triwulan I-2025, Kinerja produksi migas PHE Capai 1,043 Juta Barel

Triwulan I-2025, Kinerja produksi migas PHE Capai 1,043 Juta Barel  Jakarta – PT Pertamina Hulu Energi (PHE) sebagai Subholding Upstream…

Indonesia " Korea Selatan Tingkatkan Kerja Sama di Sektor Industri Manufaktur

Indonesia – Korea Selatan Tingkatkan Kerja Sama di Sektor Industri Manufaktur Jakarta – Indonesia dan Korea Selatan berkomitmen untuk terus…

Lifting Migas Nasional Terus Ditingkatkan

Lifting Migas Nasional Terus Ditingkatkan Balikpapan – Pemerintah terus berupaya dalam peningkatan produksi minyak dan gas bumi (migas) nasional. Menteri…