Laba Bersih Pelayaran Nelly Anjlok 61,61%

NERACA

Jakarta – Di kuartal tiga 2021, PT Pelayaran Nelly Dwi Putri Tbk (NELY) mencatatkan laba bersih Rp3,89 miliar atau turun 61,61% dibandingkan kuartal I 2020 sebesar Rp9,843 miliar. Akibatnya, laba per saham dasar turun menjadi Rp1,66. Sedangkan kuartal I 2020 sebesar Rp4,23. Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam laporan keuangan yang dirilis di Jakarta, kemarin.

Kemudian pendapatan turun 40% menjadi Rp36,153 miliar. Rincinya, pendapatan sewa kapal turun 37,25% menjadi Rp32,72 miliar. Sedangkan pendapatan jasa pemeliharaan dan perbaikan kapal turun 63,82% menjadi Rp3,4 miliar. Namun, bebak pokok pendapatan turun 26,19% menjadi Rp31,74 miliar. Akibatnya, laba kotor anjlok 75,55% menjadi Rp4,4 miliar.

Sementara itu, aset terkumpulkan sebesar Rp569,52 miliar atau tumbuh 0,17% dibandingkan akhir tahun 2020 sebesar Rp568,04 miliar. Selanjutnya, arus kas bersih diperoleh dari aktivitas operasi sebesar Rp12,263 miliar atau turun 46,25% dibandingkan kuartal I 2020 sebesar Rp22,729 miiliar. Direktur Utama NELY, Husni Heron pernah bilang, kontribusi terbesar pendapatan NELY masih ditempati oleh pengangkutan kayu, batu split dan pasir sebesar 70%. "Tahun ini, kami ingin mencoba untuk mendiversifikasi komposisi pengangkutan kami dengan melihat sektor pertambangan. Utamanya pada pengangkutan nikel dan batubara. Dengan begitu lini pengangkutan lini sektor pertambangan ditargetkan bisa meningkat 10% sampai 20% tahun ini," ujarnya.

Tahun ini, emiten pelayaran ini menargetkan lini pengangkutan pasir, batu split dan kayu bisa berada dalam posisi seimbang 50% dari 70%. Husni menyatakan langkah ini perlu dilakukan mengingat sektor pengangkutan batu, pasir dan kayu yang berelasi dengan ranah konstruksi dan infrastruktur ikut menurun di masa pandemi. Hal ini merupakan lanjutan dampak dari pandemi Covid-19 terhadap lini properti.

Oleh karena itu, lanjutnya, perseroan tidak ingin hanya bergantung sepenuhnya dari pengangkutan sektor batu split, kayu dan pasir. Apalagi, produk yang berhubungan dengan infrastruktur tersebut mengalami penurunan sedikit di masa Covid-19, sehingga utilitas angkutan kapal sempat berkurang. Dengan demikian, memutuskan untuk mencari customer baru terutama dari sektor pertambangan di 2021.

 

BERITA TERKAIT

BEI Buka Peluang Perpanjang Jam Perdagangan

PT Bursa Efek Indonesia (BEI) membuka peluang untuk melakukan perpanjangan waktu perdagangan saham, dengan ada tiga skenario waktu perdagangan saham.…

Siapkan Capex Rp1,8 Triliun - Blue Bird Tambah 1.200 Armada Taksi Baru

NERACA Jakarta – Danai pengembangan bisnisnya, PT Blue Bird Tbk (BIRD) mengalokasikan anggaran belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar…

BEI Targetkan 10 Ribu Investor Syariah Baru

NERACA  Jakarta - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menargetkan sebanyak 10.000 investor syariah baru di pasar modal Indonesia pada tahun…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

BEI Buka Peluang Perpanjang Jam Perdagangan

PT Bursa Efek Indonesia (BEI) membuka peluang untuk melakukan perpanjangan waktu perdagangan saham, dengan ada tiga skenario waktu perdagangan saham.…

Siapkan Capex Rp1,8 Triliun - Blue Bird Tambah 1.200 Armada Taksi Baru

NERACA Jakarta – Danai pengembangan bisnisnya, PT Blue Bird Tbk (BIRD) mengalokasikan anggaran belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar…

BEI Targetkan 10 Ribu Investor Syariah Baru

NERACA  Jakarta - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menargetkan sebanyak 10.000 investor syariah baru di pasar modal Indonesia pada tahun…