Batan : Nuklir Jadi Opsi Terakhir Sumber Energi

 

 

NERACA

Jakarta – Peneliti Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) Muhammad Subekti mengatakan bahwa pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) masih menjadi opsi terakhir dalam pemanfaatan sumber energi karena pertimbangan aspek seperti keamanan dan ketersediaan bahan.

Dalam diskusi virtual tentang energi nuklir yang diadakan oleh Yayasan Indonesia Cerah dan IEEFA pada Rabu, Subekti mengatakan bahwa masih tersedianya sumber energi fosil dan berkembangnya energi baru terbarukan seperti sel surya dan biomassa juga mempengaruhi posisi nuklir sebagai pilihan sumber energi di Indonesia.

"Tentu kita paham bagaimana posisi nuklir di posisi terakhir. Banyak faktor yang diketahui, banyak fakta yang dijelaskan dari sisi harga, keandalan, kemudian faktor teknis yang belum bisa tertangani, faktor sensitif seperti keselamatan, juga faktor pendukung lainnya seperti bahan bakar dari mana," katanya.

Subekti menjelaskan bahwa penggunaan istilah pilihan terakhir memperhitungkan kondisi pada masa depan ketika sumber energi lain berkurang; ketika pasokan batu bara, gas, dan minyak bumi menurun; sedangkan kebutuhan akan listrik meningkat seiring dengan perkembangan industri dan sarana transportasi berenergi listrik.

Dalam kondisi yang demikian, pakar bidang termohidrolika reaktor dan simulator PLTN itu
mengatakan, nuklir bisa menjadi opsi sumber energi. "Bukan menutup nuklir, tapi memberikan pilihan terakhir bila sumber-sumber yang lain ada yang berkurang atau bahkan hilang itu menjadi problem nasional, misalnya batu bara dan gas," katanya.

Indonesia saat ini memiliki tiga reaktor nuklir yang berada di bawah pengawasan BATAN dan digunakan untuk kepentingan riset dan pemanfaatan non-energi yaitu Reaktor Triga 2000 di Bandung, Jawa Barat; Reaktor Kartini di Yogyakarta; dan Reaktor Serbaguna G.A. Siwabessy di Serpong, Banten.

Dalam kesempatan tersebut penulis kajian Institute for Energy Economics and Financial Analysis (IEEFA) Elrika Hamdi mengatakan menentukan peran nuklir sebagai sumber energi di Indonesia membutuhkan diskusi mendalam dan jujur dengan akuntabilitas tinggi.

Dia menggarisbawahi beberapa permasalahan terkait PLTN dalam konteks Indonesia seperti keandalan teknologi, faktor keamanan dan perlindungan keselamatan, kondisi geografis wilayah Asia Tenggara, pengolahan dan pembuangan permanen limbah nuklir, dan ketersediaan bahan bakar. Selain itu terdapat pula faktor keterjangkauan biaya dan risiko pembengkakan biaya yang sering terjadi serta biaya penutupan pembangkit nuklir yang sering terabaikan.

"Jika pengambilan keputusan untuk membangun proyek nuklir tahap percontohan dilanjutkan, maka para pembuat kebijakan dan pemerintah perlu melakukan banyak pekerjan dalam pembuatan kebijakan termasuk evaluasi teknis, persiapan peraturan dan dukungan keuangan, termasuk persiapan kerangka asuransi kewajiban pihak ketiga yang saat ini belum ada di Indonesia," demikian Elrika Hamdi.

BERITA TERKAIT

Jaringan Ekonomi Kreatif Indonesia (JEKI) Resmi Diluncurkan, Siap Salurkan Modal untuk Industri Kreatif

    NERACA Jakarta - Jaringan Ekonomi Kreatif Indonesia (JEKI) secara resmi diluncurkan di Hotel Des Indes Menteng, Jakarta yang…

Sepakat dengan Menhub, Ekonom Minta Pemerintah Tak Gegabah Atur Ojol

NERACA Jakarta - Gelombang tuntutan dari pengemudi ojek online (ojol) kembali memuncak dengan aksi demonstrasi besar pada 20 Mei 2025.…

Dirjen Bea Cukai Bakal Libatkan TNI dan Polri untuk Atasi Penyelundupan

  NERACA Jakarta - Direktur Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan Djaka Budi Utama menyampaikan bakal menggandeng aparat TNI dan…

BERITA LAINNYA DI Ekonomi Makro

Jaringan Ekonomi Kreatif Indonesia (JEKI) Resmi Diluncurkan, Siap Salurkan Modal untuk Industri Kreatif

    NERACA Jakarta - Jaringan Ekonomi Kreatif Indonesia (JEKI) secara resmi diluncurkan di Hotel Des Indes Menteng, Jakarta yang…

Sepakat dengan Menhub, Ekonom Minta Pemerintah Tak Gegabah Atur Ojol

NERACA Jakarta - Gelombang tuntutan dari pengemudi ojek online (ojol) kembali memuncak dengan aksi demonstrasi besar pada 20 Mei 2025.…

Dirjen Bea Cukai Bakal Libatkan TNI dan Polri untuk Atasi Penyelundupan

  NERACA Jakarta - Direktur Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan Djaka Budi Utama menyampaikan bakal menggandeng aparat TNI dan…