Pemerintah Ekspor Briket Tempurung Kelapa - Pasar Timur Tengah Bertambah

NERACA

Makassar – Pemerintah dalam hal ini Kementerian Koperasi dan UKM (KemenkopUKM) melepas ekspor briket tempurung kelapa ke Arab Saudi dan Jordania dari Makassar, Sulawesi Selatan. Ekspor sebanyak tiga kontainer dari CV Coconut Internasional Indonesia tersebut  bernilai US$ 35.000 per kontainer. 

Seperti diketahui, ekspor briket merupakan salah satu potensi ekspor UMKM karena pasarnya ada di seluruh dunia. "Ekspor briket ini harus didukung dari sisi pembiayaan dan pendampingan agar volumenya terus meningkat," kata Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki saat melepas ekspor briket. 

Teten menjelaskan, potensi ekspor UMKM sangat besar apabila tiap daerah bisa fokus pada produk-produk unggulan UMKM yang hendak dikembangkan. Sulawesi Selatan saja, disebutnya, memiliki banyak produk unggulan mulai dari produk kelautan, pertanian, kopi, dan kakao. 

"Jika tiap daerah bisa melakukan identifikasi produk unggulan dan secara serius melakukan pendampingan bagi tiap UMKM, ekspor akan meningkat," jelas Teten. 

Untuk mendorong ekspor UMKM, Teten menegaskan perlu sinergi semua pihak, mulai dari perbankan lewat Himbara, Pemda, BUMN, dan pemerintah pusat. Saat ini, ekspor UMKM masih 14 persen dari volume ekspor nasional dan ditargetkan mencapai 17 persen pada 2024.

Dalam hal ini Teten menegaskan, KemenkopUKM terus mempersiapkan ekosistem yang mendukung UMKM go global. Ikhtiar itu dilakukan mulai dengan pembinaan UMKM lewat pendampingan model inkubasi.

"Pendampingan dilakukan secara profesional mulai dari peningkatan produksi, kurasi sampai dapat sertifikasi yang dibutuhkan di negara tujuan ekspor," tegas Teten. 

Selain itu, Teten mengakui, KemenkopUKM juga mendorong perbankan  menyalurkan pembiayaan bagi UMKM dengan porsi yang lebih besar. Penyaluran kredit dari perbankan kepada UMKM baru mencapai 19,8 persen. Jumlah ini masih sangat rendah dari porsi kredit ideal 30 persen kepada UMKM.

Teten mengharapkan  perbankan dapat  mengubah pendekatan penyaluran kredit dari pendekatan aset ke cashflow.  

"Bank harus berubah, untuk menyalurkan kredit jangan lagi hanya mengutamakan pendekatan aset lihat juga track record cashflow. Buat apa aset banyak kalau cashflow rendah," tegas Teten. 

Teten berharap, tidak ada  UMKM yang terganjal pembiayaan untuk meningkatkan produksi dan ekspor. Pemerintah melalui kebijakan KUR terus menyalurkan kredit yang lebih besar kepada UMKM.

Kebijakan KUR bagi kredit mikro juga semakin dipermudah dengan meningkatkan nilai kredit tanpa agunan dari Rp50 juta menjadi Rp100 juta. Bahkan kelak, lewat KUR dapat menyalurkan kredit hingga Rp20 miliar bagi UMKM. Di samping itu, ada LPDB yang juga mendukung pembiayaan untuk koperasi produksi. 

Pemilik CV Coconut Internasional Indonesia Asriani mengatakan permintaan ekspor briket ke Timur Tengah mencapai 10-20 kontainer per bulan. Akan tetapi, perusahaan hanya bisa memenuhi 3-5 kontainer per bulan karena terkendala modal kerja. 

"Kami sebenarnya bisa meningkatkan produksi 5 kali lipat, kapasitas mesin bisa memproduksi hingga 2 kontainer per hari. Akan tetapi, kami belum bisa mewujudkannya karena modal usaha terbatas," kata Asriani. 

Asriani mengatakan perusahaan mendapatkan bahan baku briket tempurung kelapa dari 15 kelompok tani.  Tiap kelompok tani beranggotakan 15 orang petani. Pada kesempatan yang sama, dilakikan penandatangani kerja sama pembiayaan dengan Bank Mandiri. 

Disisi lain, tidak hanya ekspor briket tempurung kelapa yang pasarnya terbuka di Timur Tengah, tapi juga pasar makanan dan minuman (mamin). Hal ini terlihat dalam catatan Kementerian Perdagangan (Kemendag).

Uni Emirat Arab (UEA) adalah hub bagi Kawasan Teluk dan Timur Tengah. Sebagai pasar potensial, nilai ekspor makanan olahan Indonesia ke UEA pada 2020 tercatat sebesar USD 89,42 juta, atau meningkat 27,09 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

Dalam lima tahun terakhir (2016—2020), tren ekspor makanan olahan Indonesia ke UEA tumbuh sebesar 6,23 persen. Ekspor komoditas tersebut pada 2020 mencapai USD 89,42 juta. Lima produk makanan olahan yang diekspor ke UEA dengan nilai tertinggi selama periode tersebut adalah kakao, ekstrak kopi, rempah, minyak sayur, dan kembang gula. Sementara pada 2020, ekspor nonmigas Indonesia ke UEA mencapai USD 1,23 miliar. Lima produk ekspor Indonesia ke UEA dengan nilai tertinggi pada periode tersebut, yaitu kelapa sawit dan turunannya, perhiasan, kendaraan, baja, serta telepon genggam.

Disisi lain, Kemendag juga mendukung penggunaan berbagai platform digital untuk memasarkan produk ekspor, termasuk pasar ekspor UEA.

 

BERITA TERKAIT

Indonesia Mampu Kuasai Pangan dan Energi Dunia

NERACA Sukabumi – Wakil Menteri Pertanian, Sudaryono menegaskan komitmen Kementerian Pertanian (Kementan) untuk meningkatkan daya saing sektor pertanian melalui penguatan…

2 Kapal Ikan Ilegal Filipina Ditangkap di Perairan Papua

NERACA Biak – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) kembali menangkap kapal ikan ilegal asal Filipina yang tengah beroperasi di wilayah…

Manfaatkan Perjanjian Dagang, Indonesia Ekspor Tuna Beku ke UEA

NERACA Padang – Kementerian Perdagangan (Kemendag) melepas ekspor satu kontainer produk tuna beku, yaitu frozen yellow fin tuna loin, ke…

BERITA LAINNYA DI Perdagangan

Indonesia Mampu Kuasai Pangan dan Energi Dunia

NERACA Sukabumi – Wakil Menteri Pertanian, Sudaryono menegaskan komitmen Kementerian Pertanian (Kementan) untuk meningkatkan daya saing sektor pertanian melalui penguatan…

2 Kapal Ikan Ilegal Filipina Ditangkap di Perairan Papua

NERACA Biak – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) kembali menangkap kapal ikan ilegal asal Filipina yang tengah beroperasi di wilayah…

Manfaatkan Perjanjian Dagang, Indonesia Ekspor Tuna Beku ke UEA

NERACA Padang – Kementerian Perdagangan (Kemendag) melepas ekspor satu kontainer produk tuna beku, yaitu frozen yellow fin tuna loin, ke…

Berita Terpopuler