Sampoerna Agro Merugi Rp 201,42 Miliar

NERACA

Jakarta – Emiten perkebunan, PT Sampoerna Agro Tbk (SGRO) membukukan rugi sebesar Rp201,42 miliar pada tahun 2020 atau memburuk dibandingkan lalu yang mencatatkan laba bersih sebesar Rp33,15 miliar. Akibatnya, perseroan membukukan rugi per saham dasar Rp111, berbanding terbalik dibanding tahun 2019 yang mencatatkan laba per saham senilai Rp18. Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam laporan keuangan yang dirilis di Jakarta, kemarin.

Sebeliknya, penjualan perseroan di tahun 2020 tumbuh 7,1% menjadi Rp3,502 triliun dibanding tahun 2019 yang tercatat sebesar Rp3,268 triliun. Namun, beban pokok penjualan terbilang Rp2,618 triliun atau tumbuh 1,08% dibanding tahun 2019 tercatat sebesar Rp2,59 triliun. Sehingga, laba kotor naik 30,42% menjadi Rp883,91 miliar.

Sayangnya, beban provisi liabilitas kontigensi tertulis Rp319,16 miliar, sedangkan tahun 2019 pos tersebut nihil. Apalagi beban pajak penghasilan tercatat sebesar Rp292,2 miliar atau membengkak 119,5% dibandingkan tahun 2019 yang tercatat sebesar Rp133,94 miliar. Disampaikan Direktur Utama SGRO, Budi Halim, di tengah intensitas hujan yang semakin tinggi pada triwulan empat tahun 2020, produksi minyak sawit perseroan meningkat secara signifikan mencapai 131.585 ton atau 112% lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya.

Lonjakan ini telah diantisipasi dengan berkurangnya efek lanjutan dari kemarau panjang yang terjadi pada tahun 2019 dan didukung oleh curah hujan yang berkecukupan disepanjang 2020, sehingga kepastian pemulihan produksi semakin nyata.”Selain faktor profil tanaman Perseroan yang berada pada usia produktif seiring dengan upaya intensifikasi yang terus berlangsung, kondisi cuaca yang bersahabat sepanjang tahun 2020 juga turut menyumbang optimisme terhadap prospek produksi di tahun 2021,” ujar dia.

Tahun ini seiring dengan prospek bisnis minyak sawit akan cerah, perseroan memproyeksikan target produksi dapat tumbuh 13% hingga 18%.”Kami berekspektasi akan ada peningkatan kinerja operasional terutama pada produksi dan produktivitas CPO,” kata Head of Investor Relations Sampoerna Agro, Micahel Kesuma.

Terkait harga jual produk minyak sawit mentah, lanjutnya, SGRO mengikuti harga pasar sehingga fluktuasi harga tentu akan terjadi. Guna mencapai target pertumbuhan bisnis tercapai, SGRO telah menyiapkan sejumlah strategi, di antaranya menerapkan protokol kesehatan Covid-19 sangat ketat sehingga seluruh kegiatan operasional berjalan lancar.

Pihaknya juga akan melanjutkan pengembangan bisnis jika kondisi ekonomi terus membaik serta strategi digitalisasi yang masih terus bertahap dilakukan. Di sepanjang tahun ini, manajemen Sampoerna Agro menyediakan dana belanja modal atau capital expenditure (Capex) berkisar Rp400 hingga Rp600 miliar.

BERITA TERKAIT

Divestasi Tol Semarang-Demak - PTPP Sebut Dua Investor Strategis Berminat

NERACA Jakarta – Dalam rangka upaya penyehatan keuangan, efisiensi dan juga perkuat struktur modal, PT PP (Persero) Tbk (PTPP) tengah…

Teladan Prima Agro Bagi Dividen Rp158,77 Miliar

NERACA Jakarta- Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Teladan Prima Agro Tbk. (TLDN) menyetujui untuk membagikan dividen sebesar Rp158,77…

Merger dengan Smartfren - EXCL Sebut Baik Bagi Industrti dan Operator

NERACA Jakarta- Wacana soal merger PT XL Axiata Tbk (EXCL) dengan PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) kembali menguak, membuat Presiden…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Divestasi Tol Semarang-Demak - PTPP Sebut Dua Investor Strategis Berminat

NERACA Jakarta – Dalam rangka upaya penyehatan keuangan, efisiensi dan juga perkuat struktur modal, PT PP (Persero) Tbk (PTPP) tengah…

Teladan Prima Agro Bagi Dividen Rp158,77 Miliar

NERACA Jakarta- Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Teladan Prima Agro Tbk. (TLDN) menyetujui untuk membagikan dividen sebesar Rp158,77…

Merger dengan Smartfren - EXCL Sebut Baik Bagi Industrti dan Operator

NERACA Jakarta- Wacana soal merger PT XL Axiata Tbk (EXCL) dengan PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) kembali menguak, membuat Presiden…