Pendapatan Summarecon Agung Turun 15,34%

NERACA

Jakarta – Perfomance kinerja keuangan PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) sepanjang tahun 2020 kemarin ikut terdampak pandemi Covid-19. Pasalnya, emiten properti ini membukukan pendapatan sebesar Rp 5,02 triliun atau terkoreksi 15,34% dibandingkan priode yang sama tahun lalu Rp 5,94 triliun. Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam laporan keuangan dipublikasi di Jakarta, kemarin.

Menyusutnya perolehan pendapatan ikut menekan perolehan laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar 65,08% menjadi Rp179,83 miliar dari sebelumnya Rp514,98 miliar. Dari sisi jumlah aset, perseroan mencatatkan pertumbuhan jumlah aset sebesar 1,97% menjadi Rp24,92 triliun pada akhir 2020. Adapun, ekuitas berkurang 3,87% menjadi Rp9,08 triliun dan liabilitas naik 5,65% menjadi Rp15,83 triliun.

Pada 2020, SMRA membukukan pendapatan prapenjualan atau marketing sales senilai Rp3,3 triliun atau di atas target prapenjualan yang ditetapkan perseroan senilai Rp2,5 triliun, ditopang oleh penjualan produk harga Rp1,5 miliar-Rp2 miliar. Selanjutnya, target prapenjualan atau marketing sales untuk tahun 2021 ditetapkan senilai Rp3,5 triliun.

Direktur Utama Summarecon Agung, Adrianto Adhi seperti dikutip bisnis pernah bilang, kontributor target prapenjualan tahun ini bisa disumbang oleh produk perseroan di Summarecon Serpong lagi. “Target marketing sales tahun ini Rp3,5 triliun,” kata Adrianto.

Untuk mencapai target itu, SMRA akan menawarkan produk baru di setiap proyek township yang dimiliki dengan landbank saat ini sekitar 2.000 hektare. Analis J.P. Morgan Sekuritas Indonesia, Henry Wibowo menilai perkembangan yang cepat di kota-kota luar Jakarta bakal terus menopang marketing sales SMRA pada tahun ini. J.P. Morgan Sekuritas Indonesia masih merekomendasikan overweight untuk saham SMRA dengan target harga Rp1.000 per saham hingga akhir tahun ini. Beberapa katalis yang akan mendukung kinerja SMRA tahun ini disebut berasal dari pertumbuhan wilayah Bekasi yang bakal diuntungkan oleh infrastruktur LRT.

Selain itu, potensi masuknya aliran modal langsung asing (foreign direct investment/FDI) di kawasan industri area Bekasi juga akan meningkatkan perekonomian di sana. “Di sisi lain, SMRA juga terus melakukan strategi diversifikasi di daerah-daerah potensial seperti Bogor, Bandung, dan Bekasi,” tulis Henry, Arnanto, dan Cusson.

Asal tahu saja, tahun ini Summarecon Agung menargetkan pendapatan pra penjualan atau marketing sales senilai Rp3,5 triliun. Target itu lebih tinggi 6,06% dibandingkan realiasi marketing sales perseroan pada 2020 senilai Rp3,3 triliun.

BERITA TERKAIT

Divestasi Tol Semarang-Demak - PTPP Sebut Dua Investor Strategis Berminat

NERACA Jakarta – Dalam rangka upaya penyehatan keuangan, efisiensi dan juga perkuat struktur modal, PT PP (Persero) Tbk (PTPP) tengah…

Teladan Prima Agro Bagi Dividen Rp158,77 Miliar

NERACA Jakarta- Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Teladan Prima Agro Tbk. (TLDN) menyetujui untuk membagikan dividen sebesar Rp158,77…

Merger dengan Smartfren - EXCL Sebut Baik Bagi Industrti dan Operator

NERACA Jakarta- Wacana soal merger PT XL Axiata Tbk (EXCL) dengan PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) kembali menguak, membuat Presiden…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Divestasi Tol Semarang-Demak - PTPP Sebut Dua Investor Strategis Berminat

NERACA Jakarta – Dalam rangka upaya penyehatan keuangan, efisiensi dan juga perkuat struktur modal, PT PP (Persero) Tbk (PTPP) tengah…

Teladan Prima Agro Bagi Dividen Rp158,77 Miliar

NERACA Jakarta- Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Teladan Prima Agro Tbk. (TLDN) menyetujui untuk membagikan dividen sebesar Rp158,77…

Merger dengan Smartfren - EXCL Sebut Baik Bagi Industrti dan Operator

NERACA Jakarta- Wacana soal merger PT XL Axiata Tbk (EXCL) dengan PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) kembali menguak, membuat Presiden…