UANG DIGITAL HARUS GUNAKAN RUPIAH - BI: Bitcoin Bukan Alat Pembayaran Sah

Jakarta- Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menegaskan,  alat pembayaran yang sah di Indonesia adalah Rupiah, sehingga  alat pembayaran lain termasuk mata uang kripto seperti bitcoin tidak boleh dijadikan sebagai alat pembayaran yang sah. "Poin penting sesuai dengan UUD 45 di Indonesia hanya ada mata uang yang disebut rupiah. Jadi seluruh alat pembayaran menggunakan koin, uang kertas, uang digital itu harus menggunakan rupiah dan wewenangnya ada di BI," ujarnya,  Kamis (25/2).

NERACA

Pernyataan Gubernur BI tersebut tampaknya terkait dengan maraknya penjualan kripto seperti bitcoin yang belakangan ini terus mengalami peningkatan. Hal tersebut pun mendapat perhatian khusus dari Bank Indonesia sebagai bank sentral yang mengatur peredaran alat pembayaran.

Perry menuturkan,  pihaknya saat ini tengah merumuskan Central Bank Digital Currency yang akan diedarkan ke perbankan dan teknologi finansial (tekfin), baik secara wholesale maupun ritel. Rencana ini bekerja sama dengan bank sentral negara lain.

"Kemudian dalam konteks ini kami mau juga melakukan kerja sama yang erat dengan bank-bank sentral lain. Kami antara bank sentral saling study untuk menyusun dan mengeluarkan InsyaAllah ke depannya Central Bank Digital Currency demikian," ujarnya.

Untuk itu, dia menegaskan, sejak awal bank sentral Indonesia memastikan Bitcoin bukan bagian dari alat pembayaran yang sah digunakan di dalam negeri. "Sejak awal kami tegaskan Bitcoin tidak bagian dari pembayaran yang sah demikian juga mata uang selain Rupiah," tegas Perry.

Perlu diketahui, bahwa harga aset kripto Bitcoin (BTC) akhirnya menembus rekor tertinggi sepanjang sejarah, yaitu Rp500 juta. Apabila dihitung secara tahunan (year on year), harga Bitcoin sudah naik lebih dari 400 persen. Sebagai catatan, awal tahun 2020 harga Bitcoin hanya sekitar Rp90 jutaan.

Menurut CEO Indodax Oscar Darmawan,  harga Bitcoin terus mengalami kenaikan sejak akhir tahun 2020 lalu. Harga Bitcoin yang menembus level Rp500 juta tentu menjadi kabar baik bagi para investor maupun trader aset kripto. "Sekarang 2 BTC sudah setara Rp1 miliar. Ini merupakan kabar gembira bagi member Indodax yang menyimpan Bitcoin. Bagi member yang menyimpan lebih 2 BTC, mereka sudah menjadi miliarder," ujarnya, belum lama ini. .

Dia mengatakan, Bitcoin adalah aset yang menarik karena memiliki pasokan terbatas dan pasti serta dapat dilacak peredaran maupun suplainya karena teknologi blockchain di belakangnya. Blockchain ini membuat Bitcoin juga dengan mudah dapat dipindahkan kemana saja selama ada internet.

Perlu dicatat, Bitcoin hanya diciptakan 21 juta keping saja. Saat ini yang sudah berhasil ditambang sekitar 18,5 juta keping. "Jika suplai atau pasokan aset tersebut terbatas dan permintaannya terus meningkat, maka harganya akan terus naik juga. Ini diibaratkan seperti barang langka yang ingin banyak dimiliki orang. Tentu saja, harganya meningkat," ujarnya seperti dikutip merdeka.com.

Transaksi Instan

Menurut dia, hal ini yang menjadi alasan orang-orang tertarik menjadikan Bitcoin sebagai aset untuk investasi. Selain itu, Bitcoin bisa dibeli atau ditransaksikan secara instan atau seketika dan Bitcoin juga relatif sangat mudah untuk dijual kembali jadi sangat liquid dibandingkan aset lain seperti properti yang sangat sulit untuk dijual kembali.

Meskipun harganya ratusan juta dan limitnya terbatas, Bitcoin bisa dimiliki oleh siapa saja. Sebab, Bitcoin bisa dibeli atau ditransaksikan dengan pecahan desimal hingga pecahan terkecil Rp10 ribu seperti di market Indodax. "Bitcoin dan token crypto dapat ditransaksikan dalam desimal sehingga dapat dibeli hanya Rp10 ribu juga menjadi daya tarik Bitcoin yang lebih unggul dibandingkan aset-aset lainnya," tutur Oscar.

Berdasarkan data CoinDesk, harga bitcoin mencapai rekor tertinggi lebih dari US$ 41.000 pada Jumat (8/1). Saat ini, bitcoin memiliki nilai pasar lebih dari US$700 miliar, dan sebagai hasilnya, mendorong nilai seluruh pasar mata uang kripto untuk melampaui US$1 triliun untuk pertama kalinya.

"Mungkin akan menjadi US$100.000, lalu US$150.000, lalu US$ 200.000. Pada periode apa? Saya tidak tahu. (Mungkin) 5 atau 10 tahun, tapi itu terus berlanjut," kata Chamath Palihapitiya, pendiri dan CEO Social Capital, dilansir CNBC Make It.

Dengan semua hype, banyak orang bertanya-tanya apakah mereka harus berinvestasi dalam bitcoin. Tetapi cryptocurrency juga menciptakan beragam kekhawatiran. Beberapa khawatir bahwa bitcoin adalah gelembung, terlalu berisiko untuk diinvestasikan atau rentan terhadap penipuan.

Menurut editor buletin fintech FIN dan kontributor CNBC James Ledbetter, dibandingkan dengan kebanyakan investasi, bitcoin adalah investasi yang sangat tidak stabil dan berisiko tinggi. Sebab, harga bitcoin bisa meroket namun kemudian terjun bebas dengan cepat. "Jika Anda melihat secara historis pada harga bitcoin, ada beberapa kejadian di mana itu benar-benar melonjak dan kemudian jatuh dengan sangat cepat," ujarnya.

Meskipun itu bisa berarti keuntungan besar, itu juga bisa berarti kerugian besar. Itulah mengapa beberapa, seperti investor Mark Cuban, menyamakan bitcoin dengan perjudian dan menyarankan investasi hanya sebanyak uang yang Anda mampu untuk kehilangan. "Anda setidaknya harus siap secara mental dan finansial agar (kehancuran) bisa terjadi lagi. Itu bisa terjadi besok," ujarnya.

Salah satu pendiri hedge fund cryptocurrency Morgan Creek Digital Aset dan investor bitcoin, Anthony Pompliano mengatakan, meskipun harga jualnya tinggi, Anda dapat membeli dan membeli bitcoin sekecil USD5 karena ada kemampuan untuk membeli saham pecahan yang disebut Satoshi.

Namun sekitar  Juli, peretasan Twitter yang meluas membobol banyak akun selebriti, termasuk akun Presiden terpilih Joe Biden, mantan Presiden Barack Obama dan CEO Tesla Elon Musk, dalam penipuan bitcoin. Akibatnya, ratusan ribu dolar bitcoin telah ditransfer dengan alasan palsu.

Bagi banyak orang, ini menimbulkan pertanyaan seputar keamanan bitcoin. "Ada banyak contoh pencurian dan penipuan bitcoin yang menurut saya akan memberikan jeda bagi investor rata-rata, terutama jika Anda akan berinvestasi dalam jumlah besar. Saya pikir itu adalah ketakutan yang sah. Tapi ini juga berlebihan," kata Ledbetter.

Karena meskipun bitcoin memungkinkan pengguna untuk bertransaksi tanpa mengungkapkan informasi atau identitas pribadi (berpotensi membuat penipuan lebih mudah), itu tidak sepenuhnya anonim.

Setiap transaksi bitcoin didokumentasikan di buku besar digital yang disebut blockchain, di mana "dompet" mata uang kripto pengguna direpresentasikan sebagai rangkaian unik angka dan huruf acak. Melalui ini, scammer berpotensi dapat dilacak setelah fakta.

Selain itu, bitcoin sangat sulit diretas berkat blockchain. Untuk meretasnya, Anda harus mengambil alih jaringan, dan untuk mengambil alih jaringan, Anda akan memerlukan jaringan komputer Anda sendiri yang beroperasi 24/7, dan untuk melakukan itu, biayanya miliaran dolar. bari/mohar/fba

BERITA TERKAIT

MESKI TERJADI KETEGANGAN IRAN-ISRAEL: - Dirjen Migas: Harga BBM Tak Berubah Hingga Juni

Jakarta-Dirjen Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Tutuka Ariadji mengungkapkan harga bahan bakar minyak (BBM)…

PREDIKSI THE FED: - Tahan Suku Bunga Imbas Serangan Iran

NERACA Jakarta - Ketegangan konflik antara Iran dengan Israel memberikan dampak terhadap gejolak ekonomi global dan termasuk Indonesia. Kondisi ini…

PEMERINTAH ATUR TUGAS KEDINASAN ASN: - Penerapan Kombinasi WFO dan WFH

Jakarta-Pemerintah memutuskan untuk menerapkan pengombinasian tugas kedinasan dari kantor (work from office-WFO) dan tugas kedinasan dari rumah (work from home-WFH)…

BERITA LAINNYA DI Berita Utama

MESKI TERJADI KETEGANGAN IRAN-ISRAEL: - Dirjen Migas: Harga BBM Tak Berubah Hingga Juni

Jakarta-Dirjen Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Tutuka Ariadji mengungkapkan harga bahan bakar minyak (BBM)…

PREDIKSI THE FED: - Tahan Suku Bunga Imbas Serangan Iran

NERACA Jakarta - Ketegangan konflik antara Iran dengan Israel memberikan dampak terhadap gejolak ekonomi global dan termasuk Indonesia. Kondisi ini…

PEMERINTAH ATUR TUGAS KEDINASAN ASN: - Penerapan Kombinasi WFO dan WFH

Jakarta-Pemerintah memutuskan untuk menerapkan pengombinasian tugas kedinasan dari kantor (work from office-WFO) dan tugas kedinasan dari rumah (work from home-WFH)…